Ibu - ibu arisan sudah hengkang sekiranya lima belas menit lalu. Meski begitu, ruang tamu sudah kembali dijejaki lagi-- oleh si pemilik rumah sendiri, juga satu tamu tak diundangnya, Yasha Taehyung Adipati.
"Kenapa ke sini?" tanya Jimin berlagak ketus.
"Lo ingat kan soal hukuman gue, yang harus jalan sama lo seminggu penuh." balas Taehyung tak kalah ketus.
"Hoooo..." bibir Jimin membentuk huruf O sempurna. Ia pun mengangguk - ngangguk dan tersenyum - senyum tipis. Beruntung Taehyung jarang mengamati Jimin jadi pria itu tidak menyadari jika Jimin sedang seperti orang gila.
"Eum, kalau gitu bilang dulu kek, mendadak gini kan gue nggak bisa siap - siap," kata Jimin lagi.
"Gue udah DM ig lu ya, belum lu read sampai sekarang."
"Huh? Masa? Oh, nggak ada kuota ehe, maaf,"
Taehyung mencebik keras. Pria itu menubrukkan punggungnya ke sandaran sofa, tak habis pikir dengan Jimin yang santai sekali bilang tidak ada kuota dan meminta maaf. Tidak tahu saja Taehyung benar - benar seperti orang bodoh hanya untuk mencarinya tadi di kampus, dan berakhir mencari alamat rumah Jimin sekalian.
Beruntung saat sampai di rumah Jimin yang menyambutnya Namjoon bukan ibu - ibu arisan yang masih beberapa di ruang tamu. Jadi Taehyung bisa langsung ke atas untuk menghindari interaksi.
Mungkin lebih baik Taehyung tidak menanggapi saja entah hari ini akan jalan bersama atau tidak tapi baginya ini perkara tanggung jawab. Ia melakukan kesalahan dan mendapat hukuman jadi meski tidak suka juga ia akan tetap melakukannya.
"Yuhu, ini bunda buatkan teh, diminum ya~ biar tenang," kata bunda Jimin yang tiba-tiba hadir. Meletakkan dua cangkir berisi teh hangat di meja.
"Bunda campurin racun apa gimana itu teh, kok biar tenang(?)" tanya Jimin ambigu dengan kalimat terakhir bundanya.
"Sembarangan mulutnya! Bunda kalau mau bunuh orang juga mikir - mikir kali Yan, harus dengan cara apa, yang estetik intinya." balas sang bunda, dan sang putra yang mendengar hanya terbengong melirik.
Terangkanlah...
"Bunda ke belakang dulu ya, kalian lanjut ngobrol lagi silahkan," pamit bunda Jimin, sebelum berbalik lagi karena teringat sesuatu. "Oh iya Yayan, malam ini bunda sama kak Joonie mau hadiri acara resepsi nikahannya mas Rohmani Jisung, anaknya pak kades Lestari, yang rumahnya gedong itu loh,"
Jimin mengerutkan dahi, sebenernya masih tidak tahu, tapi ia langsung memasang raut ingat sesuatu dan mengangguk - ngangguk saja kemudian. Toh inti pembicaraan bundanya bukan itu.
"Kamu jaga rumah ya sayang,"
Nah, ini intinya. Disuruh jaga rumah. Astaga mau misuh, batin Jimin. Lain dengan yang ia lakukan, mengangguk patuh. "Okeh bund,"
"Kalau kamu takut sendiri, sama mas Yasha juga nggak papa kan ya? Kalian mau jalan - jalan juga kan abis ini? Nanti kalau udah pulang mas Yasha temani Jimin dulu ya,"
Jimin ingin bejingkrakkan rasanya. Hmmm mas Yasha ya... gumamnya dalam hati. Entah kenapa ia menahan senyum, padahal tidak ada hal manis atau mendekati lucu di sini.
"Gimana mas?" tanya bunda Jimin pada Taehyung.
"Ya. Nggak masalah kok tan," jawab Taehyung seadanya. Bunda Jimin pun memberi jempol sebagai balasan sebelum meninggalkan ruang tamu dan dua anak Adam itu.
"Jadi mau jalan kapan nih?" tanya Taehyung.
"Eum, gue ganti baju dulu." balas Jimin. "Tapi nanti berangkatnya jam setengah empat aja ya, jalan - jalan sore biar nggak kepanasan, kita makan siang dulu." lanjutnya dengan sedikit berseru karena ia sudah di pertengahan tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rockstar Vintage [VMIN]
Fiksi PenggemarLokal Fanfiction - BxB - VMin Andai dia tidak memukul bola baseball terlalu keras dan kencang saat praktik olahraga, mungkin kaca fentilasi ruang musik yang sudah retak tidak akan pecah dan Jimin sebagai salah satu penghuni ruangan itu tidak akan te...