Beberapa menit kemudian Kistan sudah selesai menjawab semua pertanyaan yang ada di formulir tersebut. Lalu dokter Erwin mengecek hasil jawaban dari Kistan. "Baiklah, setelah dokter cek hasil jawabanmu. Bahwa kamu mengalami depresi ringan saja. Yang harus kamu lakukan adalah membiasakan dirimu untuk berpikir positif, melakukan kegiatan positif, dan jangan banyak pikiran." dokter memberikan penjelasan kepada Kistan.
"Iya dok" jawab Kistan. "Kasian anak ini, dia selalu dibully, dikucilkan, dan kehilangan orang tuanya. Apalagi dia hanya mempunyai 1 teman, tapi dia masih beruntung karena masih ada seseorang yang peduli dengannya." batin dokter sambil menatap kasihan kepada Kistan.
"Mmm... apakah adek bisa kasih tau dimana alamat rumah adek? Soalnya dokter ingin mengantarkan kamu pulang." tanya dokter. "Eee... Jalan Semangka no 3, nanti masuk ke dalam terus lurus saja sampai ada toko bunga dan di sebelah toko bunga ada rumahku" Kistan memberi tahu alamat rumahnya."Yasudah, ayo ikut dokter." Kistan mengikuti dokter. Mereka sudah sampai ke tempat parkir mobil. Dokter membukakan pintu mobilnya untuk Kistan.
"Ayo masuk dek, kita bakal pulang ke rumahmu." Kistan masuk ke mobil dokter. Dokter pun masuk ke mobilnya, "Dokter pakein sabuk pengamannya ya." dokter memasangkan sabuk pengamannya ke Kistan. "Yaudah ayo kita berangkat." dokter Erwin menyalakan mobilnya lalu menyetir mobilnya.
30 menit kemudian mereka sudah sampai di rumah Kistan, "Dek bangun kita sudah sampai di rumahmu." dokter membangunkan Kistan yang tertidur, Kistan pun terbangun "Eh iya dok." dokter keluar dari mobilnya dan membukakan pintu mobilnya untuk Kistan.
Kistan keluar dari mobil. "Terima kasih ya dok." "Iya sama sama dek." balas dokter. "Kalau boleh, dokter boleh gak mampir sebentar di rumah adek?" Kistan mengangguk iya, mereka pun masuk ke dalam rumah. Mereka duduk di sofa. "Eee... Dek dokter mau kasih sesuatu ke kamu" dokter mengambil sesuatu di kantong celananya. "Ini buat adek" dokter memberikan sesuatu ke Kistan. "Ini apa ya dok?" tanya Kistan. "Ini uang untuk kebutuhan kamu." dokter memberikan uang begitu banyak. "Eh! Gak usah dok, nanti malah ngerepotin." Kistan menolak pemberian dokter tetapi, dokter memaksa Kistan untuk menerima uang itu.
"Yasudah jika ini tidak merepotkan dokter jadi adek terima." Kistan akhirnya menerima pemberian dari dokter, toh dia juga sudah tidak punya siapa siapa lagi, papanya saja dipenjara selama 18 tahun. "Makasih." kata Kistan. "Sama-sama." balas dokter. "Ngomong-ngomong adek mau gak? Dokter jadi kakakmu??" pertanyaan dokter membuat Kistan kaget. "Ka-kakak???" tanya Kistan. Kistan berpikir sebentar. Setelah berpikir akhirnya Kistan memutuskan untuk menerima dokter menjadi kakaknya. "Yaudah deh iya adek terima." terima Kistan. "Ok makasih." "Sama-sama." balas Kistan.
"Ngomong-ngomong umur kakak 16 tahun." "Ouh" jawab singkat Kistan. "Pantas saja dia terlihat muda." batin Kistan. "Adek sekolah dimana, jam berapa adek sekolah, dan adek kelas berapa?" tanya Erwin. "Sekolah SD Melati 2 Bandar Lampung, jam 7 pagi sampai jam 12 siang, dan kelas 1 SD semester 1 bentar lagi mau naik semester 2." jawab Kistan. "Ouh, adek punya 2 kunci rumah ini gak?" tanya Erwin. "Iya punya itu ada di atas laci, memangnya kenapa?" "Kakak boleh pinjam 1 gak? Soalnya kan kalau adek lupa bawa kunci rumah kan kunci satunya lagi ada di kakak." Kistan langsung mengambil kunci rumahnya. "Ini kuncinya." Kistan memberikan kunci rumahnya. "Ok terima kasih." Kistan hanya membalas dengan mengangguk iya. "Yaudah kakak balik lagi ke rumah sakit ya, soalnya ada pasien yang harus kakak sembuhkan." Erwin dan Kistan keluar dari rumah, Erwin masuk ke dalam mobilnya.
Sebelum ia masuk ke mobilnya, ia melambaikan tangannya dan Kistan membalasnya. Erwin pun pergi dengan mobilnya. Kistan masuk kedalam rumahnya dan mengunci rumahnya. Ketika Kistan berjalan ke sofanya, ia melihat sebuah foto kecil di atas laci. Foto kecil itu adalah foto keluarganya yang penuh kenangan. Kistan mengambil foto tersebut. Kistan melihat foto tersebut lalu memeluknya. Semuanya tinggal kenangan.
Flashback
Kitani Buna: Kistan, kamu mau es krim gak?
Kistan: Iya mau.
Kitani Buna: Mau rasa cokelat, vanila, atau
strawberry?
Kistan: Hmmm... yang mana ya?
Konar Tistan: Yang rasa vanila aja soalnya rasa
vanila lebih enak.
Kistan: Yaudah rasa vanila aja.
Kitani Buna: Ok mama beliin dulu ya.3 menit kemudian
Kitani Buna: Ini es krimnya.
Kistan: Yeyy, makasih mama.
Kitani Buna: Iya sama-sama sayang.
Konar Tistan: Hahaha pelan pelan makannya
jadi belepotan kan.
Konar Tistan: Sini papa bersihin dulu mulutnya.Sekarang mereka ada di pasar malam.
Kistan: Papa, Kistan boleh beli ikan emas itu
gak?
Konar Tistan: Iya boleh sayang.
Kistan: Yeyy, makasih papa.
Konar Tistan: Iya sayang.Flashback off
Kistan menangis sejadi-jadinya, ia sangat merindukan keluarganya yang begitu bahagia.
Setelah berhenti menangis Kistan menaruh fotonya ke tempat semula. Ia berjalan ke tempat aquarium yang berisikan 2 ekor ikan emas. Ia melihat 2 ekor ikan tersebut, ikan itu bernama Inala dan Elana. Kistan melihat kedua ikannya."Hanya sisa kita bertiga saja." Kistan mengambil sebuah wadah kecil yang berisikan makanan ikan. Ia memberi makanan ikan ke 2 ikan itu. Setelah memberi makan ikan, Kistan menjalankan kegiatannya seperti mandi, makan siang, menyelesaikan PR, dll. Karena hari ini hari Minggu jadi, ia libur dan besoknya ia kembali sekolah. Malamnya ia belajar untuk besok lalu ia tidur.
Besoknya ia bangun di jam 05.40 Kistan membereskan tempat tidurnya. Setelah membereskan tempat tidur, ia pergi mandi, memakai seragam, dan mempersiapkan buku sesuai jadwal. Setelah itu, ia berjalan ke arah ikan kesayangannya. Ia memberi makanan ke ikan ikannya sedikit demi sedikit.
Tok... tok... tok... suara pintu depan berbunyi seperti ada yang mengetuk pintunya. Kistan berjalan ke arah pintu tersebut dengan membawa sebuah kunci dan membukanya.
Setelah dibukakan pintunya terdapat seorang lelaki yang membawa sebuah bekal.
"Eh! Kakak mau ngapain kesini?" tanya Kistan.
"Kakak cuma mau kasih kamu bekal buat ke sekolah dan mengantarmu ke sekolah." jawab Erwin.
"Oh"
"Ngomong-ngomong kamu udah sarapan?" tanya Erwin.
"Blm, makannya di sekolah aja. Lagian juga aku belum lapar" jawab Kistan.
"Oh, betulan nih kamu belum lapar?" tanya Erwin.
"Ya." jawab Kistan.
"Oh yaudah, kalau gitu kakak anterin kamu ke sekolah aja."
"Yaudah tapi, sebelum itu aku ambil tas dulu."
"Ya."
Kistan kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil tasnya dan membawa bekal yang sudah diberikan kakaknya.
"Aku sudah siap." kata Kistan.
"Yaudah ayo masuk ke mobil." kata Erwin.
"Iya kak."
Kistan menutup pintu rumahnya dan menguncinya. Mereka berjalan ke arah mobil Erwin lalu memasuki mobilnya.
Erwin menyalakan mobilnya dan menyetir mobilnya. Keadaan menjadi hening di perjalanan mereka ke sekolah.
10 menit kemudian mereka sudah sampai di sekolah. Erwin memarkirkan mobilnya di tempat parkir. Kistan dan Erwin pun keluar dari mobil. Ketika mereka keluar dari mobil, banyak orang yang melihat mereka.
"Lah?? Itu kan Kistan, si anak aneh itu!"
"Siapa lelaki yang ada di dekat si anak aneh itu?"
"Aku juga gak tau."
"Kakak, aku masuk ke sekolah ya." kata Kistan
"Kakak?! Bukannya dia anak tunggal?! Sejak kapan dia punya kakak???"
"Iya Kistan, yaudah kakak pergi ke rumah sakit lagi ya, nanti pas pulang sekolah kakak jemput kamu lagi ya." kata Erwin.
"Iya kak." kata Kistan.
"Hmmm... Bagaimana bisa Kistan mempunyai kakak??? Dan dimana orang tuanya ya?"
Di sekitar Kistan, banyak sekali yang bertanya-tanya tentang kakaknya Kistan.
(25/12/2020)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunuh Diri Karena Depresi [Tamat]
Historia CortaSeorang anak lelaki bernama Kistan yang berumur 14 tahun kelas 7 (SMP) yang mengalami depresi karena ia sering dibully dan kehilangan orang yang Kistan sayangi hingga akhirnya ia bunuh diri. Mohon maaf jika terdapat kesalahan di cerita ini seperti t...