Terdapat sebuah kos-kosan milik Levi dan Hanji, dengan Levi sebagai bapak kos dan Hanji sebagai ibu kos, di kota Shiganshina. Tidak, mereka tidak setua yang kalian bayangkan, mereka baru kepala 3, baru menikah 5 tahun dan memutuskan untuk membuat sebuah kos-kosan mengingat rumahnya yang juga cukup dekat dengan Universitas Kyojin.
Mereka menerima perempuan maupun laki-laki dapat menyewa kamar koa yang mereka sediakan. Tentunya dengan beberapa syarat, seperti:
1. Setiap kamar hanya dapat dihuni oleh 1 atau 2 orang yang berjenis kelamin sama.
2. Seorang laki-laki dilarang masuk maupun menginap di kamar perempuan sendirian maupun sebaliknya.
3. Saudara berjenis kelamin berbeda diharapkan dapat memiliki kamar kost sendiri, tidak bersama dengan saudaranya.
4. Dilarang membuat kegaduhan.
5. Wajib memastikan dan menjaga kamar yang dihuni selalu bersih tanpa sampah satupun.
6. Wajib menjaga kebersihan area kosan.
7. Seseorang yang melanggar akan diberi hukuman untuk membersihkan seluruh area kost selama seminggu (hukuman tergantung dengan pelanggaran yang dibuat, hukuman dapat berubah, termasuk dengan jangka waktunya).
*akan ada pemeriksaan kebersihan kamar dadakan setiap bulannya, apabila ada salah satu kamar yang ketahuan kotor maka akan ada hukuman yang berlaku.Levi selesai menulis peraturan-peraturan untuk penghuni kosannya dengan rapi. Di sampingnya duduk manis seorang perempuan cantik berkaca mata, Hanji Zoe.
"Nee, Levi apa peraturan-peraturan itu tidak berlebihan nantinya? Kau banyak sekali menulis peraturan mengenai kebersihan," celetuk Hanji setelah membaca peraturan-peraturan yang ditulis Levi.
Saat Levi menulis peraturan-peraturan itu, Hanji tidak berada di sampingnya. Levi sebelumnya berkata, ia yang akan membuat berbagai peraturan yang ada untuk kosannya. Tanpa Hanji duga, ternyata Levi banyak menulis peraturan mengenai kebersihan kamar.
"Tch, kebersihan adalah yang utama. Meskipun mereka menyewa kamar dalam kosan ini dan kamar itu akan menjadi milik mereka sementara, aku tetap tidak bisa membuat mereka sesuka hati mengotori kamar yang disewa."
"Tapi, Levi-"
"Bagiku itu tidak begitu berat, Hanji. Lagipula ini untuk kebaikan mereka, dengan menjaga kebersihan kamar mereka masing-masing maka mereka akan merasakan kelebihan dari kamar bersih mereka, tentunya membuat mereka lebih nyaman," ucap Levi sembari menatap Hanji yang duduk di sampingnya.
"Yahh, tapi saat kau ingin melakukan inspeksi kebersihan tolong turunkan sedikit standar kebersihanmu. Atau itu akan membuat mereka tidak nyaman nantinya."
"Ah, baiklah kalau begitu aku akan mencobanya. Oh, dan saat menginspeksi nanti tentu aku akan membutuhkan bantuanmu, Hanji."
"Tentu. Apapun untuk suamiku," Hanji membalasnya dengan senyum sumringah, kemudian memeluk Levi dari samping. "Hahh aku tidak sabar bertemu mereka."
"Ck, mereka bocah dewasa, Hanji. Tidak bisa kau ajak bermain."
"Maksudmu young-adult? Tidak apa jika mereka tidak bisa diajak bermain, setidaknya mereka bisa kuajak bereksperiman nantinya," tangan Hanji meraih kacamatanya, wajahnya terlihat begitu ekspresif. Dapat dilihat dari ekspresinya, begitu tidak sabar dan rasa tertariknya besar sekali.
"Tch, sudah diamlah. Kembali ke wujudmu semula, Hanji." Levi mengucapkan mantra supaya Hanji tidak kembali terlihat gila karena rasa cintanya pada eksperimennya yang terlalu besar. Tangannya yang satu memeluk badan Hanji, sedangkan yang satu lagi ia letakkan pada kepala Hanji sembari menepuk-nepuknya pelan. Hanji yang dipeluknya masih tersenyum-senyum namun kedua tangannya memeluk balik Levi.
Beberapa menit mereka habiskan hanya untuk berpelukan, saling merengku dalam diam. Cukup lama mereka tidak merubah posisi, hanya saling merasakan kenyamanan masing-masing dalam sunyi senyapnya malam.
"Oh, Levi! Aku melupakan sesuatu," Hanji langsung bangkit, melepaskan pelukan dari Levi dan berlari keluar dari kamar mereka. Levi menatap punggung Hanji yang keluar dari kamar, mengerutkan alisnya bingung. Dari luar terdengar langkah kaki Hanji yang turun dari tangga rumah mereka.
Menghalau keheranannya Levi membalikkan badannya, kembali menatap kertas berisi peraturan-peraturan untuk penghuni kosnya nanti.
Setelah beberapa menit berlalu Hanji kembali ke kamar mereka berdua. Dibukanya pintu kamarnya dengan perlahan, ditangannya membawa sebuah nampan berisi makanan kecil dan terdapat lilin di atasnya. Levi masih terduduk di kursi semula, namun tubuhnya bersandar pada kursi, kedua tangannya dilipat dan matanya terpejam.
Hanji yang telah masuk kamar perlahan berjalan menuju tempat Levi duduk. Dikecupnya pipi kiri Levi dengan kedua tangan masih membawa nampan, perlahan Hanji membisikan sesuatu di telinga kiri Levi, "Happy Birthday, Levi."
Levi mulai membuka mata begitu mendengar bisikan Hanji, bangkit dari posisi duduknya yang bersandar, ia menatap Hanji. Seorang yang ditatapnya kembali berucap, "Selamat panjang umur," ucapnya sembari tersenyum kecil dengan kedua mata agak menyipit membentuk bulan karena senyumnya.
Levi yang mendengarnya menarik badan Hanji dan mendekatkannya, "Terima kasih, Hanji." Ditatapnya perempuan di hadapannya dan direngkuh tubuhnya hingga terduduk di hadapannya.
Hanji menatapnya tersenyum sembari membawa nampan dengan lilin yang masih menyala ke hadapan Levi. "Tch, kenapa kau harus membawa lilin-lilin itu," Levi berucap, menutup wajahnya dengan salah satu tangannya.
"Ayolah Levi, ini hari ulang tahunmu."
"Ck, ini terlihat bodoh Hanji."
Hanji yang mendengarnya, menatap Levi dengan tatapan memohon, "Please."
"Tch, baiklah," tanpa babibu lagi Levi meniup lilin yang berada dihadapannya. Hanji mendekatinya, menarik kepalanya, dan mengecup Levi sembari mengucap selamat sekali lagi.
"Kali ini apa hadiahku, Hanji?" tanya Levi menatap dekat perempuan berkacamata di hadapannya.
"Umm, entahlah," jawab Hanji ragu, nampak di pipinya semburat merah kecil, entah apa hadiah yang akan diberikan Hanji kali ini namun Levi hanya meraih nampan yang dibawa Hanji dan meletakkannya di mejanya.
Di angkatnya Hanji dengan begitu mudah, "Eh, Levi apa yang kau lakukan? kita belum selesai membuat peraturannya, aku memiliki usulan lain mengenai itu." Tingkah Levi membuatnya ingat untuk membuat beberapa peraturan lagi yang dikiranya lebih penting dari peraturan kebersihan Levi.
Seolah tidak mendengar kata Hanji, Levi menghiraukannya dan membawa Hanji ke tempat tidur, "Sudahlah Hanji, kita lanjutkan besok saja, aku tau kau punya ingatan tajam dan akan mengingatnya esok hari. Tentu kau tidak ingin melewatkan malam ini dengan cuma-cuma kan?"
Hanji yang mendengarnya diam menyetujuinya dan mulai pasrah dalam rengkuhan Levi.
end.
/* oke sekian cukup sampai disini, silahkan berasumsi sendiri Levi Hanji ngapain entah tidur atau apa wokwkwk, sebenernya ini ide kosan tiba2 muncul, kemarin dah bikin dikit intronya, mumpung sekarang ultahnya Levi sekalian deh biar intro lebih panjang juga, spesial ultah Levi dengan pemanis:))
Anyway, makasih udah baca, silahkan vote komen, kalo chara disini OOC komen aja, kalo ceritanya cringe juga tolong komen yah biar bisa lebih baik lagi. Terima kasih */
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Levihan (AoT Modern AU)
FanfictionYupp sesuai dengan judulnya, terdapat sebuah kos-kosan milik Levi dan Hanji, dengan Levi sebagai bapak kos dan Hanji sebagai ibu kos, di kota Shiganshina. Kost sekaligus rumah mereka dekat dengan Universitas Kyojin. Mereka menerima siapapun untuk d...