"lukisan wajahnya terpatri dalam ingatanku, tiada goresan yang mampu menghapus keindahan yang pernah dibawa."~aca Bising ombak yang menghantam tepi pantai terasa seperti musik yang akrab bagi seseorang, membawa kembali sejuta kenangan yang pernah ia simpan rapat-rapat. Dengan langkah pelan, ia menelusuri jejak-jejak di pasir yang perlahan hilang ditelan lautan, sama seperti waktu yang telah lama berlalu. Laut ini, yang dulu memisahkan mereka, kini menjadi saksi bisu dari perjalanannya kembali ke tempat di mana segalanya bermula. Thalassa, Nama itu mengisi pikirannya sepanjang perjalanan panjangnya kembali ke kota kecil ini. Seorang gadis dengan senyum yang selalu berhasil menghangatkan hatinya, teman masa kecil yang dulu tak pernah ia bayangkan akan terpisah begitu lama. Sudah sebelas tahun berlalu, dan selama itu pula seseorang menyimpan satu pertanyaan besar dalam hatinya: apakah Thalassa masih mengingatnya? seseorang itu berhenti di tepi pantai, memandang cakrawala yang terbentang luas di depannya. Dalam diam, ia berbicara pada dirinya sendiri, seperti mencoba meyakinkan hati yang gelisah. "Thalassa," bisiknya pelan, seolah angin laut bisa membawa namanya menyeberangi jarak dan waktu. "Apakah kamu masih ingat aku?" Angin pantai menjawabnya dengan desiran lembut, tapi tak ada jawaban yang bisa meredakan keraguannya. seseorang itu menghela napas panjang, lalu duduk di atas pasir, membiarkan air laut yang dingin menyentuh kakinya. Ia memejamkan mata, membayangkan wajah Thalassa yang dulu selalu bersinar ceria. "Apakah kamu sudah menemukan seseorang yang baru?" pertanyaan itu meluncur dari bibirnya, tapi lebih terasa seperti beban di hatinya.