Kisah Pilu

38 8 1
                                    

lima tahun yang lalu. Ketika kisah pilu itu bermula.

Allen adalah gadis yang begitu sombong dan arogan. Saat itu dia baru berusia dua puluh satu tahun. Usia dewasa seharusnya, tetapi perlakuan manja orang tuanya membuat Allen sering kali bertindak sesuka hati. Dia memang memiliki segalanya, uang dan kekuasaan dari orang tuanya.

Sebagai anak dari keluarga Caitlin rasanya pantas jika Allen menjadi dambaan setiap lelaki. Parasnya yang cantik dengan gelar pewaris aset keluarga Caitlin membuat banyak laki-laki bersedia menjadi pendamping hidupnya, tetapi seorang Allen hanya mencintai satu laki-laki yaitu Agra Grissham. Cinta pertamanya ketika dia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Sebagai wanita modern dia tidak malu untuk menyatakan cinta lebih dulu, tetapi hati agra tetap tidak bisa dia miliki. Di hati Agra hanya ada satu nama. Wanita yang teramat dia cintai.

Sampai suatu ketika, gayung bersambut. Perjodohan antara dirinya dan Agra pun terjadi. Dia yang begitu menginginkan sosok Agra untuk menjadi pendamping hidupnya tentu saja langsung setuju dengan perjodohan itu tanpa pikir panjang. Tidak peduli apakah Agra setuju atau tidak dengan perjodohan itu.

Perjodohan demi kekuasaan. Hey, ayolah. Kita bukan lagi hidup di zaman Siti Nurbaya, dimana perjodohan menjadi hal biasa. Namun, itulah yang terjadi pada Agra dan Allen. Demi bersatunya dua perusahaan raksasa kedua orang tua mereka, menjodohkan tanpa bertanya pendapat anak mereka lebih dulu. Suka tidak suka, mau tidak mau, mereka hanya boneka yang harus menurut. Mengikuti apa kata Tuannya.

Saat itu Agra sudah mencintai wanita lain. Namanya Kinara. Gadis sederhana yang berhasil mendapatkan hati seorang Agra. Sayangnya, Allen tidak peduli. Baginya, tidak masalah jika harus memiliki tubuh Agra lebih dulu, baru setelah itu dia memikirkan cara untuk mendapatkan hati Agra.

Petaka pun dimulai. Agra yang menolak mati-matian perjodohan itu tidak bisa berbuat banyak ketika Allen datang menemui Kinara, membujuk Kinara agar mau mengalah demi pertunangannya dan Agra. Kinara yang baik hati dan peduli dengan orang lain akhirnya memutuskan untuk mengalah, melepas Agra demi Allen.

“Kenapa kamu menemui Kinara?! Kamu bahkan memohon padanya. Sekarang dia meninggalkan aku hanya karena kasihan padamu. Sudah kukatakan aku tidak akan menikah dengan wanita lain selain Kinara. Kenapa kamu egois sekali, Allen?!" seru Agra membuat gadis yang berdiri di depannya menundukkan kepala dalam.

“Aku hanya ingin kita saling mengenal satu sama lain, Agra. Apa salahnya? Siapa tahu saja kita bisa saling mencintai. Lagipula apa kurangnya aku di matamu?” tanya Allen dengan suara lembut. Percayalah hanya Agra yang bisa membuat gadis arogan seperti Allen tunduk. Mata Allen mulai berkaca-kaca.

Agra berjalan mendekat. Menangkap kedua bahu Allen. “Kurangmu hanyalah satu. Kamu bukan wanita yang bisa membuatku jatuh cinta," ucapnya tanpa peduli dengan perasaan Allen.

“Ta-tapi kita 'kan bisa mencobanya. Aku bersedia hidup denganmu meskipun kamu tidak mencintaiku."

Agra tersenyum sarkas. “Apa kamu tidak punya harga diri, Allen? Mau berlutut pun aku tidak akan mau mencobanya. Mencintaimu? Cih. Kamu coba saja sendiri, tapi dengan pria lain. Bukan denganku!” Suaranya semakin meninggi dengan mata melotot membuat Allen ketakutan.

“Aku ...,” ucap Allen terputus.

"Kenapa? Apa kamu bahagia melihatku kehilangan satu-satunya wanita yang aku cintai?!" Agra menatap Allen dengan tatapan tajam.

"Aku ... ti-tidak bermaksud begitu."

"Yang benar saja! Kamu tahu tentang perjodohan ini dan kamu bilang tidak bermaksud?!" Agra mengusap kasar wajahnya. Mengacak-acak rambutnya. Bahkan geraman kecil lolos dari mulutnya. "Seharusnya kamu bantu aku untuk membatalkan pertunangannya, bukan malah menemui Kinara dan memintanya mengalah demi dirimu!"

Allen mundur beberapa langkah. Suara serak dan dalam milik lelaki di depannya terdengar menakutkan. Tidak lagi merdu seperti biasanya.

"Berhenti menangis! Kamu ....” Agra berjalan maju. Meraih dagu Allen dan mendongakkan kepalanya. Kedua netra bening mereka bertemu. “Apa kamu begitu ingin tidur denganku? Sampai-sampai kamu menggunakan cara kotor seperti ini. Emm ... tubuhmu lumayan juga.” Agra menatap Allen dari atas sampai bawah. Menyapu setiap inci tubuh Allen lalu mengusap bibirnya dengan ujung lidah. "Aku baru sadar kalau kamu memiliki tubuh yang seksi. Ayolah, kita bisa mencobanya." Senyumnya mengembang dengan sudut bibir terangkat. “Percayalah. Aku bisa memuaskanmu di atas ranjang, Sayang."

"Ja-jangan mendekat lagi." Kali ini Allen benar-benar takut.

"Ayolah. Tidak usah munafik, aku tahu kamu ingin juga, 'kan?"

"Tidak. Aku hanya ingin kamu melihatku. Aku hanya ingin kamu mencintaiku. Bukan begini. Aku bukan wanita murahan seperti yang kamu pi-pikir."

Agra terbahak mendengar jawaban Allen. "Kamu bilang ingin aku mencintaimu?" Mencengkeram pergelangan tangan Allen. "Penting untuk diingat, Allen. Aku bisa memuaskan hasratmu di atas ranjang, tetapi untuk hatiku selamanya tidak akan pernah menjadi milikmu!" Tersenyum sarkas untuk kesekian kalinya. "Tidak akan pernah!" ulangnya memberi peringatan.

“Ap-apa maksudmu, Agra?" Allen berusaha melepaskan diri.

“Ayo kita menikah. Aku akan memenuhi kebutuhan lahirmu, tapi jangan berharap lebih dengan hatiku.”

“A-aku ... aku tidak mau." Matanya mulai basah. "Ki-kita batalkan saja pertunangan ini.”

Nyali Allen menciut. Ini kali pertama Allen melihat Agra seperti itu. Masih banyak waktu. Aku masih bisa membuatmu jatuh ke dalam pelukanku. Untuk saat ini sebaiknya aku mengalah, batin Allen.

Agra tersenyum menang. “Good. Ayo kita batalkan.”

More than MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang