Tika dan Yosi menyembunyikan novel Laskar Pelangi di lemari Tika karena lemari tika lebih rapi dan tertata dari lemari Yosi, serta Tika lebih rajin.
"Kamu habis ku, nggak? Mumpung belum ada yang antri nih setelahku" tanya Yosi pada Tika dengan suara yang sepelan mungkin, meski di dalam kamar hanya ada mereka berdua, tidak ada yang lain.
"Nggak hobi baca akutuh. Tapi kok kayaknya seru, ya"
"Yaudah baca aja, kamu habisku, ya!"
Saat Yosi menyelesaikan ucapannya, Marisa, Kelas Empat, masuk dan langsung menuju ke arah Yosi seperti bandar narkoba yang menemui pelanggannya, tatapannya yang waspada juga terlihat seperti itu. Tangan Marisa yang tersembunyi dalam kerudung langsung keluar dan telah memegang buku Sang Pemimpi, buku kedua dari Laskar Pelangi.
Menyerahkan buku kepada Yosi dan langsung diterima oleh Yosi dengan baik, "Jangan sampai ketahuan, loh ya" kata Marisa dengan sungguh-sungguh.
"Siap!" ucap Yosi sungguh-sungguh. Yosi merasa seperti pengedar narkoba yang diancam oleh bosnya dan seperti bandar yang baik, dia akan dengan sepenuh hati menjalankan apa yang diperintahkan.
"Ukhty Ema nyebelin soalnya" tambah Marisa menyebut Ketua Bagian Keamanan yang menjadi musuh bersama seluruh santri, "Minggu lalu tahu sendiri kan Yurna ketahuan bawa novel juga, langsung dirampas sama Ukhty Ema, trus dimarahin di depan semua orang" lanjut Marisa.
"Halah padahal itu di dalam kamar mereka, juga dibaca sendiri sama Ukhty Ema" Tika tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak suudzon.
"Iya nggak tahu tuh, nyebelin banget mentang-mentang Bagian Keamanan" Yosi juga mulai berapi-api.
"Iya, pokoknya harus hati-hati, apalagi kalian kan Kelas Tiga. Diuber-uber sama Keamanan terus"
"Iya, udah hampir empat bulan jadi Kelas Tiga ada aja kesempatan Ukhty Ema buat ngumpulin kita. Kumpulnya juga bahas nggak penting, ngomongin adab lah apa lah, udah empat kali dikumpulin. Mending kalau dimarahin dan dikasih hukuman, la itu nggak"
"Ya karena kalian nggak ada salah-salahnya makanya diadain acara begitu. Diuber-uber kalian itu" jelas Marisa.
Fakta menjadi Kelas Tiga adalah hal yang paling buruk yang akan terjadi dalam hidup santri Al-Mufakirin, karena semua mata OSPPM Al-Mufakkirin (Organisasi Santriwati Pondok Pesantren Modern), apalagi Bagian Keamanan, terutama Ukhty Ema, yang entah mengapa suka sekali menjadi common enemy seluruh santri. Begitu pun juga masih saja ada santri yang caper dan cari muka. Belum lagi Ustadzah Riayah, bukan hanya mendapat wali kelas Ustadzah Riayah, yang Yosi dan kawan-kawannya sudah bisa mengatasi karena faktanya Ustadzah Riayah tidak menyeramkan dan lebih suportif dibanding Ukhty Ema. Tidak lupa pertanyaan dan asumsi santri lain tentang siapa yang dari Kelas Tiga yang akan bertahan lelu melanjutkan ke Kelas Empat dan siapa yang akan keluar.
Selain marabahaya yang menghantui, Kelas Tiga, Yosi dan kawan-kawannya, juga mendapat hadiah dengan dua santri Kelas Satu Intensif, Puput dan Hanum, yang kelak, setelah tahun depan naik kelas Tiga Intensif dan Yosi dan kawan-kawannya Kelas Empat, kedua kelas tersebut akan menjadi satu saat Kelas Lima. Setidaknya, anggota baru menjadi penyegar di tengah ancaman yang mereka takuti dalam persiapan menghadapi Ujian Akhir Nasional. Setidaknya, mendengarkan suara super medok Puput dan menggoda Hanum si pendiam merupakan hiburan yang sangat menyenangkan.
**
Sore itu, lima belas menit sebelum bel wajib ke masjid pukul lima tepat, Tata masuk kamar dengan wajah ditekuk. Duduk di depan lemarinya, tidak melakukan apa-apa selain melipat tangannya.
"Ente habis mandi kenapa tambah butek, sih?" tanya Yosi yang sedang berdiri menata buku-bukunya.
"Bete aku lihat kelakuannya Dina. Dia itu sekarang suka banget ngobrol lama sama Syakila dan Ukhty Mira. Di jemuran, kamar mandi, waktu belajar. Sempet aja tuh anak" cerocos Tata.

KAMU SEDANG MEMBACA
What next? Who Next?
Teen FictionYosi, Dina, Puput, Luluk dan Hanum bertemu dalam pesta pernikahan Tata. Enam perempuan bersahabat tersebut menerka-nerka mengapa salah satu sahabat mereka, Tika tidak datang. Dalam pesta pernikahan (slash) reuni yang berlangsung selama kurang lebih...