Jean

1K 108 20
                                    

(Jean POV)

Yoshhh akhirnya kini aku menjadi seorang mahasiswa, menjadi lebih mandiri dari sebelumnya, merantau jauh dari tempat asal. 

Untuk pertama kalinya, aku tinggal jauh dari tempat ibu berada. Menjalani pendidikan jauh-jauh, demi ibuku seorang. Aku akan menjalaninya dengan serius, nilaiku semester ini dan seterusnya harus selalu baik, aku harus bisa mengikuti organisasi di kampus, berpartisipasi menjadi volunteer, mengikuti pertukaran pelajar, meraih banyak prestasi, menjadi mahasiswa aktif, dan membahagiakan ibuku.

Huufft banyak juga keinginanku. Aku ingin begini aku ingin begitu ingin ini ingin itu banyak sekali.

Siang ini cukup terik, aku dalam perjalanan menuju kos tempatku akan tinggal selama kuliah. Kudengar tempatnya cukup luas dan bersih. Semoga saja pemiliknya baik hati dan tidak merepotkan. Dan tidak lupa para penghuninya, semoga mereka tidak berisik dan mengganggu, terutama teman sekamarku, Connie. Ya Tuhan, bantu aku melewati masa perkuliahanku, terutama di tempat kosku nanti, semoga semua kejadian yang terjadi adalah kejadian yang baik. 

Yah kurasa apabila ada masalah di tempat kos tidak akan menjadi masalah besar, lagipula aku akan menjadi mahasiswa aktif di kampus, mungkin hanya akan menggunakan kos untuk mengobrol sebentar dengan Connie, merebahkan diri, dan membersihkan diri.

Di perjalanan menuju tempat kos itu, aku melihat seorang perempuan cantik, seperti dewi di mataku. Biar kudeskripsikan bagaimana rupanya, dia memiliki rambut hitam panjang, rambut bagian depannya menjuntai agak menutupi wajahnya, menyilang di antara kedua matanya. Dilihat dari postur tubuhnya, ia terlihat seperti wanita yang kuat, tatapannya, aku tidak dapat menjelaskannya. Dia seperti dewi di mataku, terlalu sempurna, tipeku sekali.

Tunggu, Jean, tujuanmu berkuliah hanya fokus pada berbagai hal mengenai kampus, apa kau harus menambah tujuanmu? Yahh kurasa tidak apa kalau aku menambah tujuanku berkuliah. Ya, aku akan memilikinya.

Perempuan itu berdiri menatap pintu depan minimarket, sepertinya dia menunggu seseorang. Beberapa detik kemudian, dapat kulihat seorang laki-laki berambut hitam keluar dari minimarket itu. Tubuhnya lumayan tinggi, mungkin sama tingginya denganku. Postur tubuhnya dapat dibilang cukup atletis tapi tidak seatletis diriku. 

Hmm kira-kira apa hubungan mereka? Yah kurasa hanya teman, mereka tidak terlihat seperti pasangan. 

Jika dilihat dari gerak-gerik si lelaki, aku dapat melihat, ia terlihat biasa saja, berbicara normal layaknya teman, tidak ada kecanggungan, tidak ada semburat malu, tidak ada tatapan perhatian layaknya pasangan pada lawan bicaranya, namun dia terlihat begitu peduli dengan lawan bicaranya. Apa-apaan itu? Dia terlihat sedang menasihati si perempuan. Yah sepertinya dia tipe teman yang begitu peduli.

Beralih ke lawan bicaranya, orang yang kusukai. Hmm, dia terlihat... sial, kenapa dia terlihat malu setelah si lelaki itu menasihatinya. Gerak-geriknya jelas sekali, dia tidak berani menatap lawannya saat bicara ataupun menjawabnya. Terlihat sekali, saat dia malu tangannya akan meraih anak rambutnya dan menyelipkannya ke belakang telinganya. Begitu jelas, dia menyukai kawannya.

Apa lelaki itu tidak peka? Bodoh sekali.

Begitu aku berpikir dan akan menatap mereka kembali, mereka melihat ke arahku. Ups, aku langsung mengalihkan pandangan dan kembali berjalan. Hah sial, ternyata perempuan itu menyukai si bodoh itu. Baiklah, aku lupakan saja dia. Aku menarik nafas dan menghelanya pelan, bermaksud menghilangkan perempuan itu dari pikiranku. Sebelum itu aku berkata pada diriku, aku akan memperjuangkannya kalau-kalau aku bertemu dengannya lagi, namun jika sebaliknya, aku akan melupakannya.

Haish, sudahlah Jean, ingat pada tujuan awalmu.

Sial, memikirkannya membuat siang hari makin terasa panas saja. Aku mengipas-ngipaskan bajuku, menghalau panas yang terserap dalam tubuhku. Kurasa sebentar lagi aku sampai di depan kos yang akan kutinggali. 

Kosan Levihan (AoT Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang