19. Permission

19 1 0
                                    

"Bagaimana?"

"Apa?"

"Bagaimana saat bertemu dengannya? Kau juga terpikat kan?"

Soobin terdiam. Tangannya yang memegang sendok makan Yeonjun terhenti dari kegiatan menyuapnya.

Ini jam makan siang dan Soobin menawarkan diri untuk menjaga Yeonjun sekaligus menyuapinya makan. Keadaan Yeonjun sudah jauh lebih baik bahkan sekarang ia sudah dapat duduk. Memang benar kata dokter, ia dapat pulih dengan cepat.

Dan kini mereka berdua tengah membicarakan gadis yang beberapa waktu ini selalu menjadi topik pembicaraan mereka. Siapa lagi kalau bukan Joey Lea.

Yeonjun memang banyak menceritakannya pada Soobin jauh sebelum semua ini terjadi. Ia kerap kali bercerita bahkan saat Soobin sibuk dalam pemotretan. Memang diantara mereka berlima, Soobin adalah tempat terbaik untuk bercerita dan Yeonjun lah yang paling sering menumpahkan segala keluh kesahnya pada Soobin.

"Kau diam maka kuartikan itu benar," Yeonjun berusaha meraih tisu untuk membersihkan pinggir mulutnya.

"Dia memang memikat sejak pertama kali bertemu bukan?" sambungnya sambil tersenyum. Entah mengapa setiap membahas Joey akan selalu menyenangkan.

Soobin masih terdiam. Ia bukan tipikal orang yang suka menikung teman seperti Beomgyu. Tapi apa yang dikatakan Yeonjun sepenuhnya benar. Bahkan ia tahu bahwa kini ia ikut jatuh pada Joey.

"Aku mempercayakannya padamu." Sontak manik hitam Soobin membulat. "Apa? M-maksud hyung?"

Yeonjun tersenyum hampir tertawa melihat reaksi Soobin. Ia menepuk pundak pria yang setahun lebih muda dihadapannya.

"Yaa~ Kau ini tampan, model yang terkenal. Bagaimana bisa sekarang menjadi bodoh, eoh? Apa kamera-kamera itu sudah mematikan fungsi otakmu?"

Soobin menggaruk kepalanya yang tak gatal. Berusaha mencari-cari jawaban dari maksud perkataan Yeonjun.

Terdengar Yeonjun menghela napas dalam. "Aku tahu ini berat bagiku. Tapi aku tak ingin membuatnya tersiksa lagi jika aku memaksa. Lagipula aku tahu itu salah-"

Yeonjun menghentikan kalimatnya. Ia memejamkan mata sejenak. Sepertinya ini memang keputusan yang berat tapi bagaimana pun inilah yang dirasa tepat olehnya.

"Jaga Noona ku. Jangan membuatnya menangis. Perlakukan dia lebih baik dariku. Aku tahu kau orang yang baik, Soobin. Aku tak ingin ia jatuh ke tangan orang yang salah. Dan bisa kulihat ia juga tertarik padamu,"

"Tapi Hyung-"

"Kau bersamamu cukup lama Soobin. Aku mengenal sifatmu. Kupastikan kau orang yang tepat, pergilah."

Tak terbayangkan bagaimana senangnya perasaan Soobin saat ini. Terlihat dari senyumnya yang merekah indah. Senyum yang sangat bahagia. Bahkan yang tak pernah diperlihatkan di kamera manapun.

Ia memeluk Hyungnya itu. Berterimakasih berkali-kali karena memberikan kepercayaan padanya.

Soobin tak pernah berpacaran, percayalah. Joey yang pertama dan bahkan ingin ia jadikan yang terakhir ditambah mendengar restu dari hyungnya itu.

Bagaimana bisa perjalanan cinta seseorang semulus Soobin, bukan?

"Makanku sudah selesai. Sebentar lagi Eomma akan datang. Kau belum makan, kan? Susul lah Noona dan Beomgyu," suruh Yeonjun setelah menegak segelas air untuk menyudahi makannya.

Kelinci besar itu hanya menurut. Ia tak pernah merasa sesenang ini. Begini ya rasanya jatuh kepada seseorang? Umurnya boleh memasuki status legal, teman-temannya boleh menceritakan masalah kepadanya, tapi untuk percintaannya sendiri? Ia tak pernah merasa lebih muda seperti sekarang ini.

The Truth Untold (Choi Yeonjun) | End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang