Chapter 6

943 98 35
                                    


* SIAPIN TISSU YAA !! *

Di tempat tidur, Azof tengah membereskan arsip data mahasiswa seni yang diperintahkan Bu Sita kemarin. Lalu pandangannya terhenti di data terakhir. Data milik Haico. Azof fokus memandangi foto berukuran empat kali enam dengan latar merah itu. Di sana rambut Haico tampak lurus rapi. Kemudian ia beringsut ke laci mengambil sebuah album acara ospek yang sudah dicetak dan ditata.

Dibukanya album berwarna toska itu. Pas di lembar ketiga lagi-lagi ia terhenti. Di sana ada foto dirinya ketika sedang bersama Haico. Ya, ia mengingat persis foto itu ketika ia dan Kirana menghampiri Haico dan Kevin yang dimarahi Melza di gerbang. Tapi yang tertangkap kamera hanya dirinya dan Haico saja, yang lain terpotong. Dan memang kebetulan posisi tempat Azof berdiri memang berdekatan dengan Haico. Bibir Azof secara otomatis melengkung sempurna menatap foto Haico yang tengah menunduk sambil menggigit bibir bawahnya seperti ekspresi ketakutan.

“Bisa aja nih si endut. Candidin gue pas banget. Pas cuma gue sama Haico aja yang kebawa,” lirih Azof pelan.

Azof akui, Haico adalah cinta pertamanya. Baru kali ini ia jatuh cinta padahal belum kenal lama. Sosoknya yang tertutup dan cuek membuatnya sulit jatuh cinta. Selama ini banyak cewek-cewek yang mengejarnya, tapi tak ada satupun yang ia pacari. Namun, apakah Azof berani mengungkapkan perasaannya pada Haico?

“Doooorrrr!!!” Jasmine mengagetkan kakaknya.

“Yaelah ngagetin aja..” Azof menoleh ke belakang.

“Liat apaan sih serius amat?” Jasmine kepo dan menaruh dagunya di pundak Azof, seolah ingin melihat isi album yang dipegang Azof.

“Apaan sih kepo lo!”

“Ih lihat apaan itu? Lihat sini lihat!” Jasmine merebut album foto itu dan Azof menariknya kembali. Mereka berebut dan akhirnya bukkk… album itu jatuh ke lantai dengan posisi tepat lembar ketiga terbuka. Sontak Jasmine penasaran dan mendekati untuk memastikan foto siapa itu. Diambilnya album itu. Azof hanya diam melongo melihat Jasmine mengambil album itu.

“Ini kan foto Haico. Kakak lagi liatin foto Haico ya? Hayoo?” Jasmine meledek Azof.

Azof tersenyum dan mengeles “apaan sih? orang lagi lihatin foto gue yang ganteng, bukan Haico-nya.”

“Alah boong lu Kak… hayoo ngaku!” Jasmine memaksa dan mengelitiki pinggang Azof, tapi Azof tak merasa kegelian. Azof membalas kelitikan Jasmine.

“Hayoloh nih gue bales nih gue kitikin…!” sambil mengelitiki pinggang Jasmine dan Jasmine-pun tertawa dan berontak kegelian.

Mama tiba-tiba masuk ke kamar Azof “heh… kenapa ini? bercanda mulu! tuh Mama udah buatin bubur kacang ijo di meja makan. Mumpung masih anget!”

“Ini Ma, Jasmine gangguin Azof mulu!” ujar Azof kesal.

“Abis aku penasaran Ma… Kak Azof lagi jatuh cinta Ma… hahaha… Nih mandangin foto temenku mulu nih!” tertawa sambil menunjukkan album itu ke Mamanya. Azof berusaha menahan tangan Jasmine, sambil membekap mulutnya agar tak banyak bicara.

Mama hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan kedua anaknya. Sebenarnya sang mama sudah tahu Azof sedang naksir teman wanitanya. Karena kemarin malampun, Mama sempat melihat Azof yang senyum-senyum sendiri memandangi salah satu lembaran di album toska itu. Wajar. Sudah berusia dua puluh tahun. Sudah waktunya Azof memiliki kekasih.

***

Masih di suasana kamar─di lain tempat, malam itu Haico sedang menulis dalam buku diary pingnya. Seperti biasa, awalnya ia sedang bernyanyi dengan piano kesayangannya. Setelah bosan, ia beralih memainkan gitar kesayangannya juga. Dan setelah dirasa lelah, sebelum beranjak tidur, tangan mulusnya menulis indah dalam diary,

Melodi Abu [ ✔️ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang