Entah konsep penganti berganti pakaian dalam sesi resepsi pernikahan dicetuskan siapa dan untuk apa, Yosi dan kawan-kawan beruntung bahwa Tata tidak menggunakan konsep seperti itu. Hal yang perlu disyukuri adalah mereka merupakan teman dekat Tata jadi memiliki privileg untuk tidak ikut foto sesuai urutan yang dibacakan karena akan lebih leluasa foto-foto dilakukan setelah acara selesai dan tamu lain sudah pergi. Jadi, ketika para tamu terhormat yang mendapat panggilan foto bersama harus meletakkan piring mereka sejenak untuk foto, maka tidak untuk Yosi dan kawan-kawan.
"Eh inget nggak, pas Kelas Tiga, Tata dihukum pakai jilbab pelanggaran?" tanya Puput setelah meletakkan piringnya di bawah kursi tempatnya duduk.
"Inget dong!" ucap Luluk.
"Sik, aku itu masih bingung loh, kok bisa ya Tata dikasih jilbab Keamanan?" tanya Hanum.
"Ya karena Tata kan emang nggak suka nari-nari, la pas acara apa gitu loh yang pas ketuanya Ukhty Ema, dia disuruh ikut yang nari-nari. Nggak mau kan dia. Apalagi yang nyuruh Ema ya udah sama Ema dikasih jilbab Keamanan, bakal dilepas kalau dia hafalan juz amma. Eh selesai dong dalam waktu dua hari" jelas Dina.
"Yaampun segitunya sebel sama Ukhty Ema. Totalitas bikin dianya sebel balik" ucap Hanum diikuti tawa yang lain.
"Itu kaya kemenangan bagi semua santri deh. Orang pas Tata udah ganti ke jilbab yang normal pada dikasih selamat di kamar. Pada sorak-sorak pelan itu anak-anak kamar. Santri dari Kamar Satu dan Dua juga pada ke Kamar Tiga" ujar Dina.
"Iya trus gara-gara selebrasi kita eh gantian aku yang diincer sama Ema. Dikira aku yang ngajak-ngajak orang-orang nakal" keluh Yosi.
"Eh iya aku masih inget, loh itu kamu disidang jadi imam" ucap Puput lantas terbahak, hampir membuat es yang diestafetkan Luluk dari peladen hampir tumpah.
"Jadi imam?" tanya Hanum lagi.
"Iya, itu yang disidang di depan ruang kelas habis maghrib. Yosi jadi imam, di belakangnya baris orang kamar tiga, kan?" tanya Puput memastikan apa yang dia ingat.
"Itu kamu diocehin apa aja, to Yo?" tanya Dina.
"Ah embuh nggak paham aku. Yang inget banget itu si Tika. Aku nggak dengerin, males juga dengerin Ema cececowet. Lagian kayanya emang dia aja yang kesel sama aku trus temen-temennya diajakin biar kaya disidang padahal ya temen-temennya nggak ngomong" jelas Yosi.
"Bully banget tuh Ema. Alhamdulillah sekarang udah nggak" kata Dina.
"Tahu darimana?" tanya Luluk heran.
"Dari facebook"
"Oh! untung aku nggak berteman" ucap Yosi.
"Eh iya, Tika di mana ya sekarang? Kok udah nggak ada kabar, sih? bukannya dia ada di grup whatsapp, ya?" tanya Hanum dan lantas membuaut teman-temannya diam. Yosi hanya mengangkat bahunya sedikit tanda dia juga tidak tahu.
Hanum ingin bertanya lebih tapi dia urungkan.
**
Para tamu sudah mulai pergi, Yosi dan kawan-kawan baru saja mengambil satu kali foto bersama dengan mempelai, tiba-tiba Luluk dengan
"Eh aku nggak jadi ikut ke rumahnya Dina, ya. Udah harus pulang nih, mertua masuk rumah sakit. Baru aja dapet whatsapp" ucap Luluk pada sahabat-sahabatnya, "Selamat ya, Tata dan Mas Amir. Doa terbaik pokoknya ya".
"Iya hati-hati ya, Luk. Makasih udah mau datang" ucap Tata tulus.
Ketika Luluk dan suaminya turun panggung, yang melanjutkan sesi foto bersama. Hanya Yosi yang masih sesekali memeperhatikan bagaimana Luluk bersama suami dan anak mereka berjalan menuju tempat di mana motor mereka terparkir. Setelah Luluk dan keluarga kecilnya benar-benar menghilang dari pandangan. Yosi mulai memandang teman-temannya satu persatu. Tata yang terlihat sangat bahagia terus menggandeng suaminya, seperti mereka tahu bahwa mereka tidak akan berpisah atau terpisahkan kecuali itu kuasa Tuhan. Hanum, wajah kalemnya menunjukkan betapa tulus setiap senyum yang tersungging di bibirnya, sangat bermanfaat untuk menutupi perasaan tidak enakannya yang biasanya keterlaluan. Dina dengan wajah cerianya sesekali melontarkan guyonan yang membuat siapa saja tertawa, bahkan mas-mas bagian sound system juga tertawa mendengar apa yang membuat sesi foto bersama menjadi sangat ramai. Puput, sebagai pemilik tubuh paling kecil dari yang lain, sangat mafhum melihat gerak-geriknya sangat lucu, tapi memang sudah bakatnya memberikan ide-ide lucu untuk pose foto. Ada yang instagramable dan ada juga yang tidak, apapun itu Tata tidak banyak bergaya karena gaun yang terlalu panjang ekornya dan sepatu hak tingginya yang kelewat tinggi untuk sedikit sejajar dengan Amir yang terlampau tinggi untuk Tata yang tingginya standar tinggi kebanyakan wanita Indonesia.
Selesai berfoto dengan Yosi dan kawan-kawan, Tata berfoto bersama dengan teman-teman 'bridesmaid'-nya. Saat itu juga, Yosi, Dina, Hanum, dan Puput meninggalkan tempat resepsi pernikahan. Sesekali mereka berempat melihat pada Tata yang berbahagia masih asik berfoto dengan teman-temannya yang lain.
"Udah mbo pesenkan to, Din baksonya?" tanya Puput.
"Ya Allah iya sayangku, sudah siap di rumah, udah dipanasi juga sama Ibu. Santai yaa" jawab Dina gemas pada Puput.
"Habis ini siapa?" tanya Yosi.
Tidak langsung dijawab oleh Puput, Hanum atau Dina. Karena mereka juga tidak tahu jawabannya.
"Pokok e aku terakhir. Terserah kalian siapa yang mau duluan, ya" tambah Yosi.
"Eh sok tahu banget kamu, jangan coba-coba mendahului Allah ya" tukas Dina.
"Aku itu cuma mengatakan keinginan, syukur Alhamdulillah kalau sama Allah dikabulkan" jelas Yosi.
"Eh tapi kayanya bakal kejadian, deh. Dulu si Luluk sama Tika kan rebutan bakal nikah duluan, eh kejadian kan Tika nikah trus beberapa bulan setelahnya Luluk" Puput angkat bicara.
"Aku kiranya sih Dina bakal duluan habis ini" Hanum berasumsi.
"Kok bisa?" tanya Dina kaget.
"Ya kan ngira kamu sama Hafid bakal awet setelah sekian lama drama" jelas Hanum membuat wajah Dina langsung sepat.
"Eh iya, Hafid gimana ya sekarang, Din?" tanya Puput menggoda Dina.
"Ah bodo amat" jawab Dina Sewot.
"Eh kok bisa putus sih kalian itu? heran aku tuh" ucap Yosi ikut memanas-manasi Dina.
"Halah nggak usah sok nggak tahu. Udah selesai ya udah selesai, nggak usah dilanjut. Hop!"
Puput seperti tak bisa diam, dan momen membully Dina sangat seru, "Emang beneran pacaran, kok bisa putud?" katanya.
Dina yang sudah mulai sebal segera menuju motornya, "Udah! uda! ayo pulang aja. Makan bakso enak"
KAMU SEDANG MEMBACA
What next? Who Next?
Teen FictionYosi, Dina, Puput, Luluk dan Hanum bertemu dalam pesta pernikahan Tata. Enam perempuan bersahabat tersebut menerka-nerka mengapa salah satu sahabat mereka, Tika tidak datang. Dalam pesta pernikahan (slash) reuni yang berlangsung selama kurang lebih...