• Last Day

12 4 1
                                    

Penulis : Rizky Bintang Lubis
Akun Wattpad : RiskyyLubiss

🌷🌷🌷

Pemuda tampan nan tinggi bernama Albarek Alexander sedang berjalan jalan menelusuri sekitar perkotaan tempat dia menjalani hidupnya.

Sembari berjalan, dia tersenyum kepada orang-orang yang berlalu lalang di sekitar. Belum jauh berjalan, dia melihat dua orang pria berbadan tinggi besar sedang berkelahi dengan wanita manis berpenampilan sexy dan bisa dibilang bad.

Albar mempercepat langkahnya untuk melihat apa yang sedang terjadi di sana.

Ternyata wanita manis itu sedang memperebutkan sejumlah uang dengan dua pria tersebut. Albar mendekat, lalu membantu wanita itu berkelahi. Akhirnya, kedua pria itu kabur, membawa uang yang berhasil diambil mereka.

"Kamu baik-baik aja?" tanya Albar kepada wanita manis itu.

"Tidak perlu sok peduli sama gue, deh," ketus wanita itu sambil mengelap sedikit darah yang keluar dari bibir cantiknya.

"Astaga! Mulutmu berdarah. Ayo kita obati," kata Albar mengabaikan perkataan kasar wanita manis itu.

Tanpa meminta izin wanita itu, Albar membawanya menuju tempat dia tinggal. Setelah sampai di sana, Albar segera mengambil kotak P3K dam mengobati luka si wanita manis itu.

"Kalau luka kamu tidak diobatin, nanti bisa infeksi. Lagian kamu ngapain, sih, pake berantem sama preman? Tidak baik tahu buat cewek," tanya Albar saat mengobatinya.

Wanita manis itu hanya mendecih tanpa mengatakan sepatah kata.

"Sudah selesai," ucap Albar sembari tersenyum manis.

"Makasih," ucap wanita itu dengan nada yang sama sekali tidak bersahabat.

"Sama-sama. Oh iya, siapa namamu?" tanya Albar.

"Gue Gabriela Michelle, panggil saja Briel. Kalau lo siapa?" Wanita manis itu bertanya balik.

"Aku Albarek Alexander, panggil saja Albar," jawab Albar. "Oh iya, tadi kenapa kamu bisa berantem sama dua preman itu?" tanyanya penasaran.

"Itu bukan urusan lo dan tidak usah sok peduli sama gue. Itu percuma aja karena pada dasarnya semua orang itu munafik," jawab Briel ketus

"Tidak semua orang bersifat sama. Kamu tidak boleh menilai seseorang dengan secepat itu," ujar Albar dengan nadanya yang kalem.

"Alah! Tidak usah ceramah, deh, percuma tahu tidak? Muak gue dengarnya," kata briel emosi.

"Terserah kamu mau dengar aku atau tidak. Tugas aku cuma ngingatin kamu," ucap Albar dengan sabarnya.

"Duh, lebay banget sih jadi orang! Lama-lama bisa muntah gue. Lebih baik gue pergi," ucap Briel dengan tidak sopan, kemudian dia meninggalkan kediaman Albar begitu saja.

🌷🌷🌷

Setelah kejadian tersebut, Albar sering memikirkan wanita manis itu sampai membuatnya tidak bisa tidur. Albar terus saja penasaran hingga dia bertekad untuk pergi menemui wanita itu. Padahal dia tidak tahu di mana wanita itu tinggal.

Laki-laki itu terus mencari dan akhirnya melihat wanita manis itu tengah beradu mulut dengan seorang pria paruh baya yang tak dikenalnya. Dia mendekat ke sumber suara tanpa menghentikan kedua orang tersebut.

"Ngapain Papa nyari-nyari Michelle? Memangnya Papa masih menganggap Michelle anak Papa? Bukannya Papa lebih mentingin si pelakor sama jalang sialan itu?" Suara Briel menantang.

Kumpulan Cerpen (Part 1) : Akhir TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang