Chapter #6

2.3K 245 5
                                    

.
.
.
.
OH! NO!
Written by Chinatsu-chan
.
.
.
.

Uchiha Masion, 7:00 pm

Hinata dan keluarganya sudah sampai di masion keluarga Uchiha. Berbalut long dress off shoulder berbahan satin berwarna purple pudar seperti warna matanya, di tambah dengan gaya rambut kepang menyamping menyisakan anak rambut di samping-sampingnya membuatnya bak bidadari. Dengan anggun ia berjalan menuju meja makan. Dimana makan malam bersama akan dimulai.

Matanya melirik satu persatu orang yang duduk disana. Namun, sepertinya tuan muda Uchiha yang katanya akan dijodohkan dengannya belum datang.

" Hinata, kau mencari Sasuke ? " Ia terkejut karena kepala keluarga Uchiha menangkap tatapan yang sedang mencari seseorang.

Sambil menunduk malu, " Ti-tidak paman." balasnya dengan pelan.

" Tidak apa-apa Hinata. Tidak usah malu. Karena sebentar lagi kau juga akan menjadi putriku, bukankah begitu Hiasi ? "

Dengan senyum lebar ayah Hinata mengangguk, " Tentu. " lalu ia menoleh kearah Hinata yang duduk di sampingnya, " Fugaku benar. Kau tidak perlu malu. Santai saja." lanjutnya.

Demi bisnis, apakah ini akhir cerita hidupku ? Batinnya sambil tersenyum kearah ayahnya.

Tap!

Tap!

Semua yang ada di ruang makan itu menoleh kearah sumber suara. Hinata melebarkan matanya terpana akan si bungsu Uchiha ini. Bagaimana tidak ? Jas dinner suit tanpa tambahan dasi kupu-kupu yang pas di tubuh atletisnya membuat semua wanita terpesona termasuk Hinata. Rambutnya yang tertata rapih, tatapan mata yang tajam bagai mata elang dan wangi yang mengundang tak heran jika semua orang menatapnya kali ini.

Dengan datar ia menarik kursi dan duduk di samping ibunya setelah menyapa tamunya. Meski hanya berada di rumah namun, ia jarang pulang ke masion. Ia hanya pulang bila ada acara penting seperti sekarang. Sekarang pun ia terpaksa datang.

" Kau terlambat Sasuke. " tegur Fugaku dengan nada tegasnya. Mata onyxnya melirik sebentar, " Yang terpenting aku datang." ketusnya. Wajah Fugaku terlihat menahan amarahnya pada putra bungsunya itu. Hubungan mereka tidak terlalu baik selama ada perjodohan ini. Entah tak tahu kedepannya akan baik-baik saja atau tidak.

" Baiklah. Karena semuanya sudah hadir dan hidangan pun sudah tersaji bagaimana bila kita makan malam terlebih dulu ? Lalu, dilanjutkan dengan obrolan untuk anak kita ? " kata seorang wanita paruh baya yang duduk disamping Sasuke. Mendengar sang ibu berkata seperti itu ia sungguh tidak tertarik dengan perjodohannya dengan gadis yang duduk tepat berhadapan dengannya.

Inikah orang yang suka dengan baka-Dobe ? Hm~sulit di percaya — batinnya saat menatap Hinata.

" Baiklah tidak apa-apa jika seperti itu, Mikoto." balas Hiashi. Kemudian mereka semua memakan hidangan makan malam yang sudah tersaji dengan tenang.

...

Hinata dan Sasuke tengah berada di sebuah taman belakang masion itu. Malam hari saat musim panas yang begitu berisik oleh suara binatang kecil yang hidup di sekitar taman itu, bintang yang bersinar tepat di atas mereka menambahkan kesan syahdu namun, sepertinya mereka hanya biasa-biasa saja.

Duduk di bangku sambil memandang gelapnya langit berhiaskan lampu bintang membuat pemuda berambut hitam model chicken butt itu menghela nafas panjang. Di sampingnya ada Hinata yang terlihat gugup.

" Bersantailah saat bersamaku. Anggap aku temanmu." Hinata menaikkan alisnya sebelah dan menoleh kearah pemuda itu.

" Dari tadi aku melihatmu, kau sepertinya merasa tidak nyaman saat aku datang." tutur bungsu Uchiha itu. Hinata langsung mengibaskan tangannya, " Ti-tidak seperti itu, Uchiha-san."

OH! NO! 《END》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang