Gilang dan Pras berserta orang-orangnya berusaha sekeras mungkin menahan gempuran dari sekelompok orang yang menyerang mereka secara tiba-tiba. Mereka bukan pasukan Batalyon Yonzikon, melainkan kelompok separatis yang selama ini meneror kota ini.
"Akhirnya kalian keluar juga, para bedebah." Ujar Pras.
Setelah sebelumnya menyaksikan rekan satu timnya mati tertembak, amarah Gilang menjadi tak terkendali. Ia terus bergerak maju tanpa memperdulikan sniper yang bisa menembak mati ia kapan saja.
Gilang berpindah dari satu mobil ke mobil lainnya seraya membalas tembakan para penjahat itu. Bidikannya nyaris selalu tepat sasaran. Melihat keahlian bertempurnya, tak heran mengapa ia menyandang gelar 'Kapten'. Dan ia sangat menginginkan kepala seorang sniper yang telah membunuh Dimas.
"MAJU, BANGSAT!" Teriak Gilang kepada pasukan Agen Pras yang tertinggal cukup jauh di belakang.
Di tengah pertempurannya, suara kresek-kresek dari earphone radionya tiba-tiba terdengar. Gilang yakin itu adalah sinyal radio dari Ari dan Adam yang kembali terhubung dengannya.
"Ari?! Adam?!"
"Gilang, kau mendengarku?" Terdengar suara Ari yang muncul dari radio.
"Ya, sangat jelas." Jawab Gilang.
"Kau tidak apa-apa?"
"Tidak usah khawatirkan aku, Adam bersamamu? Di mana kalian sekarang?" Tanya Gilang seraya bersembunyi di balik bangkai mobil.
"Ya, dia bersamaku. Kami berada di suatu bundaran jalan. Aku mendenger suara gemuruh tembakan dari sini. Itu kau?"
"Ya."
"Bagaimana dengan Dimas? Dia bersamamu?"
Gilang sedikit lengah saat tengah berkomunikasi dengan Ari, sebutir peluru menggores sikut kanannya.
"Argh, anjing! Kemarilah dan lihat dengan matamu sendiri!"
"Baiklah, kami segera ke sana."
Kapten Gilang kembali meneruskan pertempurannya. Ia kembali maju seraya menggempur kelompok kriminal itu. Satu-persatu mati di tangan Gilang. Ia benar-benar tidak takut dengan banyaknya jumlah mereka, yang ada di pikirannya hanya satu.
"Akan kubunuh sniper sialan itu!"
"Kapten, aku melihatnya, si sniper itu." Ujar Pras melalui radio.
"Di mana?!"
"Dia di atas JPO itu, kau melihatnya?"
Gilang pun menatap ke arah JPO yang dimaksud Pras. Dan ia melihatnya, sniper yang tengah fokus membidik lawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFANTERI
ActionIbu Kota Indonesia dilanda badai angin maha dahsyat yang datang secara berkala. Akibatnya akses menuju kota tersebut pun ditutup untuk sipil oleh pemerintah. Batalyon Infanteri Yonzikon 201 diterjunkan untuk melakukan evakuasi. Hampir satu tahun Bat...