Luhan hanya menatap kedua orang berbeda jenis kelamin yang kebetulan lewat di depannya dengan ekspresi datarnya. Salah satu dari mereka, terutama si pria menolehkan kepalanya guna menatap wajah Luhan.
Mereka berdua adalah Sehun dan Sejeong. Entah tujuannya apa mereka berdua melewati gedung fakultas kedokteran. Padahal yang Luhan tau gedung fakultas ekonomi management serta gedung fakultas designer lumayan jauh dari gedung fakultas kedokteran.
Ah mungkin mereka ingin menunjukkan kepada Luhan bahwa mereka berdua adalah orang yang paling bahagia. Begitu kan tujuan mereka? Meremehkan Luhan yang hatinya sedang tidak baik baik saja karena terjebak didalam cinta yang telah hatinya buat untuk Sehun.
Baru 2 hari lalu, Sehun mengatakan kepadanya bahwa Sehun menginginkan hubungan pertemanan walaupun keduanya sudah menjadi mantan kekasih dan Luhan merasa sedikit bahagia. Kan Luhan katakan bahwa Luhan baik baik saja dengan hubungan pertemanan ini asalkan Sehun selalu ada untuknya.
Namun itu sama saja seperti Luhan dulu pada saat menjadi kekasih Sehun, tidak di utamakan namun Luhan juga tidak menuntut Sehun untuk selalu mengutamakan dirinya. Jadi, Luhan pikir hubungan pertemanan ini tidak ada gunanya lebih baik yah sudah abaikan saja Sehun, anggap bahwa pria itu tidak ada di dunia. Mungkin itu lebih baik, sangat baik malah.
Perasaannya benar benar seperti roller coaster, selalu naik-turun hingga Luhan bingung menstabilkan perasaannya. Dan ternyata lelah juga mempunyai perasaan seperti ini.
"Ya ampun cape banget. Susah banget yah cuma minta di prioritaskan sekali aja" Kata Luhan yang enth berbicara kepada siapa karena ia tengah sendirian di jalan menuju asramanya.
"Beruntung banget jadi Sejeong"
"Luhan"
Luhan yang merasa kenal dengan suara ini, lebih memilih melanjutkan perjalanannya menuju asrama. Sumpah, Luhan sudah terlalu malas untuk menanggapi segala apa pun yang keluar dari mulut Sehun.
Yah yang memanggilnya adalah Sehun. Entah tujuannya apa Sehun menemuinya seperti ini.
Dan pada akhirnya Sehun mencegah kepergian Luhan dengan cara menghalangi jalan pria manis tersebut. "Aku mau ngomong sama kamu"
"Kamu udah ngomong" Kata Luhan dengan nada malasnya.
Sehun menggeleng. "Maksud aku bukan itu"
"Apa lagi? Hati aku cape banget, sumpah. Nanggapin kamu yang gak jelas ini" Akhirnya keluhan Luhan tentang Sehun yang tidak jelas keluar.
"Iyah, aku tau aku gak jelas. Aku cuma mau bilang aku kangen sama kamu" Kata Sehun.
Luhan menatap ekspresi wajah Sehun yang kentara sangat sendu. "Tadi kamu juga bilang begitu ke Sejeong. Aku cape, serius deh. Coba deh kasih aku jawaban maksud dan tujuan kamu kayak gini tuh apa?"
"Kamu buat perasaan aku kayak lagi naik roller coaster turun-naik begini. Emang kamu pikir aku gak cape? Cukup yah? Kita kan udah putus jadi kita gak ada hubungan apa apa lagi untuk dibicarakan. Soal ajakan pertemanan kamu lebih baik gak usah ada yah" Jelas Luhan.
Sehun memeluk Luhan. "Ja-jangan jauh dari aku. Jangan"
"Aku gak bisa jelasin semuanya kenapa aku kayak gini. Maaf, maaf, maaf banget" Kata Sehun, pria tampan itu menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Luhan.
Luhan yang kedapatan Sehun menangis untuk pertama kalinya tepat di pundaknya hanya bisa mengusap punggung pria tampan tersebut guna menenangkan Sehun.
Ada apa? Kenapa Sehun tidak bisa menjelaskan semua apa yang terjadi saat ini? Jadi disini bukan hanya Luhan yang cape hati tapi ternyata Sehun juga merasakan hal itu.
Cape ya, Han?
EXO is EXO
KAMU SEDANG MEMBACA
Priorite; HunHan
Fiksi PenggemarTidak memaksa untuk dijadikan prioritasnya namun tolong anggap keberadaan ku disini. Start; selasa, 15 desember 2020 Finish; sabtu, 10 April 2021 Warning!!! • ini cerita BxB • cerita sendiri murni dari otak seorang pengangguran • jangan plagiat loh...