20. Confession

16 1 0
                                    

note : seperti biasa jangan di play dulu ya mulmednya😉

Happy reading✨

***

Joey, Seona, dan Jinha tiba lebih dulu di cafe dekat apartemen Joey. Akhirnya mereka bisa berkumpul bersama dengan menyewa satu cafe.

Tentunya mereka tidak hanya bertiga, bukan? Bahkan Hueningkai dan Taehyun pun telah tiba seminggu lalu.

Mereka merayakan hari kepulangan Yeonjun serta Jinha yang kembali dari mendidik ilmu di negeri matahari terbit sana. Tak lupa mereka-para laki laki- juga akhirnya berkumpul setelah sekian lama.

Mereka tidak ingin orang lain terganggu dengan suasana ribut, jadi sekalian saja menyewa satu cafe, bukan?

"Noona, tiba-tiba aku ingin ke toilet. Bisa tunggu disini sebentar?" ucap Seona saat tiba di meja yang telah dipesan. Joey yang cukup terkejut hanya mengangguk terbata.

"Ayo Jinha!" segera Seona menarik tangan Jinha. "A- tunggu, kenapa Jinha juga ikut? Aih." Dan pada akhirnya Joey hanya duduk sendiri di cafe ini. Ia pun beranjak menuju meja kasir yang entah kenapa juga kosong tanpa seorang pegawai.

Namun baru beberapa langkah ia berjalan, seketika di sekelilingnya gelap gulita. Joey terpaku di tempat. Ia mulai merasa waspada akan keadaan di sekitarnya.

note : Play Mulmednya~

Lampu sorot menyala di sisi panggung kecil tempat Yeonjun dan Beomgyu biasa menghibur pengunjung cafe ini.

Terlihat Hueningkai yang mahir menarikan jari jemarinya di tuts piano. Tak lama terlihat Taehyun yang mengiringi alunan piano Hueningkai dengan suaranya yang merdu.

Satu persatu lampu di sekeliling Joey menyala. Menyorot satu orang di tiap-tiap lampunya. Terlihat Jinha, Seona, Beomgyu, dan Yeonjun yang membawa masing-masing satu mawar putih membentuk lingkaran kecil di sekitarnya.

Joey cukup terkejut sekaligus bingung dengan apa yang terjadi. Namun belum lama ia bertanya dalam pikirannya, lampu sorot paling terang menyala di hadapannya memperlihatkan lelaki tinggi yang selama hampir sebulan ini membuat jantungnya tak karuan. Choi Soobin.

Ia melangkah pelan mendekat menuju ke tengah lingkaran. Menatap lamat hazel Joey dengan sorot maniknya yang bersinar. Di tangannya juga menggenggam sebuah bunga berwarna putih, bunga Lily.

"Joey Noona," suara Soobin yang khas menelusuk ke pendengaran Joey. Seketika membuatnya gugup dan hanya berkedip sebagai respon.

"Maafkan aku. Semenjak pertama kali kita bertemu, wajahmu selalu terngiang-ngiang di pikiranku.

Senyummu yang begitu damai tak berhenti membuat jantungku berdegup.

Suara lembutmu adalah hal yang selalu ingin ku dengar setiap saat. Dan semua itu membuat sesuatu tumbuh dalam diriku.

Aku tahu ini terasa cepat bagimu, tapi perasaan ini selalu tumbuh semakin membesar tiap harinya.

Rasa ingin selalu berada di sisimu. Ingin melindungimu, ingin selalu berada di dekatmu.

Aku ingin kau menjadikanku sebagai satu-satunya orang terpercaya. Dan aku ingin kau menjadikanku yang pertama.

Mungkin ini terdengar egois, tapi setiap melihatmu rasa ingin memiliki ini semakin besar dan terus membesar setiap harinya.

The Truth Untold (Choi Yeonjun) | End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang