Sukma

36 15 2
                                    

Semesta memang adil
Setelah memberikan lara
Kini kau munculkan harsa

Pemuda yang mulai bahagia

.....

Reswa berjalan dengan bersanandung kecil disepanjang koridor kelasnya. Tiba-tiba langkahnya terhenti dan berbinar matanya. Siapa lagi yang mengacaukan pandangannya jika itu bukan pujaannya hatinya.

"Sukma," panggil Reswa.

Sang pemilik nama menolehkan kepalanya dan mentap heran pada sumber suara. Dan Reswa segera menghampirinya.

"Kau memanggilku?" tanya si pemilik nama.

Reswa mengangguk.

"Tapi namaku Rumi, sejak kapan menjadi Sukma?" ucapnya.

"Karena kau berhasil menerangi hatiku. Jadi kau ku panggil Sukma," ucap Reswa.

Saat itu juga, Rumi tersipu. Beberapa sekon kemudian, senyum dari remaja itu menghilang berganti dengan rasa malu yang sedang mengelabuhi dirinya.

"Astaga bilang apa aku tadi?" gumam Reswa pelan.

"Hah?" Rumi kebingungan.

"Ah tak apa. Sepertinya sudah sampai dikelasmu. Kau duluan, senang bertemu denganmu," ucap Reswa yang gelagapan dan langsung berlari meninggalkan gadisnya.

"Kenapa?" gumam Rumi sembari menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal.

________________

Nafas Reswa tak beraturan saat sampai dikelasnya. Untung saja, ia tak pernah lupa untuk membawa minun ke sekolah.

"Ngapa nder?" tanya Panca.

Reswa menarik nafas sembari memasukan botol minumnya kedalam tasnya.

"Tadi.. gue.." ucap Reswa terbata-bata.

"Kenapa?" Panca semakin penasaran.

"Anu, tadikan gue ketemu si Sukma. Anjay kenapa makin cantik daripada kemarin. Kan gue jadi suka," Ucap Reswa.

"Kumat alay lu, nyesel ngenalin. Tapi ga papa, udah cukup bagus lu udah move on dari si Jani," ucap Panca.

"Jani.." ucap Reswa yang kembali murung.

"Eh eh kok sedih lagi? haduh Res, maafin gue. Ga maksud ungkit-ungkit dia," ucap Panca.

"Itu.." tunjuk Reswa ke arah jendela.

Netra Panca mengikuti jari Reswa yang menunjuk sesuatu.

"Eh?" Panca yang terkejut.

______________

Waktu istirahat sudah tiba. Reswa tidak menunjukkan gairahnya untuk bangkit dari tempat duduknya.

"Res, kekantin yuk?" ucap Panca.

"Ga mood gue," ucap Reswa.

"Gara-gara pagi tadi?" ucap Panca.

"Ya apalagi, coba deh kalau kita tukar posisi. Diputusin tanpa sebab sama si Nawang terus si Nawang main laki didepan mata lu. Rasanya sakit Pan, sakit hati gue," Keluh Reswa.

"Heh amit-amit. Udah ga usah dipikirin. Sukma udah nunggu tuh," hibur Panca.

"Mana?" mata Reswa kembali berbinar.

"Dikantin bareng sama Nawang, yuk gih. Ga baik buat cewek nunggu," ucap Panca.

Reswa mengangguk dan tersenyum. Tentunya Panca menghela nafas lega, melihat sahabatnya kembali bahagia dan melupakan sosoknya.

________________

Vote comment jangan lupa ya, biar Authornya semangat update.

Jaremba AtmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang