18. I Still Want You

19 1 0
                                    

Langsung play aja mulmednya~
Happy reading✨

***

Joey langsung membuka pintu kamar rumah sakit dengan keras. Bagaimana tidak, ia benar-benar merindukan Yeonjun. Dan yang dinanti-nanti pun terjadi, Yeonjun membuka kedua matanya lagi. Terbangun setelah hanya terbaring lemah selama seminggu.

"Yeonjun? Kau baik-baik saja? Bagaimana keadaanmu?" tanya Joey bertubi-tubi tak mempedulikan orang-orang di sekitarnya yang juga menyaksikan hal tersebut.

Yeonjun dengan perban yang membalut kepalanya hanya tersenyum tipis. Menatap sayu wanita yang sangat ia sayangi itu sambil memegang tangan Joey yang ada di pipinya.

"A-aku.. merasa lebih baik semenjak kau ada disini," ucapnya lirih.

Joey kembali menitikkan air matanya. Senyumnya merekah manis membuat siapapun yang melihat akan merasa terharu. "Aku sangat merindukanmu," ujarnya langsung memeluk pelan tubuh Yeonjun.

Ini sudah lewat tengah malam. Joey memastikan bahwa ia bisa menjaga Yeonjun saat ini dan membiarkan yang lain beristirahat.

"Kau yakin noona?"

"Aku sangat yakin. Istirahatlah Beomgyu, kau harus kembali kuliah besok," lalu Beomgyu keluar dari ruang rawat inap Yeonjun.

"Aku bisa menemanimu disini," ujar seseorang yang masih duduk di sofa, Choi Soobin.

Joey hanya menghela nafas. Sepertinya pemuda satu ini sedikit keras kepala. "Biarkan dia disini sebentar," lirih Yeonjun membuat Joey mengangguk menurutinya.

Soobin mendekat ke ranjang Yeonjun. "Apa mimpimu menyenangkan, hyung?"

Yeonjun mengangguk. "Bagaimana dengan Hueningkai dan Taehyun? Mereka belum tiba?"

"Mereka masih sulit menentukan hari untuk libur dari kegiatannya. Sepertinya ini adalah waktu sibuk mereka," jawab Soobin. Sepertinya kedua orang termuda itu sedang lembur demi bisa mengambil cuti untuk berkumpul. Sudah dibilang mereka berlima sangat sulit menentukan waktu untuk bertemu.

"Maaf," ucap Yeonjun merasa bersalah. "Hei? apa yang perlu dimaafkan? Justru kami yang merasa bersalah karena terlalu sibuk dan baru bisa berkumpul di situasi begini. Maafkan kami terlalu sibuk dengan dunia sendiri."

Joey terhenyak. Persahabatan mereka lebih cocok disebut persaudaraan. Mereka begitu dekat.

Soobin akhirnya meninggalkan ruangan setelah menerima sinyal dari Yeonjun. Ia menatap sebentar sebelum akhirnya menutup pintu dengan pelan dan berlalu.

"Apa yang dokter katakan tadi?" tanya Joey lembut. Kini ia sudah duduk sambil mengelus pelan kepala Yeonjun.

"Keadaanku jauh lebih baik semenjak aku sadar. Mungkin tidak sampai seminggu aku sudah bisa pulang," jawab Yeonjun. Joey tentu saja senang mendengarnya.

"Maaf aku tidak berada di dekatmu saat kau sadar."

"Sepertinya kau tahu aku langsung mencarimu saat membuka mata....noona."

Joey menghentikan gerakan tangannya yang mengelus kepala Yeonjun. Entah mengapa sekarang begitu aneh mendengar Yeonjun memanggilnya 'noona' padahal Yeonjun selalu memanggilnya begitu.

The Truth Untold (Choi Yeonjun) | End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang