SUDAH TERSEDIA DI PLAYSTORE & PDF! *** "Jadi, apakah aku bisa memiliki anak? Apakah aku masih bisa melakukan IVF?" Raya dan Kania saling melirik satu sama lain. Keduanya menatapku dengan tatapan prihatin dan aku sudah tahu arti dari tatapan tersebut. Jujur saja, itu membuat jantungku langsung berdebar memukul rongga dadaku. Tanganku bahkan sudah berkeringat dingin. Tak siap menerima informasi yang akan ku dengar. "Maaf, Ra. Kamu nggak bisa." Dokter Raya memegang jemariku erat, tahu bahwa aku tak kuat mendengar apapun lagi. "Saat itu, keadaan kamu kritis dan pada awalnya, kami hanya ingin mengangkat rahimmu menyisakan ovum milikmu. Tapi, beberapa saat kemudian, terjadi pendarahan hebat, semua jaringanmu sudah terkena virus kanker sehingga kami memutuskan untuk mengangkat semua jaringannya dengan kata lain operasi histerektomi total. Dimana rahim, tuba falopi, leher rahim, dan juga ovariummu diangkat untuk membersihkan sel-sel kanker yang ada." Adakah penjelasan yang lebih menyakitkan dari ini? Ya Tuhan, aku baru sadar ternyata aku tidak hanya cacat. Tapi sangat-sangat cacat.