Tidak memaksa untuk dijadikan prioritasnya namun tolong anggap keberadaan ku disini.
Start; selasa, 15 desember 2020
Finish; sabtu, 10 April 2021
Warning!!!
• ini cerita BxB
• cerita sendiri murni dari otak seorang pengangguran
• jangan plagiat loh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Huaaaa.... Kak Luhan. Jangan pergi ihh" Rengek Jungwoo kepada Luhan yang tengah membuka lemari asrama untuk mengambil boneka rusa miliknya pemberian dari Sehun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Luhan tertawa ringan, Jungwoo yang masih memeluknya dia bawa ke ranjang tingkat yang berada di asrama untuk di duduki bersama dengannya. "Apaan si lo. Lebay banget dah"
Jungwoo malah makin mewek. "Gak lebay ihh"
"Mana si Taeyeong?" Tanya Luhan.
Jungwoo menggeleng. "Gak tau"
Luhan ke kampus bersama dengan kakak sepupunya yang bernama Kim Jongdae atau bisa di panggil Chen. Selama Suho menyelesaikan pekerjaannya yang sedikit lagi telah usai, Chen lah yang menggantikan semua peran Suho. Karena Kris tidak ada jadi Chen yang mengganti semua peran Suho.
Chen mengurus semua segela kepindahan Luhan mulai dari kampus dan kepindahan negara. Hari ini mungkin hari terakhir Luhan berada di negeri gingseng ini. Luhan tidak tau kapan dia akan berangkat ke China karena kakak sepupunya itu belum memberitahunya pasal keberangkatan Luhan.
"Tadinya boneka rusa lo pengen di umpetin sama Taeyeong biar lo nyariin terus gak jadi pergi deh" Kata Jungwoo.
"Heh! Berdosa yah" Kata Luhan
Hening beberapa saat, Luhan sibuk memperhatikan boneka rusanya sedangkan Jungwoo menatap sedih seniornya yang ingin pergi meninggalkan negeri gingseng ini.
Luhan mengusap lembut boneka rusa tersebut. Boneka rusa itu adalah hadiah terakhir yang Sehun berikan kepadanya saat perayaan hari jadi mereka yang kedua. Benar hadiah terakhir, setelah itu Sehun tidak lagi memberikannya hadiah perayaan hari jadi hubungan mereka.
Jangankan memberikan hadiah, ngucapin aja tidak. Bahkan Sehun selalu lupa dengan hari jadi hubungan mereka. Jika saja Luhan tidak selalu mengucapkan selamat hari jadi kepada Sehun, mungkin Sehun tidak akan pernah tau tentang hal itu.
Tidak apa, Luhan baik baik saja.
"Boneka rusa itu hadiah dari siapa kak kalo boleh tau" Kata Jungwoo, dia sangat penasaran siapa yang memberikan hadiah boneka rusa yang sangat mirip dengan seniornya itu.
Luhan menatap Jungwoo dengan senyumnya. "Sehun"
Jungwoo tergagap, sumpah dia tidak ada maksud untuk bertanya hal itu. "O-oh gitu"
"Gue kasih lo gimana? Mau gak? Katanya lo punya adik kan. Kalo lo gak suka lo bisa kasih ke adik lo" Kata Luhan sambil memberikan boneka rusa tersebut kepada Jungwoo.
"Ehh adek gue cowo pasti gak suka main boneka. Lo simpen aja kak kali aja lo masih butuh?" Perkataan Jungwoo sedikit ragu karena dia benar benar bingung harus nyampaiinnya gimana.
Luhan mengangguk. "Gak papa deh. Lagian juga lucu kan. Gue simpen aja"
"Dah yah gue pergi. Baik baik disini, jangan bolos mulu, jangan pacaran mulu" Kata Luhan.
Jungwoo mengangguk, walaupun dia gak rela tapi itu kan keputusan Luhan. Mungkin disana lebih baik daripada disini. "Iyah, kak. Lo juga baik baik disana. Be happy, okay?"
Luhan mengangguk, setelah itu dia benar benar pergi dari sana dengan tangis tertahan. Luhan tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi di negeri gingseng ini. Walaupun itu kenangan menyakitkan, Luhan akan tetap ingat hal itu.
~oOo~
Duduk sendirian di kursi taman dengan hanya memakai Hoodie berwarna cokelat sambil memeluk boneka rusanya, Luhan tengah menunggu kedatangan Sehun karena dia sudah janji ingin bertemu dengan Sehun di taman kampus.
Udaranya lumayan dingin karena mungkin ingin turun hujan terlihat dari awannya yang berwarna abu abu.
Akhirnya yang Luhan tunggu datang dengan wajah paniknya. Sehun berdiri di hadapannya dengan nafas yang tersenggal senggal, kemungkinan pria tampan tersebut habis berlari.
"Maaf terlambat. Tadi Sejeong-"
Luhan segera mungkin menyela perkataan Sehun yang dimana itu akan kembali membuat hatinya sakit. "Iyah gak papa. Aku udah ngerti"
"Sini duduk pasti cape kan habis lari lari gitu" Kata Luhan sambil menggeser tubuhnya untuk memberikan ruang agar Sehun bisa duduk di sampingnya.
Sehun masih diam berdiri dihadapan Luhan. Sedangkan Luhan yang mendapat respon Sehun yang seperti itu segera kembali menatap Sehun. "Kenapa gak duduk?"
"Jangan pergi" Kata Sehun, nada bicaranya sedikit bergetar.
Luhan menghelakan nafasnya, seberusaha mungkin dia menahan segalanya. "Kenapa aku gak boleh pergi?"
Sehun tidak menjawab perkataan Luhan, pria tampan tersebut sibuk memainkan jari jemari Luhan.
"Sejeong lebih baik kan daripada aku? Kamu juga sayang kan sama dia? Aku bukan satu satunya di hati kamu kan? Jadi, untuk apa aku disini?" Kata Luhan, dia menyerbu Sehun dengan semua pertanyaan yang selama ini hanya tertahan di hatinya.
Sehun menggeleng. "Kamu satu satunya-"
Luhan kembali menyela. "Gak. Aku bukan satu satunya di hati kamu. Jadi, biarkan aku pergi. Kalo aku gak pergi, hati ku malah tambah sakit"
"Dari dulu hati kamu udah terbagi, aku bukan satu satunya di hati kamu. Ada orang lain lagi tapi kamu gak sadar akan hal itu" Kata Luhan, kali ini dia tidak menangis karena dia rasa air matanya pun sudah habis, mungkin.
Luhan melapas genggaman tangan Sehun, dia menatap Sehun dengan sorot mata yang begitu sedih. Sangat sedih. "Tinggalkan aku, pergi padanya, anggap seolah orang seperti aku tidak pernah ada"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.