─03°

4.4K 746 302
                                    

D o u b l e . K i l l

 K i l l

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


. . .


Setelah masuk ke dalam kamar, Aku langsung terduduk di sebuah Sofa Bean Bag berwarna peach di sebelah tempat tidur. Aku menghela nafas. Untunglah Daisuke tak mengejarku.

Aku cengingiran, sebelum akhirnya terdiam di tempat, karena aku baru ingat bahwa Ponsel-ku tertinggal di kamar Daisuke.

"Bangke." umpatku, aku segera berlari ke pintu kamar. Khawatir jika Daisuke menyadari nya lebih dulu. Tepatnya, aku tak ingin Daisuke melihat isi ponselku sama sekali.

Cklek!

Aku mematung di tempatku berdiri, pintu kamarku terbuka. Seseorang yang berada di balik pintu itu menampakkan diri, dia... Kanbe Daisuke.

"Onii-chan?" mataku melotot, aku tersenyum paksa.

Daisuke memajukan langkahnya, membuat ku berjalan mundur hingga jatuh terduduk di tempat tidur.

"A-Apa sih, cok?"

"Harusnya gua yang nanya."

"Hah?-"

Daisuke mengarahkan sebuah ponsel tepat di depan wajah ku, yang seketika membuat raut wajahku memucat melihat isi layar Hp tersebut, yang tak lain adalah ponsel milikku sendiri.

"Paan si goblok. Siniin-"

"Ga." Daisuke menarik ponsel ku kembali, menyembunyikannya.

"Siniin gue bilang."

"Yang beliin lu Hp siapa?"

Aku terdiam, beberapa detik berlalu, dan aku menjawab, "HEUSC."

Daisuke menarik nafas, dia pasrah kemudian duduk disebelahku. Aku menggigit bibir bawah, sungguh, untuk sekarang aku benar-benar takut.

"Jadi, itu semua bener? Lu..."

Aku langsung mengangguk tanpa berpikir dua kali. Ah, Daisuke menanyakan tentang rahasia yang ada di ponselku tadi. Aku menghela nafas pasrah. Apa hendak dikata, toh Daisuke juga sudah tau, tak ada gunanya mengelak.

Daisuke membalikkan badannya melihatku, "Kenapa lo ga bilang dari awal?" tanya nya.

Aku menahan emosi yang perlahan timbul, sambil mengepalkan tangan, aku menjawab, "Ya buat apa juga. Kan lu bilang lu sibuk ama pekerjaan lu yang jadi detektif. Gue males ganggu."

"Tapi gua abang lu."

"Lu bukan abang gue."

"Gua abang lu, Y/n."

Aku tersenyum miring, "Coba sebutin nama marga gue."

Mendengar pertanyaanku, Daisuke langsung tercengang. Laki-laki di hadapanku ini membisu seketika. Sepertinya pertanyaan dari ku membuatnya sadar akan satu hal.

Aku berdiri dari dudukku, menatap Daisuke tanpa ekspresi, lalu mengulurkan tangan, "Hp gue."

Daisuke menggeram kesal, meski kilatan amarah sudah terlihat jelas dari kedua matanya, dia berusaha mengendalikan diri, mengembalikan ponselku dan menatapku dingin. "Lu adek gua, Y/n."

Aku mengangguk sesaat, setelah akhirnya berjalan santai keluar dari kamarku sendiri, meninggalkannya sendirian. Ini adalah pertengkaran kecil antara Aku dan Daisuke, kami sudah biasa seperti ini.

Ah, ya. Aku lupa bilang, bahwa Aku bukanlah...

...adik kandung Daisuke.






* * *






"Tumpa se ae~ yomuskurae-"

"Kalo makan ntuh, ga boleh nyanyi." tegur Suzue, dia adalah kerabat dari keluarga Kanbe.

Aku belum cukup kenal dengan Suzue, hanya setelah Daisuke menjadi detektif dan memperkenalkan kami berdua, saat itulah rasa-rasa insecure dalam diriku mulai tumbuh. Soalnya, dia ini sexy sekali.

"Ntar kalo dia ngambil Daisuke dari gue gimana asu?"


Stap! Stap!



Aku menghela nafas sebal, dan memainkan makananku di dalam piring dengan gusar.

Jadi ceritanya kali ini, kami tengah makan malam. Hanya ada kami berempat di meja makan yang besar lagi panjang ini. Aku, Daisuke, Suzue dan Haru.

Aku membenarkan posisi dudukku di kursi, lalu berdehem kecil, "Om Haru!" panggil ku.

Haru yang tadinya tengah enak-enaknya makan pun tersedak setelah Aku berhasil memanggilnya, "Uhoq uhoq!" dia melirikku dengan alis yang bertaut, "Hah? O-Om?"

Aku bersiul, "Om Haru itu gans, yak? Dah punya pacar belom?"

"UHOQ UHOQ! UHOOQQ!" kini dia makin tersedak karena pertanyaanku barusan. Aku tertawa geli.

"Om Haru kenapa?" tanyaku.

"Keselek semongko." Daisuke yang menjawab.

"Pfft- awokawokawok." Aku berusaha menahan tawa, namun tak bisa. Aku tertawa ngakak sambil memukul meja makan, setelah akhirnya ditegur kembali oleh Suzue.

"Y/n-sama, tertawa saat makan itu kagak baek." ucapnya dengan elegan.

Aku mengangguk paham, lalu memberi Suzue isyarat agar diam. Well, aku tak suka dinasehati olehnya. "Gimana kalo dia cuman mau caper ke Daisuke?"

"Biasa, anak ga di kasih asi pas bayi emang gitu." kata Daisuke angkat bicara. Tuh, kan? Ini Suzue pasti maunya caper doang. Aku langsung terdiam dibuatnya.

"Trus pas bayi Y/n-sama dikasih apa?" tanya Suzue.

Daisuke diam sejenak, dia tampak berpikir. Sementara Aku dan yang lain masih menunggu jawaban darinya.

"Y/n pas masih bayi di kasih Rinso cair."

"AMJINK!" aku langsung teriak tak terima. Sedangkan Suzue dan Haru tertawa terbahak-bahak, Daisuke malah tersenyum bangga.

Diam-diam aku mengambil garpu dari piring dan melemparnya ke arah Daisuke. Yak, tepat sasaran. Garpu itu menancap tepat di kepala Daisuke. Aku tertawa lebar.

"Y/N!" Daisuke memekik, "Maksud lu apa lempar garpu ga jelas?!"

"Yamaap, awokawok hikssrot." aku memasang wajah memelas agar dikasihani, "kan Gue balas dendam."

"Lu kalo mau gelud ga gitu caranya." Daisuke berdiri, tatapannya sinis melihatku. Aku meneguk ludah. Menggaruk bagian belakang kepalaku yang tak gatal.

Aku tersenyum jahanam, "Hehe..."

Tak perlu menunggu lama untuk menghabiskan makanan yang tersisa di dalam piring. Hm, kenyang. Setelah meneguk segelas air putih, aku hendak berdiri dari kursi, namun tercegah oleh pelayan yang tiba-tiba datang menghampiri kami.

Pelayan itu langsung berjalan ke arahku. Daisuke, Suzue, dan Haru hanya diam memperhatikan. Pelayan itu berbisik di telingaku. Aku terkesiap, kemudian tersenyum. Merasa tugasnya sudah selesai, pelayan itu langsung pergi.

Aku berdiri dari kursi, menatap Daisuke lamat-lamat. "Dia datang." ucapku pelan.




* * *



Telat apdet again :)
Moga readers nya pada setia, hikscrot. Jan pada kabur hwhw, sedih Chii tuh kalo kelean ngilang :(

Ja, bubay~
See you in the next chapt!
Luv ya ♡

warm ; kambe daisuke [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang