14. Possessive

26 1 0
                                    

"Kenapa 'Joey'?"

Joey menoleh seketika saat mendengar pertanyaan Yeonjun. Kini mereka berdua tengah menikmati pemandangan Sungai Han yang tenang. "Kenapa? Apakah itu buruk?" Bukannya menjawab, Joey justru balik bertanya membuat Yeonjun sedikit gelagapan.

"A- tidak. Bukan seperti itu, maksudku namamu Joey Lea. Orang bisa saja memanggilmu Lea bukan?"

Joey mengangguk. "Memang aslinya begitu, semua memanggilku Lea. Semenjak menginjak sekolah menengah akhir, aku mengenalkan diri sebagai Joey."

Terdengar helaan napas dari Joey. Yeonjun ingin bertanya lagi namun belum sempat ia bersuara Joey melanjutkan. "Karena ibu angkatku. Namanya mirip, Aleah. Dan aku tak mau memiliki nama sama dengan wanita bangka itu."

Jujur Yeonjun sedikit terkejut karena Joey dapat berkata kasar. Selama ini Joey selalu bersikap lembut dan manis. Sepertinya ia begitu membenci keluarga itu. Saat ini saja ia tengah menatap kosong hamparan sungai di depannya.

"Lalu.. bagaimana kau bisa belajar menari?" Yeonjun hanya asal memilih pertanyaan agar Joey tidak terlarut dengan perasaan bencinya itu. Untung saja setelah mendengar pertanyaan Yeonjun, Joey menarik ujung bibirnya tersenyum lembut. Sepertinya ia mengingat kenangan indah.

"Aku terlalu penat dengan segalanya. Di sekolah maupun di rumah. Aku memutuskan untuk bekerja, lalu aku-"

"Bekerja? Di usiamu yang begitu muda? Lalu bagaimana dengan kesehatanmu? Bukankah kau mudah lelah saat itu?"

Yeonjun begitu khawatir sehingga ia bertanya secara bertubi-tubi membuat Joey tertawa gemas. "Yaa~ Yeonjun-ah, ini sudah berlalu. Kenapa kau bereaksi seakan-akan itu terjadi saat ini eoh?" ucap Joey sambil mencubit pipi Yeonjun gemas. Yeonjun hanya tersipu lalu kembali mendengarkan cerita Joey.

"Aku juga merasa sakit mendengar mereka mengatakan aku lemah. Aku pun merasa aku kurang tanggap untuk mempelajari hal baru. Jadi aku ingin membuktikan kepada mereka bahwa aku tak seperti yang mereka katakan. Dengan bekerja, aku menjadi lebih kuat. Aku juga lebih cepat mengerti banyak hal. Lalu disela-sela pekerjaan aku tertarik untuk menari dan ya begitulah hingga aku bisa menari."

Yeonjun takjub dengan kisah hidup Joey. Ia benar-benar memiliki pribadi yang kuat. Banyaknya cobaan yang dihadapi tak membuat Joey menjadi lemah, karena justru dengan dendamnya ia bisa membuktikan bahwa ia adalah sosok yang tak dapat diremehkan.

Yeonjun memeluk Joey. Ia benar-benar tak ingin Joey merasakan hal yang sama seperti di masa lalunya. "Aku benar-benar ingin menjagamu seutuhnya, Noona. Kumohon percaya padaku, aku akan selalu disini menemanimu, hm?" ujarnya sambil mengelus pucuk kepala Joey.

Joey tersenyum hangat membalas pelukan Yeonjun. "Terima kasih, Yeonjun. Aku pun senang bisa bersamamu."

Lalu Yeonjun memberikan kecupan di kening Joey. "Kau cukup tinggi untuk ukuran wanita. Berapa tinggimu?" tiba-tiba saja Yeonjun tersadar setelah mengecup lembut kening wanitanya.

"Eum? Kurasa.. 175 cm?"

"Kau hanya 2 cm lebih pendek daripada Taehyun."

Mereka pun tertawa dan menghabiskan malam menatap langit penuh bintang di pinggir Sungai Han.

+×+

Joey kembali datang melihat Yeonjun dan Beomgyu di cafe. Pasca kompetisi, ia tidak berminat membuka kelas menari lagi dan mengembalikan kunci ruangan kepada pegawai apartemen. Lagipula masa sewanya sudah habis.

Saat itu Yeonjun merasa suasana hatinya sedang tidak enak karena tenggorokannya kering sehingga tak dapat bernyanyi seperti biasanya. Meskipun pengunjung cafe tetap menikmati, namun seorang Choi Yeonjun memanglah perfeksionis. Ia merasa di tengah lagu bernyanyi dengan fals. Setelah selesai, ia langsung menuju toilet untuk menenangkan diri.

The Truth Untold (Choi Yeonjun) | End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang