Eremika - Sick

720 79 27
                                    

! agak lokal, mention dikit !

"Hahhh," helaan nafas yang berat dan pendek-pendek terdengar dari mulut seorang berambut coklat gondrong. Ia baru saja berjalan pulang dari kampusnya ke tempat kostnya.

Tubuhnya begitu lemas, dengan pelan namun pasti ia berusaha membuka gerbang besar di hadapannya. Bunyinya terdengar berdenting karena bertubrukan dengan sisi gerbang yang satu lagi. Eren mendorongnya dengan sekuat tenaga, pintu itu terasa berat untuknya kali ini.

Dari dalam, Mikasa sedang berdiri di depan kamarnya. Ia menatap arah gerbang, mencari tahu siapa yang membukanya perlahan seperti kesusahan saat membukanya.

"EREN!" Mikasa berteriak begitu sesosok yang membuatnya penasaran di depan gerbang ternyata dikenalinya. Wajahnya langsung menampakkan kekhawatiran begitu melihat Eren berjalan sempoyongan di depan gerbang. Mikasa langsung berlari menghampirinya, ia memapah Eren pelan ke kamar Eren.

"Dimana kuncinya?" Tanya Mikasa panik.

"Saku celana depan," Eren langsung merogoh saku celananya pelan, mengeluarkan kunci kamar miliknya dan Armin kemudian menyerahkannya ke Mikasa.

Begitu Mikasa membukanya, ia langsung merebahkan Eren ke tempat tidurnya. "Badanmu panas sekali!" Mikasa membantu Eren menyingkirkan barang bawaannya dan sepatunya, membuka beberapa kancing kemejanya, kemudian menyelimutinya. Selesai dengan Eren ia berdiri mengambilkan air putih untuk Eren. Mikasa memberikannya sembari memberi pesan padanya, kemudian pergi ke dapur membuatkannya makanan.

*****

"Hey, Mikasa! Kau mau membuat sesuatu."

"Ya, kau mau membantu, Sasha?"

"Tentu saja! Dengan imbalan tentunya."

Mikasa mengangguk setuju, ia menyiapkan alat dan bahan untuk membuat bubur.

"Kau membuat bubur di sore seperti ini?"

Lagi, Mikasa mengangguk menjawabnya. "Kau tidak suka bubur?"

"Tentu suka, aku memakan apapun, Mikasa, kau tahu itu."

"Benar."

"Kau membuatnya untuk seseorang?"

"Untuk Eren," Mikasa menjawab begitu jujur.

"Apa Eren sakit? Dia di mana sekarang?"

"Di kamarnya."

"Hahh. Kau sudah ke kamarnya ya?" Mikasa menjawabnya dengan anggukan kemudian ia teringat akan sebuah peraturan kostnya, matanya melotot terkejut begitu mengingatnya.

"Tenang saja, Mikasa. Rahasiamu aman bersamaku," Sasha berbisik pelan pada Mikasa. "Paman Levi juga sedang ke luar kota, tidak perlu khawatir, asal kau tidak ketahuan olehnya, kau aman."

"Apa kau selama ini sering ke kamar Jean dan Connie menemui Connie?"

"HAHHH APA?!" Sasha terkejut langsung berteriak keras.

Mikasa tertawa kecil, mengerti jawaban Sasha melalui respon terkejutnya.

"Heyy, Mikasaa-" Sasha berusaha menjelaskan, "Baiklah aku jujur!" Ia bercerita pada Mikasa dengan berbisik kecil, "Sebenarnya aku memang sering ke kamar mereka saat bosan sendiri di kamar dan tidak ada dirimu. Mereka punya banyak cemilan di kamar yang mereka sembunyikan dariku, aku memakannya saat mereka tidak ada. Ini rahasia kita berdua, Mikasa."

"Bagaimana dengan Connie?"

"C-Connieee?" Sasha kembali tergagap mendengar pertanyaan Mikasa. Mikasa menatapnya, menunggunya memberi jawaban. "Kami teman,"

Kosan Levihan (AoT Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang