Dunia Jenggala sangat gelap, hitam tak terpatri. Berbanding terbalik dengan dunia Tamira yang banyak warna. Dunia gadis itu terlalu terang bagi dunia Jenggala yang temaram. Bersama Tamira; dunia Jenggala perlahan menjadi terang. Gadis itu mengajarkan Jenggala caranya mencintai dan juga dicintai. Gadis itu juga mengajarkan Jenggala menjadi manusia seutuhnya. Menjadi manusia yang punya perasaan, menjadi manusia yang punya empati, dan menjadi manusia yang punya nurani. Namun, Jenggala tahu dan jelas menyadari. Meskipun ia mencintai gadis itu; sampai kapan pun Ia tak bisa hidup dengan Tamira; selamanya mereka tak akan bisa bersama.