Levihan - Really, four eyes?

792 100 22
                                    

"Hati-hati di jalan, Levi!" Aku mengangguk mendengarnya, tangan kananku kuulurkan ke depan setelahnya untuk diciumnya. Selesai dengan tangan kananku, Hanji memajukan badannya sedikit dan mengecup bibirku sekilas.

"Tch, jangan lakukan ini di depan putra kita, Hanji!"

"Ehh tapi aku hanya mengecupmu sekilas saja!"

"Eww, aku setuju dengan papa. Jangan seperti itu di depanku, Mama!" Aku mendekati anakku yang tidak jauh dariku, menepuk kepalanya sayang, senang sekali Udo dapat setuju denganku. Udo terlihat begitu tampan dan rapi dengan pakaian sekolahnya, di punggungnya ia bawa tasnya. Selagi aku menepuk kepalanya, tangannya membenarkan kacamatanya yang sudah membingkai wajahnya rapi seolah bersikap keren dengan senyuman bangganya.

"UDOKUUU!! Bilang saja kau cemburu! Kemari! Biar ku juga kuberi kecupan sayang juga!" Hanji ikut mendekati Udo. Begitu berada di depannya, Hanji langsung sedikit menundukkan badannya sejajar dengan Udo dan meletakkan kedua tangannya di samping kepala Udo kemudian mulai mengecupinya berkali-kali.

Wajah Udo terlihat kesal dan memasang wajah jijik, belum sempat Udo menutupi wajahnya dari mulut Hanji, ibunya sudah memberinya kecupan berkali-kali. Tangan Udo menahan bahu Hanji berusaha menyuruhnya berhenti sambil cekikikan kecil karena geli dan wajahnya yang mulai memerah malu, "Hentikan, ma, g-geli sekali! Jangan buat aku malu!" Aku yang mendengarnya hanya menghela nafas pelan.

"Wahhh, keluarga yang romantis! Tak kusangka Udo masih suka dicium seperti itu." Dari sampingku, dari arah kamar para perempuan, terdengar suara Sasha yang melengking senang melihat interaksi Udo dan Hanji. Hanji berhenti dan tersenyum menoleh ke arah suara begitu mendengarnya, sedang Udo menutup wajahnya malu dan langsung mundur dari Hanji menghindari kalau-kalau ibunya kembali mengecupinya.

"Sashaa! Jangan buat Udo malu seperti itu!" Connie yang berdiri di samping Sasha menariknya menjauh dari area kami, mengajaknya segera keluar.

"Ehh, tapi dia lucu sekali. Kuharap aku punya anak sepertinya nantinya," Sasha berucap, matanya berbinar-binar mengharap. Sekilas aku mendengar pekikan terkejut dari Connie, dan begitu aku melihatnya wajahnya memerah dan matanya melotot tidak percaya, sepertinya ada sesuatu di antara mereka.

"Ayo berangkat- EHH CONNIE ADA APA DENGAN WAJAHMU?" Jean muncul, dia datang dari arah dapur, Jean berjalan mendekati Connie dan Sasha. Aku mulai tidak peduli dan mengalihkan pandangan dari mereka ke arloji di tanganku.

Aku harus mengantarkan Udo ke sekolah terlebih dahulu sebelum menuju ke kantor, "Udo, ayo kita berangkat!"

Udo mengangguk, "Jaga diri di rumah, mama!" Terlihat wajahnya sudah tidak malu, tangannya melambai kecil ke arah ibunya, sedangkan ibunya membalasnya dengan senyum ceria di wajah, menatap kami dan juga ikut melambaikan tangan senang ke arah kami.

"KALIAN SUDAH BERHUBUNGAN, KAN?! SEJAK KAPAN?! DAN KENAPA KALIAN TIDAK MEMBERITAHUKU?!"

"TIDAK! Tidak seperti itu, Jean!" Aku kembali melihat ke arah mereka bertiga sebelum memasuki mobil, keduanya mencoba membuat Jean tidak salah paham tapi wajah mereka benar-benar memerah malu, bahkan kini wajah Jean juga ikut memerah. Tch, dasar bocah.

"KALIAN MASIH MENGANGGAPKU TEMAN, BUKAN?" Jean kembali berteriak. Mereka berisik sekali.

"Hentikan! Lebih baik kalian segera pergi dari sini!" Aku mulai berkata tidak begitu keras namun tegas dan masih dapat didengar di antara mereka yang berteriak keras. Ketiganya langsung menoleh ke arahku dengan wajah masih merah kemudian mereka menunduk malu dan meminta maaf.

Aku menoleh ke arah Hanji, menatapnya membuat isyarat kecil yang langsung dipahami Hanji, "Serahkan saja padaku!" Hanji menjawab dengan acungan tangan kemudian mendekati mereka bertiga. Aku langsung memasuki mobil dan memasang sabuk pengaman, menoleh ke belakang melihat Udo yang sudah siap berangkat, kemudian langsung menyetir kendaraanku keluar dari halaman rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kosan Levihan (AoT Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang