─04°

3.4K 653 137
                                    

T r i p l e . K i l l

 K i l l

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . .


"Tadaaa! Skincare produk terbaru gue dah nyampe, Onii-chan!"

Daisuke menepuk jidatnya, menghela napas. Y/n hampir membuatnya jantungan ketika mengatakan ada seseorang yang akan datang di meja makan tadi.

Tapi ternyata malah... sekinker se-truck.

Daisuke segera menghampiri adiknya itu, kemudian menarik tangannya secara paksa. Y/n memberontak, "A-ape nih? Kok ngamok?!"

Daisuke pura-pura tuli, tak menghiraukan Y/n yang meminta dilepaskan tangannya daritadi. "Suzue, urus sekinker Y/n. Kalo bisa buang."

"Lah jangan!" Y/n menoleh ke Suzue, memasang raut wajah dingin, dan jari tengah yang teracung, "Awas lu kalo beneran buang!" ancamnya.

Haru dan Suzue saling tatap.

"Iya iya, akan saya urus, Y/n-sama, Daisuke-sama." kata Suzue sambil mengacungkan jempolnya.

"Gud." kini Y/n menurut, dan membiarkan Daisuke menarik lengannya masuk ke dalam rumah.

Setibanya di lantai atas, tepatnya di ruangan yang biasanya dipakai Y/n untuk bersantai menonton TV—Daisuke menghempaskan Y/n ke sofa panjang disana.

"Bused! Nape si?"

"Beli skinker se-truk ngapain?"

Y/n membenarkan posisi duduknya, dengan sebal dia menjawab, "Buat jangka setahun kan mayan."

Daisuke berdecak, "Mana sempat, keburu wafat!"

"Emang bangs*d!" Y/n berdiri, dengan cepat dia langsung menarik dasi milik Daisuke, membuat Laki-laki itu sedikit menunduk melihatnya. Wajah mereka berdekatan.

Daisuke dapat merasakan deru napas Y/n yang sekilas menerpa wajahnya. Ah, adiknya ini berani sekali, pikirnya. Namun entah mengapa, rasanya dia tak ingin melawan.

"Itu bukan skincare semua, kok." ungkap Y/n, memelankan suaranya, "Ada hadiah buat lo."

"Hadiah?"

Y/n mengangguk, menatap wajah Daisuke, mata mereka bertemu, "Ada lukisan.. Papa, Mama, Lo, sama Gue." dasi Daisuke yang ditarik oleh Y/n kini mengendur, perlahan terlepas.

Gadis itu larut dalam kesedihan, mata dan hidungnya memerah. "Gue cuma kangen kek dulu." ungkapnya.

Daisuke diam tak bereaksi. Sesuatu membuat hatinya perih, dia lantas menarik wajah adiknya itu untuk menatapnya, kemudian mencium puncak kepala Y/n beberapa detik.

Akan tetapi... kenapa jantungnya berdegub kencang seperti ini?

Apa karena kini mereka telah dewasa?

Ataukah...



. . .




"Lu beli skincare banyak amat, dah." Yf/n menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kamar Y/n yang kini penuh dengan kardus berisi Produk baru Skincare.

Y/n yang tengah menyanggul rambutnya sambil duduk di depan cermin pum balas menyengir. "Kalo mau ambil aja."

Yf/n lagi-lagi menggeleng, "Ga. Ga butuh."

"Halah."

"Emang skincare sebanyak itu buat apaan, sih?"

Y/n menatap temannya yang berada di dalam pantulan cermin, kemudian enteng menjawab, "Dijual."

"Lah terus ngapa lu beli?"

"Ya gue beli buat dijual."

Yf/n bergemertak, "Sama aja buung." celetuknya.

Y/n tertawa ngakak, dia sudah selesai menyanggul rambutnya dengan rapih. "Cans nya dirique mwah." ah, dia bangga sendiri melihat dirinya di cermin.

Yf/n menyilangkan tangannya di depan dada, "Wajah cantik modal skinker jan sok kerad. Yang alami dong anjink."

"Yaiyalah gue sok kerad, skinker gue bukan cuma bisa ngecerahin wajah, tapi ngecerahin masa depan gue nanti ama si ehem."

"Lah kampret."

Y/n kembali tertawa renyah, mengambil kacamata EDITH yang baru saja dibeli oleh Daisuke untuknya. Biasa, Y/n pens berat Tony Stark.

Dia berdiri, "Yok, berangkat." ajaknya, sembari tersenyum ceria dan menarik tangan Yf/n keluar dari kamar.



* * *


Lama ga apdet yeu :3
How r u guys? Dah kelar ujian lom? Chii baru ambil raport :)

warm ; kambe daisuke [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang