sepuluh.

1K 77 25
                                    

Sudah hampir 18 jam Namjoon berada di pesawat namun tidak mengurungkan niatnya untuk sekedar beristirahat. Tangannya sibuk memainkan ponsel dan menghubungi beberapa orang melalui pesan singkat. Ia menghubungi Yoongi untuk menjemputnya di bandara dan supirnya yang ia mintai tolong untuk membawa koper dan bawaan lainnya. Rasanya ingin sekali Namjoon menghubungi orang tuanya atau orang tua Seokjin. Namun ia merasa masalah ini tidak bisa diketahui oleh kedua orang tuanya ataupun orang tua Seokjin. Karena mereka memang tidak mengetahui secara detail rumah tangganya dengan Seokjin bukan selama ini? Yang mereka tau hanya Namjoon dan Seokjin yang bahagia dengan pernikahannya. Bukan Namjoon yang berusaha agar Seokjin mau mempertahankan pernikahan mereka dan merelakan Kim Taehyung atau siapalah musuhnya kali ini.

Setelah lama mengudara, dengan selamat akhirnya Namjoon mendarat. Langit yang gelap tanpa bintang adalah pemandangan pertama yang Namjoon lihat. Agak tidak mungkin untuk mencari Seokjin namun ia tidak ingin membuang waktu lebih banyak lagi. Meskipun ia tau tubuhnya sudah menjerit kelelahan, Namjoon tidak mau berhenti sejenak demi beristirahat.

Ia membawa kakinya yang lelah karena jetlag berlari. Koper dan barang bawaannya sudah diambil oleh sang supir yang rupanya sudah menunggu kedatangan Namjoon dari beberapa jam yang lalu. Selesai dengan barang bawannya dan supirnya yang juga sudah pergi, Namjoon kembali berlari. Bandara malam hari tetap ramai, tidak kalah dengan siang hari. Namun mencari Min Yoongi dalam keramaian bukanlah hal sulit menurut Namjoon. Ia bisa melihat sekretarisnya itu tengah berbincang dengan seseorang melalui telepon genggamnya. Tangannya ia lambaikan heboh ke atas, berusaha agar Yoongi melihatnya juga. Yoongipun menoleh dan membalas lambaian itu. Kaki yang lelah tidak menjadi hambatan, Namjoon malah mempercepat langkahnya.

"Barusan salah satu investor menghubungiku. Meminta reschedule lunch yang ia cancel—tenang, sudah kusampaikan kalau kau pulang. Tapi ada apa, Joon? Ini mendadak sekali."

"Hmm. Akan kuceritakan nanti, hyung. Apa kau bawa mobil?" Yoongi mengangguk dan berkata kalau ia memang sengaja bawa mobil untuk menjemputnya. Namjoon tidak mengatakan apa-apa lagi setelah itu, ia langsung mengajak Yoongi untuk mengantarnya. Ini adalah kali pertama Namjoon diam ketika ada masalah dan sebenarnya itu agak mengganggu Yoongi yang sudah lama berkawan sekaligus bekerja dengannya. Namun ia memutuskan untuk mengurungkan niatnya untuk bertanya. Namjoon terlihat kalut dan Yoongi rasa bosnya ini belum siap menceritakan masalahnya.

Mobil sudah terlihat, maka tidak membuang waktu Yoongi langsung mengambil kunci mobil dan membuka kuncinya dari remot. "Kau yang menyetir, hyung." Yoongi hanya mengangguk dan langsung masuk ke dalam begitu melihat Namjoon yang sudah sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang dilakukan Namjoon dengan ponselnya, Yoongi juga tidak paham. Tapi ketika perut temannya itu bunyi kencang, Yoongi tau kalau Namjoon sama sekali tidak makan.

"Memalukan."

Kekehan pelan keluar dari mulut Yoongi sembari mengambil makanan yang sudah ia beli sebelum berangkat ke bandara tadi dan ia serahkan pada Namjoon. "Ini, aku sudah beli. Entah apa masalahmu kali ini, jangan sampai lupa makan."

"Yeah. Thanks, hyung."

"Simpan itu untuk nanti. Kau akan mengucapkan banyak terima kasih kurasa."

[]

Tidak ada yang bersuara selama perjalanan. Yoongi memilih untuk fokus menyetir dan Namjoon yang sibuk dengan ponsel yang ada di tangan kiri sedangkan burger di tangan kanan. Banyak hal sebenarnya yang ingin Yoongi tanyakan—mengenai kepulangan Namjoon yang sangat mendadak ini—,hanya saja ia enggan untuk bertanya. Melihat bagaimana sibuknya Namjoon dengan ponselnya cukup membuat Yoongi sadar kalau posisi Namjoon saat ini sedang tidak siap untuk menceritakan sesuatu dengan runtut. Hingga pria itu menaruh ponselnya sebentar dan kembali memakan burger yang baru ia makan sedikit.

bad romanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang