Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi

Bab 1 - Theona & Raja Enrick

40.2K 5.1K 414
                                    



Bab 1 - Theona & Raja Enrick


Tujuh tahun kemudian....

Athena kesulitan memarkirkan sepeda karena selain keranjang besar berisi stroberi yang dia bawa, tempat parkir itu juga lebih penuh dari hari sebelumnya. Mungkin ada festival dan sejenisnya hingga pasar tempatnya menjual buah hasil kebun kini sesak dengan berbagai kendaraan.

"Ibu, kenapa hari ini pasar ramai sekali?" Theona, putrinya yang berusia hampir tujuh tahun itu bertanya. Theona biasanya tidak mau ikut, tetapi hari ini entah mengapa putrinya itu merengek ingin ikut serta dengannya.

"Mungkin akan ada festival," jawab Athena singkat.

"Tidak ada festival, Nyonya. Ada kunjungan Raja Axel ke pasar ini, karenanya pasar jadi ramai." Seorang pedagang sayur yang mendengar percakapan Athena dan Theona akhirnya menyahut.

"Beliau datang ke pasar ini? Untuk apa?" tanya Athena.

"Yang kudengar, daerah kita mendapatkan giliran untuk kunjungan tahunan seperti biasa, karena seperti yang kita tahu, tujuan utama Raja Axel adalah memakmurkan semua rakyatnya secara merata. Beliau telah bekerja sama dengan beberapa kerajaan di luar untuk ekspor hasil bumi kita."

Athena hanya mengangguk. Raja Axel William merupakan raja muda yang beberapa tahun terakhir memimpin Midlane, tempatnya tinggal. Sang Raja disayangi oleh seluruh rakyat Midlane karena membebaskan tanah Midlane yang dulunya hanya sebagai wilayah kecil dari suatu negara. Ya, Midlane saat ini benar-benar menjadi negara yang merdeka. Semua itu tentu karena perjuangan panjang dan juga bantuan dari banyak pihak. Termasuk dari kerajaan besar yang cukup berpengaruh di dunia, yaitu Kerajaan Valencia.

Athena mengembuskan napas panjang saat mengingat Kerajaan Valencia, karena tidak jauh dari kerajaan itu terdapat Andora, negeri asalnya. Athena menggeleng, mencoba melupakan semua masa lalunya.

"Jadi, tidak akan ada festival, ya, Bu?" tanya Theona kemudian.

"Ya, seperti yang kau dengar dari bibi itu. Tapi jika beruntung, kita bisa melihat Raja hari ini," ucap Athena.

"Kemungkinan raja dari Kerajaan Valencia juga datang." Komentar salah seorang pedagang lain. "Dari berita yang kulihat di TV kemarin, rombongan Raja Valencia sudah mendarat di Istana Utama Midlane."

"Ibu, kubilang juga apa. Lebih baik kita membeli TV agar tidak ketinggalan berita!" Theona menggerutu. Sudah sejak lama dia ingin memiliki televisi, tetapi Athena tidak kunjung membelikannya.

"Kau masih bisa menonton TV di rumah temanmu. Lagi pula, jika kita memiliki TV, listrik akan menjadi mahal dan kau akan lupa belajar," jelas Athena yang membuat Theona memanyunkan bibir. "Sekarang, bantu Ibu menata keranjang bluberi di sana."

Ya, sedari kecil Athena mengajari Theona supaya disiplin, bertanggung jawab, dan tidak boros. Dia juga mengajari Theona tentang bekerja keras.

"Ngomong-ngomong, putrimu cantik sekali. Warna matanya sangat indah." Si Bibi penjual sayur yang sejak tadi masih memperhatikan Athena dan Theona akhirnya membuka suaranya. "Orang tuaku dulu berkata bahwa orang yang matanya berwarna perak kemungkinan besar adalah keturunan bangsawan."

Athena tidak suka mendengarnya, sungguh. Namun, dia hanya bisa tersenyum.

"Guru sekolahku pun berkata bahwa namaku dalam bahasa Yunani berarti 'putri Raja'. Ah, andai saja itu benar." Theona tersenyum senang.

"Theona." Athena merasa tidak suka jika Theona lagi dan lagi membahas tentang namanya.

"Aku hanya bercanda, Bu. Lagi pula, mana mungkin aku memiliki ayah seorang Raja?" Theona tertawa lebar. Yang tidak dia ketahui adalah bahwa saat ini Athena hanya bisa merasakan sesak di dadanya. Seperti janjinya pada Debora beberapa tahun yang lalu, bahwa dia akan menyembunyikan identitas Theona yang sesungguhnya.

***

"Ibu, iring-iringannya sudah datang. Boleh aku melihatnya?" tanya Theona.

"Kau tidak menggunakan baju yang bagus, Theona. Lebih baik kita di sini saja. Lagi pula, Ibu harus menjaga toko." Athena enggan berada di sana. Sebenarnya, sebisa mungkin Athena menjauhi acara-acara yang diadakan Raja. Raja Axel terkenal bersahabat dengan pemimpin Kerajaan Valencia yaitu Raja Sam Avery yang juga suami Ratu Syrena, adik perempuan Raja Enrick. Ratu Syrena, meskipun tidak lagi di Andora, mungkin saja tahu tentang dirinya.

"Ayolah, Bu!"

"Tidak. Itu bahaya."

"Kumohon, Ibu, aku hanya ingin melihat Raja Axel dari dekat. Aku ingin melihat raja yang sudah membiayai sekolahku."

Athena bingung, akhirnya dia hanya bisa menghela napas panjang. "Pergilah, tapi jangan terlalu dekat."

"Boleh aku minta sekeranjang bluberi? Siapa tahu Raja Axel akan mendekat, dan aku bisa memberinya bluberi kita sebagai ucapan terima kasih."

Athena hanya bisa menggeleng. Padahal dia tahu bahwa Raja Axel tidak akan keluar dari mobilnya, apalagi hanya sekadar menghampiri seorang anak kecil. Meski begitu, Athena tetap memberikan sekeranjang kecil bluberi lalu membiarkan Theona pergi dengan riang.

***

Iring-ringan raja sangat ramai dan begitu panjang. Semua orang berdesakan ingin berada paling depan, padahal jalanan sudah disterilkan oleh para pengawal. Meski begitu, ada beberapa tempat yang sedikit rusuh dengan aksi saling dorong karena ingin melihat lebih dekat sang Raja. Apalagi, rumornya Raja Axel datang dengan para koleganya dari negeri seberang.

Theona merasa sial karena berada di tempat yang sedikit rusuh itu. Dia ingin menjauh, tetapi sudah terlambat karena tubuh kecilnya ikut terdorong hingga tersungkur di atas aspal. Tas mungil yang dia bawa bahkan terlempar ke tengah jalan, sedangkan dirinya hanya fokus melindungi keranjang mungil berisi bluberi supaya tidak jatuh berceceran.

"Tolong! Hentikan, tolong!" Theona yang hampir kehabisan napas meminta tolong agar orang-orang itu berhenti bersikap rusuh.

"Hei, kau tidak apa-apa?" Pertanyaan itu terdengar sangat lembut. Theona mengangkat wajahnya, seorang pria sedang menghampirinya dan menolongnya berdiri.

"Yang Mulia." Seorang pengawal mendekat, tetapi pria itu mengangkat tangannya mengisyaratkan bahwa dia baik-baik saja. Theona akhirnya berdiri. Dia menatap pria itu dengan saksama. Ada sesuatu yang cukup beda dari pria ini.

"Anda bukan Raja Axel." Theona memang tahu bagaimana wajah Raja Axel, karena di sekolah dia diajari pelajaran tentang keluarga kerajaan.

"Memang bukan, tapi aku mengenalnya. Ada yang ingin kau sampaikan padanya?" tanya pria itu dengan ramah.

"Bisakah Anda memberinya pada Raja Axel?" Theona menyodorkan sekeranjang mungil bluberi. "Ibuku seorang petani buah, dan ini hasil panen kami sebagai ucapan terima kasih karena Raja Axel sudah membantuku membayar biaya sekolah."

Pria itu menatap keranjang mungil yang dibawa Theona. Dengan spontan, dia mengangguk dan menerimanya. "Akan kuberikan dan kusampaikan ucapan terima kasihmu padanya." Pria itu lalu memberikan tas mungil Theona yang tadinya sempat terlempar ke tengah jalan. "Apa ini milikmu?"

"Ya, terima kasih." Theona segera menerimanya, bahkan membuka tasnya lalu mengeluarkan suatu barang dari sana. "Untung saja tadi tidak terlindas mobil. Ini adalah peninggalan satu-satunya dari ayahku," ucap Theona lagi yang menunjukkan sebuah jam tangan pada pria itu.

Pria itu tampak tertegun menatap jam tangan yang tidak asing itu. "Ayahmu ke mana? Dan di mana ibumu?"

"Ayahku pergi berlayar dan belum pernah kembali. Sementara ibuku masih menjaga toko buahnya," jawab Theona dengan nada polos.

"Siapa namamu?" tanya pria itu lagi.

"Theona."

Pria itu tersenyum lembut. "Theona, kau mengingatkanku dengan seseorang. Senang bertemu denganmu. Lain kali, kau harus lebih hati-hati." Pria itu bangkit, lalu meminta diri untuk meninggalkan Theona.

"Tuan, siapa nama Anda?" tanya Theona dengan setengah berteriak karena pria itu sudah kembali ke dalam mobilnya.

"Enrick, panggil saja Enrick," jawabnya disertai dengan senyuman lembutnya.

-TBC-

THE KING'S SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang