dua.

1.2K 99 18
                                    

Sinar matahari yang bersinar pagi itu langsung menyinari mata Namjoon tanpa ampun. Matanya mengeryit dan dengan terpaksa ia terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Sengaja ia tidak membangunkan Seokjin. Sengaja membiarkan Seokjin untuk tertidur lebih lama, mengingat betapa mabuk dan lelahnya pria itu semalam. Ia keluar dari kamar dengan piyama juga cardigan hitamnya panjang. Menyapa satu persatu pekerjanya dan berjalan menuju dapur untuk membuat secangkir kopi. Well, Namjoon tidak begitu mengerti selera Seokjin. Namun sebagai suami yang baik, ia juga membuatkan segelas susu coklat panas untuk suaminya yang masih tertidur. Cukup dalam hubungan ini Seokjin saja yang jahat dan berperilaku buruk padanya. Ia akan terus membalas Seokjin dengan kebaikan yang ia miliki.

Kopi itu ia minum perlahan sembari mengecek ponselnya. Tak lama ponselnya berbunyi. Namjoon mendapatkan pesan dari sekretarisnya. Yoongi menghubunginya dan bertanya apakah bisa dikunjungi, sontak Namjoon menjawab bahwa ia bisa didatangi. Namjoon adalah salah satu pengusaha hotel dan real estate terbaik di Korea Selatan. Wajar saja dihari yang masih terbilang spesial ini dia masih diganggu oleh sekretarisnya. Karena memang ia yang membiarkan. Untuk tugas mudah, biar saja Yoongi yang mengurus. Namun untuk tugas sulit jelas ia tidak akan membiarkan Yoongi mengerjakannya sendiri. Ia juga harus menolong Yoongi. 

Tak lama ia bisa mendengar suara lift yang terbuka, itu pasti Yoongi. Dan benar saja. Suara sendal rumah yang diseret-seret ketika berjalan perlahan terdengar jelas. Hingga sebuah tangan yang pucat yang membawa beberapa berkas ada tepat didepan matanya. "Ini. Baca dengan baik lalu tanda tangani. Btw, Bagi kopi ya." Ujar Yoongi sembari berjalan untuk membuat kopinya. "Jika kau bukan teman dekatku dari dulu, sudah kutendang jauh-jauh." Yoongi menggelengkan kepalanya, "Tidak akan. Kau tidak akan bisa melakukan hal itu padaku." Namjoon membuka berkas itu dan membacanya dengan seksama.

"Aku setuju saja dengan rencana pembangunan residence ini. Tidak ada masalah, hubungi saja beberapa kolega kita. Jadikan ini ajang bagi mereka untuk menanam saham di proyek ini." Yoongi mengangguk-ngangguk sembari mengambil roti dan mengoleskannya selai kacang. Namjoon mengambil pulpen yang diserahkan oleh Yoongi dan menandatangani beberapa dokumen yang diberikan. Suasana menjadi hening hingga Yonggi menanyakan suatu hal yang sebenarnya sangat wajar namun cukup mengejutkan bagi Namjoon, "Gimana Seokjin? Enak gak?" Namjoon terbatuk hebat. Ia meletakkan pulpennya dan meminum segelas air yang diberikan Yoongi. "Kok gitu reaksinya? Belum ya?" Namjoon menggeleng lemah. Yoongi mengeryit dan menaruh gelas kopinya, merasa ada yang tidak beres dengan kawannya itu.

"Kenapa? Bukannya kau yang paling tidak sabar dengan malam pertamamu? Kenapa malah belum?" belum sempat Namjoon menjawab, Seokjin sudah keluar dari kamarnya. Muka bantalnya masih terlihat jelas, rambutnya berantakan sana dan sini, bajunya juga kusut. Dengan matanya yang masih setengah tertutup itu, ia berjalan menuju dapur. "Ini, aku buatkan susu." Seokjin mengangguk, "Thanks." Tanpa mempedulikan Yoongi yang ada disebelah Namjoon, Seokjin meminum susu itu. Jangankan menatap, menyapa Yoongipun tidak dilakukan Seokjin. Tidak peduli dengan tatapan membunuh yang diberikan oleh Yoongi padanya. "Aku akan pergi habis ini. Pinjamkan aku mobilmu." Kata Seokjin sembari mengadahkan tangan kanannya pada Namjoon, tepat didepan wajahnya.

"Minta langsung saja pada Pak Lee, dia yang tau dimana mobil dan kunci-kuncinya." Seokjin kembali menguap dan mengangguk. "Oke, thanks again by the way." Ujarnya sembari berjalan berlalu menuju kamar. Begitu Seokjin hilang dari pandangannya, Yoongi langsung berjalan mendekati Namjoon dan mengambil dokumen yang sudah selesai Namjoon tanda tangani. Matanya ia layangkan pada Namjoon yang tengah menunduk lesu, "Aku rasa ada masalah disini. Jika mau cerita, cerita saja. Aku tunggu. Aku permisi." Dan Namjoon mempersilahkan. Yoongi masih punya tanggung jawab yang cukup banyak, mengingat Namjoon mendelegasikan tugas-tugasnya pada Yoongi. Karena ia tidak akan masuk seminggu ini.

bad romanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang