ɪ ᴅᴏɴ'ᴛ ɴᴇᴇᴅ ʏᴏᴜ ᴛᴏ ʟɪɢʜᴛ ᴜᴘ ᴍʏ ᴡᴏʀʟᴅ, ᴊᴜsᴛ sɪᴛ ᴡɪᴛʜ ᴍᴇ ɪɴ ᴛʜᴇ ᴅᴀʀᴋ Nicolaus Copernicus bilang matahari merupakan pusat tata surya dengan bumi beserta planet-planet lain bergerak mengelilinginya. Masalahnya, Varelino Dhafian itu bukan matahari. Sudah judes, tampangnya sengak, belagu, suka rebutan bola di lapangan, rada sensi ke makhluk +62 yang mudengnya lama waktu diajari rumus fisika, ngegas pula. Ew, sama sekali enggak cocok bila disandingkan dengan matahari. Yang ada dia itu kloningan raja kegelapanlah iya! Herannya, Varel tetap punya bala-bala penggemar di SMA Senjayana yang mengelilingnya. Mulai dari modelan cewek penghuni Planet Namec yang centilnya naudzubillah, cewek kutu buku Galaksi Andromeda, sampai alien yang suka jejeritan di lapangan. Hih, Gladys Anindya jadi bertanya-tanya mata mereka yang pilong atau efek kelilipan trigonometri? Mau sambat, takut disambit. Mau menghujat, ogah diserampang bola basketnya Varel. Diam terus, makin digerus ocehan si Sengak. Gila! Rasanya Gladys pengin nebeng Adudu buat pindah planet saat pihak sekolah bilang Varel-lah yang ditugaskan menjadi pembimbing olimpiadenya. Hadeh, selamat tinggal kegabutan, rebahan, dan goleran. Kini, Gladys resmi berkencan dengan bul-ngebul rumus fisika dan senior songong penyebab Varelphobia. Dapatkah gravitasi tetap mempertahankan dunia Gladys agar tak tersedot anomali Varel dalam prosesnya?
49 parts