─05°

3.2K 655 210
                                    

M a n i a c !

'Attack on Mahabharata'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'Attack on Mahabharata'

. . .

BRAAK!!

"ANNIE-CHAAAN!!"

Suzue yang tengah asyik main Game bersama Daisuke dan Y/n pun melempar benda apa saja yang ada di dekatnya ke arah Haru, pisau pemotong buah misalnya.

Untungnya Haru dapat menghindar dengan Epig, bahkan dia sempat menyiah rambutnya ke belakang sambil berpose keren.

"Napa kau, Kato?" tanya Daisuke datar, dia masih fokus bermaim Game. Suzue disebelahnya juga tampak bergerutu kesal karena telah mati dalam permainan.

Sedangkan Y/n tengah berada pada pertempuran yang sangat sengit di dalam Game! Backsound 'You has slain an enemy' pun terdengar dari ponselnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biasalah, nak em el

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biasalah, nak em el.

Y/n melirik Haru, "Om Haru napa, hm? Tereak tereak manggil Annie, ini bukan AoT."

Haru tersenyum meriah, kemudian bersuara lantang, "TAPI ANNIE DARI ANIME SEBELAH CANS BEUT ASU! GA SIA-SIA GUA NGE-WAIFU IN DIA."

Y/n langsung berkerut, "Lah idungnya kek nenek lampir gitu."

"Heh anjink!" Haru ngegas, mengepal tangannya.

Daisuke langsung menoleh sinis, mengeluarkan aura membunuhnya yang seketika dirasakan oleh Haru.

"Ya kalo gue mah setia ama Lipai." ucap Suzue sambil menyeruput teh yang ada di meja, menunggu Hero-nya yang sebentar lagi hidup kembali di hp.

"Amjay buntung gitu, masih mau?" Y/n menahan tawa, melanjutkan Game-nya.

"Cacad, skip." Daisuke ikut-ikutan.

"Bacod kimak!" emosi Suzue ngelunjak, mencibir kesal karena telah menghina husbu tercinta-nya itu.

Haru duduk di salah satu sofa di ruangan itu, "Gapapa bro, yang penting batangnya sehat wal afiat." ucapnya, dia bermaksud membela Suzue. "Ye kan?"

"2in." Suzue menjawab sekenanya.

Haru menghela napas, menatap tiga orang human yang masih asyik bermain Game. Dia jadi diacuhkan. "Nonton AoT yok, episode empat nya baru nongol." Haru membuka percakapan lagi.

"Rilis." kata Suzue membenarkan. Haru nyengir.

Y/n dan Daisuke menggeleng serempak.

"Nonton Attack on titan serasa nonton mahabarata." ujar Y/n malas. Mendengus.

Haru melotot, "Bjir."

Y/n tertawa renyah, "Hooh, idola ciwik-ciwik sebelum kipopeler menyerang. Btw husbu gue Arjuna."

"Gue Shaheer Sheikh." kata Suzue sambil tersenyum.

"Sama aja pekok."

Daisuke menggelengkan kepalanya, Y/n tertawa terbahak-bahak, dan Suzue berdecih.

Haru menghela napas kecewa. Dia memijat keningnya. Ah, sudahlah. Daritadi yang mereka bicarakan unfaedah semua. Sebaiknya dia pergi saja. Jalan jalan ke Transmart misalnya.

× × ×

Jam menunjukkan pukul 02:00 malam. Dan Y/n masih belum bisa tidur sama sekali. Di kamarnya yang besar dan gelap itu, dia jadi teringat ketika nonton film The Conjuring kemarin bersama Yf/n.

Dan suasana horror pun ada dimana-mana. Pikiran negatif merasuki Y/n. Berhalusinasi bahwa Valak sedang berada di sudut kamar sambil menatapnya.

Y/n meneguk ludah, dia sudah tak tahan. Kemdudian dengan cepat dia turun dari tempat tidur. Tangannya bergetar ketika hendak membuka pintu dan keringat dingin membasahi wajahnya.

Matanya berair ketika kenop pintu kamarnya tak bisa dibuka. Sedetik kemudian, dia berteriak, "ONII-CHAN! TOLONG! HUEEE HIKS! GUE TAKUT! ADA VALAK DI KAMAR GUE! PLIS ONII-CHAN! GUE DI TEROR!"

Y/n menangis kencang sambil berusaha membuka pintu kamarnya, sekujur tubuhnya bergetar karena takut.

"ONII-CHAN! WOEE! DAISUKE SEMVAK! HIKS! TOLONGIN! BUKA PINTUNYA! FIX, GUE JADI CEMILAN VALAK. HIKS!"

Hening. Tak ada suara apapun di rumah itu selain dia. Membuat Y/n hampir mati ketakukan.

Di tengah isak tangisnya yang kencang, sesuatu membuat bulu kuduknya berdiri. Dia memutuskan untuk menoleh ke belakang dengan perlahan, namun...

Krek!

Kenop pintu diputar, dan pintu kamar Y/n pun berhasil dibuka dari luar, memperlihatkan seorang pemuda yang berada di baliknya, Daisuke.

Raut wajahnya cemas, dengan mata yang membelalak ketika melihat Y/n dengan wajah sembab dan tubuh yang bergetar hebat.

Y/n berparit-parit menahan air mata. Dia menggigit bibir bawahya melihat Daisuke.

"Ada apa—"

Belum tuntas kalimat yang di ajukan, Y/n sudah lebih dulu melompat ke dalam pelukan Daisuke. Melanjutkan tangisnya disana.

"Hiks hiks! Ada Valak! Gue jadi target selanjutnya!"

Daisuke berkedip, kurang paham apa yang dikatakan adiknya itu.

Y/n melepaskan pelukannya, mendongak melihat Daisuke dengan mata yang basah dan hidung yang memerah. "Hiks.."

Pemuda itu menghela napas, kemudian menyeka air mata Y/n yang masih berjatuhan di pipi. Ah, tunggu. Kenapa pipi Y/n selembut ini? Apa karena dia baru menyentuh wajah adiknya ini?

"Onii-chan, hiks. Gimana?! Gue gabisa tidur kalo kek gini.. hiks."

Daisuke tak berusaha menjawab, namun setelah menghapus jejak air mata adiknya yang terakhir, dia langsung menggendong Y/n, membawanya ke kamarnya. Jadilah dia tidur bersama Y/n malam ini.

Namun sekali lagi.. jantungnya bergemuruh kencang.


× × ×


Oke nais, 2 chapter lagi keknya bakal end.
Pencet bintangnya yaw :3

warm ; kambe daisuke [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang