1

18 1 0
                                    

Pagi nan cerah dengan udara yang sejuk ditengan kebun teh yang terbentang amat luas, Diyon mengajak Linda untuk bertemu membicarakan suatu hal penting bagi hubungan mereka.

"kamu mau ngomong apa sama aku sepagi ini Diyon?" Linda bertanya sembari memandangi matahari yang mulai muncul dipagi itu.

"besok lusa aku akan balik ke kota dan menikah dengan pilihan orang tua aku" penyampaian yang berat dari Diyon.

Linda kaget mendengar hal itu "apa kamu bilang? balik ke kota? menikah? kamu mau ninggalin aku dan menikah dengan orang lain?" tanya Linda dengan tidak percaya

"aku terpaksa Lin maafin aku" Diyon menunduk pasrah dengan keadaan.

"kenapa kamu ga kenalin aku ke orang tua kamu dan nikahin aku Yon?" Linda mencoba untuk mencari jalan keluar agar hubungan mereka tidak berakhir.

"ga mungkin Lin, papa aku pernah bilang kalau dia udah ngejodohin aku sama anak temennya dari aku belum lahir dan papa aku pantang orangnya untuk ingkar janji" Diyon membantah pendapat Linda.

Linda tidak bisa menerima semua yang Diyon katakana hari itu, Linda menangis dan pergi menuju rumah Diyon.

"Linda kamu mau kemana" teriak Diyon memanggil Linda yang sudah terlebih dahulu pergi untuk menemui orang tua Diyon, lalu Diyon menyusul Linda karena takut Linda berbicara kasar kepada orang tuanya.

Dirumah Diyon, Linda mengetuk pintu dan keluarlah tante Neli mamanya Diyon, Linda langsung memeluk mamanya Diyon.

"Linda, ada apa nak" tante Neli bertanya ke Linda yang saat itu menangis dipelukannya.

"ada apa ini" papa Diyon melihat Linda dan tante Neli berpelukan.

"Linda, kamu ngapain sih kesini" tanya Diyon setibanya dirumah menyusul Linda.

"om, tante apa benar kalian akan pulang ke kota dan menikahkan Diyon dengan perempuan dikota?" Linda menangis.

"kalau iya memangnya kenapa, apa urusannya sama kamu" papa Diyon marah karena Linda tiba-tiba datang kerumahnya dan menanyakan hal itu padanya.

"om saya dan Diyon saling mencintai kenapa om ga menikahkan saya dengan Diyon, kenapa harus dengan perempuan lain om" Linda mencoba untuk memberi tau hubungannya dengan Diyon kepada pak Hendra papanya Diyon.

"apa benar yang dikatakan Linda diyon" pak Hendra bertanya tegas kepada Diyon.

"maafin Diyon pa, Diyon sengaja ga ngasih tau papa tentang hubungan Diyon dengan Linda, Diyon takut papa marah karena perjodohan dengan anak teman papa gagal" Diyon memberitau alasan kenapa dia menyembunyikan hubungannya dengan Linda kepada orang tuannya.

"om Linda anak kepala desa disini Linda bukan orang miskin om, tapi kenapa om mau ngejodohin Diyon sama perempuan lain?" Linda memberanikan diri bertanya hal itu.

"Linda kamu ngomong apa sih, kamu fikir orang tua aku matre apa" Diyon marah karena perkataan Linda kepada pak Hendra.

"sudah-sudah kalian ga usah bertengkar, Diyon kalau kamu memang benar mencintai Linda dan mau menikah dengan Linda kamu ikut papa, besok kita temui keluarga pak Boby dan bilang kalau perjodohan kalian dibatalkan" pak Hendra langsung masuk ke dalam rumah dengan sedikit kecewa.

Melihat papanya seperti tidak setuju dengan hubungannya dengan Linda Diyon jadi merasa bersalah.

"Linda sekarang pulang dulu ya" tante Neli menyuruh Linda pulang.

"Diyon aku tunggu kamu nemuin ayah aku" kata Linda sebelum pergi dari rumah Diyon.

Pak Hendra mengurung diri didalam kamar,
"Diyon coba kamu ajak papa kamu makan dulu dari pagi tadi dia belum makan" tante Neli khawatir dengan keadaan pak Hendra.

Saat Diyon ingin kekamar papanya ternyata pak Hendra sudah menuju meja makan.
"Diyon pertemuan dengan pak Boby diganti jadi sore ini, kamu siap-siap sekarang" pak Hendra duduk dimeja makan.

"iya pa" jawab Diyon sedikit takut.

Sore hari Diyon pamit kepada tante Neli
"ma Diyon pergi dulu ya" pamit Diyon.

"semoga papa kamu bisa menerima keputusan kamu ya Yon" tante Neli menangis. Sementara pak Hendra sudah menunggu Diyon dimobil.

Diperjalanan menuju tempat pertemuan pak Hendra dan pak Boby, Diyon tidak berbicara apapun begitu juga sebaliknya.

Pak hendra hanya fokus menyetir sementara Diyon masih takut jikalau nanti teman papanya itu marah kepada pak Hendra.

Setelah sampai ditempat tujuan pak Hendra dan Diyon masuk ke restoran dan terlihat dari jauh pak Boby yang sudah menunggu mereka.

"hai pak Hendra sudah lama sekali ya kita tidak bertemu" pak Boby menyambut kedatangan mereka.

Tiba-tiba ada seorang gadis yang tidak sengaja menyenggol Diyon karena terburu-buru.
"eh maaf-maaf saya ga sengaja" gadis itu ternyata Winda anak pak Boby yang mau dijodohkan dengan Diyon.

"pa maaf ya Winda telat" Winda tampak kelelahan karena terburu-buru.

Diyon yang baru pertama kali ketemu dengan anak pak Boby merasa langsung jatuh cinta karena parasnya yang amat cantik dan sikapnya juga sopan serta dia sangat menyanyangi keluarganyaa sampai dia mau dijodohkan dengan orang yang belum pernah ia lihat.

"silakan duduk pak Hendra" semuanya duduk dimeja restoran itu.
Sementara Diyon pandangannya tidak pernah lepas dari Winda.

"sebenarnya apa yang mau pak Hendra sampaikan dengan mendadak hari ini?" tanya pak Boby.

"ehh saya mau..," pak Hendra gugup.

"kita mau nentuin tanggal pernikahan om" jawab spontan Diyon.
Pak Hendra langsung kaget mendengar itu.

"Diyon mau pernikahan ini segera dilaksanakan om kalau perlu besok" Diyon menatap kearah Winda.

Melihat tingkah Diyon pak Hendra menjadi sangat senang.

"sepertinya Diyon tertarik dengan Winda" pak Hendra melihat anaknya itu yang selalu memandang anak temannya itu.
Winda yang mendengar itu ikut senang dan bahagia.

Mereka berbincang sampai larut malam di restoran itu, hingga tante Neli yang menunggu dirumah ikut cemas takut Diyon dan papanya bertengkar.

Setelah berbicara cukup banyak mereka pamit pulang kerumah masing-masing dan berjanji akan bertemu dua hari lagi.

Diperjalanan pulang Diyon bingung bagaimana menyampaikan keputusannya kepada Linda.

Pak Hndra tidak bisa menahan kesenangannya malam itu, pak Hendra dan Diyon mengobrol santai di mobil hingga sampai dirumah mereka masih terlihat sangat bahagia hingga membuat tante Neli bingung.

"kok kayaknya seneng banget sih, ada apa?" tante Neli penasaran.

Sekejap Diyon diam karena teringat dengan Linda.
"pa ma Diyon mau kita pergi ke kota malam ini" Diyon membuat tante Neli dan pak Hendra panik.

"memangnya kenapa Yon?" tanya tante Neli.

"Diyon ga mau Linda tau kalau Diyon menerima perjodohan itu, lebih baik Diyon ga ketemu dan ga bilang apa-apa dengan Linda"

pak Hendra dan tante Neli setuju dengan pendapat Diyon dan akhirnya mereka sekeluaga pergi ke kota malam itu tanpa memberi tau warga desa lainnya.
Diyon hanya berpamitan pada mang Jalal tukang kebun sekaligus orang yang merawat villa keluarga Diyon di desa.

Cinta Membawa DukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang