Hari ini Renjana benar benar tak fokus dengan pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru di depan kelas. Pikirannya masih berkelana jauh pada adegan yang terus berputar-putar di otaknya. Apa iya?
Kenapa hidupnya se sial ini?
"Renjana ayo ke kantin!" Renjana dengan enggan melirik teman barunya. Sia, seumur umur Renjana hanya memiliki teman laki-laki. Sia adalah teman perempuan pertamanya.
"Males banget si. Gue mau dikelas aja" sia menggeleng tak setuju. "Kenapa dah, dari tadi pagi gak semangat gitu?" tanya sia. Renjana tak berniat menjawab ia hanya menggeleng.
"Ngga kekantin yuk barengan sama sia" Renjana mengajak angga, gadis berambut coklat disampingnya ini terus merengek mengajaknya ke kantin. Lama-lama ia jadi terganggu
Tak menunggu jawaban Anggara gadis itu langsung menarik tangan angga menuju kantin dengan sia disampingnya. Sedangkan sia gadis itu menatap aneh pada mereka berdua, seolah sudah kenal dekat.
Dia tau si bisu itu sangat pendiam dan hampir tak memiliki teman.
"Kalian udah kenal dari lama?" dengan spontan Renjana dan angga saling bertatapan sebelum mengalihkan atensinya pada Sia. Renjana mengangguk santai. Tak mengelak dengan ucapan sia.
Dia tau sia juga pasti tak akan percaya jadi untuk apa berbohong, dosanya sudag terlalu banyak.
"Iya diakan suami gue" jawab Renjana dengan pandangan lurus kedepan sama sekali tak menoleh pada sia.
"Ehhhh! Kenapa berhenti sih ngga ihh" gadis itu mempelototi angga yang tiba tiba berhenti,sehingga ia nyaris terjungkal kebelakang karna tangan Renjana masih menarik tangan angga ke kantin.
Dengan panik angga menggeleng pada sia, seolah mengatakan bahwa Renjana hanya bercanda dengan ucapannya.
Sia gadis itu menyaksikan interanksi kedua orang itu dengan tertarik. "Wahhh! Pasti kalian udah kenal lama yah" sia menyimpulkan itu karna melihat gelagat dan interaksi mereka berdua.
"Aku gak nyangka loh kalau angga itu punya temen" lanjut sia antusias.
Renjana hanya menggeleng memandang angga seolah kasihan. Dia tak tau ternyata kehidupan suaminya yang satu ini sungguh tak menarik.
Mungkin menggoda putra keluarga dharmestu menyenangkan toh dia juga tak akan dimarahikan. "Kenapa kamu kan benar suami aku. Mau selingkuhlh ya kamu?" dengan lebih panik angga menggeleng lebih kencang mendengar tuduhan Renjana.
"Hahhaha kalian lucu banget dah, yaudah ayo kekantin nanti keburu bel" ajak sia. Gadis itu masih tertawa menganggap ucapan Renjana adalah guyonan belaka. Sia hanya tak tau teman barunya itu sudah menikah bahkan dengan 5 laki-laki sekaligus.
Angga menuliskan pesan pada Renjana, ia terlalu buru buru untuk menemui gadis itu dulu. Hari ini ia harus ke rapat osis. Yah Angga mengikuti osis dan menjabat sebagai bendara 2.
Renjana,maaf aku ada rapat mendadak. Nanti kamu di jemput Pak Omar.
"Kagak pulang lo Ren?"
"Iya ini mau pulang, ya udah gue duluan yah. Lo kan ada ekstra kulikuler hari ini" Sia hanya mengacungkan satu jempolnya lalu melambaikan kedua tangannya pada Renjana yang mulai menjauh
"Harusnya gue bawa si coco kesini. Pasti si Anjani bakalan kelayapan terus nih, kan kasian coco" Gadis bertas hijau tosca itu terus menggerutu sambil berjalan menuju gerbang depan.
"Renjana!!" Dengan cepat Renjana mendongakkan kepalanya, ia mengenal suara siapa itu. Orang yang membuat kepalanya terbebani sejak tadi pagi.
"Masuk!"
"Hah" Renjana yang cengo hanya plonga plongo menanggapi perintah itu.
"Masukk! renjana"
"I iya" dengan cepat Renjana masuk kedalam mobil. Gadis itu hanya duduk dengan kaku,tak seperti biasanya. "Kamu sakit?" Tanya Brama.
Dengan cepat Renjana menggeleng tanpa menatap brama disampingnya gadis itu menatap keluar jendela dengan pikiran berkecamuk mengingat adegan yang ia lihat di Klub semalam.
"Angga kamu yakin mau kesini? Mau ngapain sih. Lo kan anak baik baik" bukannya Renjana sok suci menceramahi Angga. Ia memang biasa ke klub dengan temannya. Apalagi kebanyakan hanya lelaki.
Renjana hanya memastikan saja,takutnya angga tadi sedang melindur saat mengajaknya ke klub.
Angga tak menghiraukan gadis yang masih saja kepo alasannya kemari.
"Aku ada urusan disini,kamu bisa tunggu disini dulu? Aku harus pergi sebentar" setelah menuliskan pesan pria itu langsung pergi tanpa menunggu tanggapan Renjana.
Sedangkan yang ditinggalkan hanya mengumpati angga. Bisa bisanya setelah mengajaknya kesini, pria itu malah pergi entah kemana.
Dari pada mabuk Renjana memilih ke kamar mandi terlebih dahulu. Bisa digorok suaminya dia,kalau ketawan mabuk.
"Jangan gila do, kita cuman temen doang!" Keningnya berkerut samar, ia mengenal suara pria yang terdengar marah. Gadis itu menuju sumber suara dengan hati hati. Takut takut ia salah orang, kan gak lucu
"Apa lagi Bram,gue suka sama lo" langkah renjana otomatis berhenti. Bram? Brama?.
Apa benar itu brama. Si cabe cabean
"Minggir lo!" Dengan penasaran gadis itu segera menuju asal suara. Dan betapa kagetnya dia melihat pemandangan di depannya.
Gadis itu hanya berdiri mematung dengan raut tak percaya yang menghiasi wajah ayunya
Disana brama nampak berciuman dengan seseorang. Renjana memang tak suka brama jadi ia tak masalah. Tapi ini, pria itu nampak berciuman dengan seorang laki-laki. Gila laki laki?
Jadi brama homo. He is a gay?
Dengan cepat gadis itu beranjak dari tempatnya berlari mencari keberadaan Anggara.
Renjana menghembuskan nafas kasar kemudian nengacak rambutnya kasar. Kini ia sudah mulai paham kenapa laki-laki itu tak pernah menyukainya. Pasti karna ia merasa tak suka,dan takut pacar gay nya tau.
Sialan
"Kamu kenapa? Sakit?" tanya brama. Dengan reflek tangannya menyentuh kening Renjana yang langsung ditepis oleh empunya.
Gadis itu melotot horor pada brama. Tapi dengan segera ia menetralkan ekspreainya.
"Enggak, bisa berhenti sebentar" jelas brama tau gadis itu nampak tak nyaman disampingnya. Karna itu ia hanya diam saja."Kenapa?" brama masih mentap gadis itu nampak sekali kegelisannya. Walaupun begitu brama tetap menepikan mobilnya.
Dan dengan cepat pula Renjana keluar dari mobil brama. Ia harus menenangkan fikirannya dulu."Sialan,katanya pak omar yang jemput tapi kenapa si cabe jadi jadian yang jemput. Gue belum siap ketemu dia." gadis itu berlari tak menghiraukan panggilan brama di belakangnya.
Yang ia fikirkan sekarang hanya satu lari dari brama.
Jan lupa vote yah
KAMU SEDANG MEMBACA
not Drupadi but Renjana
FantasyAnggap saja ini seperti kisah Drupadi yang memiliki 5 suami yaitu Pandhawa. Tapi ini berbeda seorang Renjana Ayodhya yang akan menikah dengan 5 lelaki sekaligus yang tak diketahui rupanya. Renjana Ayodhya tak pernah berfikir akan dilamar oleh keluar...