"Yoshh, sebentar lagi penelitianku akan selesai!" Hanji meneteskan kembali cairan dalam pipet yang dia pegang ke cairan di gelas kimianya dengan perlahan dan teliti menghitung satu persatu tetesan yang jatuh.
Dari luar ruang penelitiannya, tepatnya di ruang tamunya, Levi memasuki rumahnya sepulang dari kerjanya. "Hanji, tadaima!" Levi menundukkan badannya melepas sepatunya sebelum masuk menyusuri rumahnya untuk beristirahat. Selesai melepas sepatunya ia berdiri tegak menghadap ke depan, ke arah ruang tamu sekaligus ruang yang dapat digunakan untuk beristirahat dengan sofa yang empuk dan nyaman juga sebuah TV besar di hadapannya.
Mendongakkan kepala menghadap ruang tamunya, Levi berdiri membeku menatap ruangan tersebut. Di saat ia memasuki rumahnya tadi ia tidak sempat melihat ruangan tersebut, hanya membuka pintu lalu menutupnya dan kembali berbalik menunduk untuk melepas sepatunya. Betapa terkejutnya sampai dirasa jantungnya tidak berdegup dan ia merasa tidak bisa lagi bernafas. Tampak ruangan di hadapannya sungguh mengejutkannya setengah mati.
Di hadapannya begitu banyak barang berserakan, baju-baju Hanji, mantel lab Hanji, sisa makanan yang menjijikan di matanya, gelas minuman yang isinya telah raib, gelas kimia, tabung kimia, dan pipet yang masih terdapat setetes dua tetes cairan kimia. Mata Levi terus menelusuri ruangan tersebut dengan nafas tertahan, masih mengabsen tiap benda yang ada di ruangan tersebut yang diletakkan sembarang tempat. Ruangan tersebut sudah nampak seperti kapal pecah. Levi rasa ia hanya pergi sehari ini namun begitu pulang ruangannya sudah nampak berantakan.
"Hanji," geraman yang begitu dalam dan dingin terdengar dari dirinya, siapapun yang berada di dekatnya pasti akan merinding sekujur tubuh, ketakutan, dan akan merasakan keinginan untuk hilang dari muka bumi begitu mendengarnya.
Matanya masih memelototi tiap benda yang ada, sampai tatapannya tiba pada pakaiannya dan Hanji semalam. Apa aku tidak meletakkannya di mesin cuci atau di tempat pakaian kotor? Apa semalam aku melakukannya dengan Hanji di sini semalam? Namun kenapa pakaian itu ada di sini, apabila memang melakukannya aku pasti sudah meletakannya pakaian itu di tempat pakaian kotor.
Amarah Levi sejenak luntur karena dirinya sedang berusaha kembali berpikir setelah seharian mengurusi pekerjaannya yang begitu banyak.
Tidak, aku ingat, kami tidak melakukannya semalam, kami juga tidak pernah melakukannya di ruang tamu, cih, ini pasti ulah kacamata sialan.
"Zoe!" Levi kembali menggeram rendah dan dalam.
Di ruang labnya, Hanji sedang mengamati perubahan yang terjadi dalam cairan gelas kimianya. Saat itu pula, ia mendengar seseorang menggeramkan nama depannya.
Eh? Suara apa itu? Mengerikan sekali, seperti geraman raja hutan yang marah, pikir Hanji. Ia diam menajamkan telinganya kalau-kalau geraman itu terdengar lagi, namun yang ia tunggu tidak juga terdengar. Fokusnya ia kembalikan lagi pada gelas kimianya.
Selang beberapa detik setelah ia memfokuskan dirinya pada gelas kimia, ia kembali mendengar geraman yang lebih dalam dan dingin yang menggeramkan nama belakangnya. Seketika Hanji membeku mendengarnya. Dia sadar dari dunianya, geraman itu mengingatkannya pada geraman Levi apabila suaminya itu sedang marah karena satu hal, suatu yang sudah keterlaluan berantakan. Seketika itu pula ia tersadar akan ruang tamu yang seharian tidak ia urus dan pasti sekarang sudah tidak berbentuk lagi.
Hanji membenarkan kacamata labnya dan mulai berjalan pelan ke luar dari ruangannya, ia berharap suara geraman tadi bukan dari suaminya. Dengan rambut awut-awutan menjuntai ke segala arah namun beberapa masih terikat ekor kuda, jas lab yang dikenakan sudah tidak rapi dengan bekas lipatan dimana-mana dan terlihat agak kotor, ia berjalan pelan menuju pintu labnya dan membukanya perlahan. Begitu ia membukanya, dapat dilihat sebuah ruang tamu dengan benda yang berserakan dimana-mana. Ia menahan nafas membayangkan ekspresi suaminya apabila melihat bencana dalam ruang tamunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Levihan (AoT Modern AU)
FanfictionYupp sesuai dengan judulnya, terdapat sebuah kos-kosan milik Levi dan Hanji, dengan Levi sebagai bapak kos dan Hanji sebagai ibu kos, di kota Shiganshina. Kost sekaligus rumah mereka dekat dengan Universitas Kyojin. Mereka menerima siapapun untuk d...