Chapter #29

2K 184 14
                                    

.

.

.

OH! NO!
Written by Chinatsu-chan
.
.
.
.

xxXXxx

The Wedd' day.

Pernikahan Hinata dan Sasuke sudah di depan mata. Semua persiapan juga sudah selesai. Tepat pada hari ini pernikahan mereka digelar secara tertutup. Pernikahan yang akan berlangsung di gedung mewah milik keluarga Hyuga ini akan segera di laksanakan. Meski di gelar di tengah-tengah musim dingin yang sebentar lagi mendekati Natal tak menyurutkan pihak yang menyelenggarakan atau pun tamu untuk menikmati acara kebahagiaan ini. Dilihat dari para tamu undangan yang mulai berdatangan. Dekorasi yang indah melekat di aula gedung itu. Pohon natal besar di sudut ruangan itu menambah kesan yang cantik khas musim dingin. Tak jarang bila para tamu berdecak kagum melihat dekorasi mewah disana.

Di salah satu ruangan di gedung itu,

Hinata menarik nafasnya pelan setelah beberapa jam yang lalu ia dirias dengan make up yang tidak terlalu tebal. Ia menghela nafasnya. Lehernya agak pegal karena butuh waktu berjam-jam untuk merias wajahnya dan menganti bajunya dengan gaun pengantin yang begitu indah. Ia menatap buket bunga berwarna putih itu. Bunga itu akan di gengamnya selama pernikahan berlangsung. Ia meraihnya dan menatapnya penuh arti.

" Ada apa denganku ? Kenapa tiba-tiba aku merasa sedih dan khawatir ya ?" gumamnya dengan heran. Entah apa yang membuatnya sangat cemas hari ini.

Cklek!

Ia menaruh kembali bunga itu dan melihat dari cermin siapa yang datang.

" Ayah." Ujarnya. Ia bangkit dari duduknya dan memberi salam pada ayahnya dengan membungkuk meski agak kesulitan karena gaun yang ia kenakan. Setelah itu ia melihat ayahnya menatapnya. Senyuman terulas jelas di wajah ayahnya yang mulai berkeriput itu.

" Bagus. Aku tidak sabar menunggu hari ini tiba. Kau tentu ingat apa yang kemarin ayah bicarakan padamu kan ?" Hinata menelan ludahnya dengan samar. Ia mengangguk paham. Ingatannya kembali pada kemarin malam. Saat ia dan ayahnya membicarakan hal ini.

Flashback.

" Kau sudah tidur ? " suara ayahnya mengejutkan dirinya. Yang sangat tiba-tiba muncul dari balik pintu kamarnya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk diatas kasur dan menatap ayahnya.Dalam hatinya ia mengeram kesal karena lupa mengunci kamarnya lagi.

" Tumben ayah kesini. Ada apa ? " ujarnya dengan keheranan. Ayahnya jarang sekali masuk ke dalam kamarnya. Ia menggerlingkan matanya saat ayahnya berjalan menuju jendela kamarnya. Dengan kedua tangan dari ayahnya berada di belakang dan saling bertaut sembari menatap kearah luar jendela.

" Kali ini, kau jangan mengecewakan ayah atau kau tahu akibatnya." Ujar Hiazhi dengan penuh penegasan dan ancaman pada Hinata, putrinya sendiri. Hinata yang masih di posisi sama terdiam dalam keterkejutannya. Ia tak mengira ayahnya akan langsung to the point padanya.

" Pernikahan ini sangat penting. Dan akan membawa dampak besar untuk perusahan kita."lanjutnya.

Hinata memandangi ayahnya dari belakang tanpa mengubris ucapa ayahnya. Ia menatap penuh dengan seksama.Rasa marah dengan seketika muncul di dalam hatinya. Ia gelagapan tak kala nafasnya mulai tak beraturan. Ia mencoba menarik nafas pelan dan membuangnya. Ini ia lakukan karena untuk menjaga kestabilan emosi dan tekanan pada otaknya. Agarnya terlihat baik-baik di hadapan ayahnya.Tangannya terkepal erat di balik bantal yang ada di pangkuannya. Sejak hari itu ayahnya berubah sikap padanya. Hari itu adalah hari terburuknya.

OH! NO! 《END》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang