[ 11 ]

32 5 0
                                    

"Di dunia ini bukan cuma lo yang hidup,
di dunia ini bukan
cuma lo yang butuh bahagia.
Jadi STOP egois"

~idk~

******

"Ada apa sih bang, kok teriak teriak?" Tanya Valerie yang ikut panik

"Mah..pah.." panggil Leo dengan nada lirihnya

"Kenapa bang?" tanya Satrio yang terlihat tak sabaran

"Fabi, Fabi mah... Fabi" ucap Leo sembari memberikan surat rumah sakit

Valerie dengan segera mengambil surat yang diberikan oleh Leo

Valerie menegang, ia mematung membaca surat itu. Satrio segera mengambil alih, reaksinya pun sama.

"Mah... selama ini fabi sakit dan kita nggak ada yang tau" Valerie luruh ke lantai ia menangis.

"Mah... ini ada apa" tanya Nathan terkejut

" Fabi bang, Fabi..." kata Valerie tidak kuat melanjutkan omongannya

"Kamu baca sendiri" sambung Satrio

Nathan terkejut, ia tak menyangka. Tanpa sadar ia menangis.

"Ini beneran pa?" tanya Nathan sambil menghadap Satrio, sedangkan yang ditanya hanya diam

"Leo, sekarang kamu telpon Fabi. Mama mau telpon Shua" ucap Valerie

Kembali ke Shua

Drrt... Drrt...

"Pas banget mama nelpon"

"Hallo mah"

" halo shu-"

"Yaelah pake lowbat segala sih" monolog shua kesal

Shua kembali melanjutkan langkahnya menuju ruangan dimana Fabi dirawat. Cahaya lampu membuat fabi enggan membuka mata, untuk kesekian kalinya fabi capek dengan kehidupan.

"Kenapa sih, kenapa?"

"Kenapa harus gue"

"Untuk kali ini, gue pasrah. Untuk kali ini Fabi pasrah sama tuhan"

"Tuhan, kalo tuhan pengen ngambil fabi sekarang juga. Fabi nggak papa kok, Fabi bakal ikut. Karena disini semua orang benci sama Fabi, cuma tuhan yang sayang"

Fabi terduduk di ranjang rumah sakit, ia melamun. Entah apa yang sedang dipikirkan hingga air mata tak mau berhenti keluar. Tepukan ringan di pundaknya bisa membuyarkan lamunan Fabi.

"Kenapa bi?" Tanya Shua dengan khawatir

"Gue capek, gue... mau istirahat"

Brukk...

"Bi.."panggil Shua khawatir

Setelah memahami apa yang terjadi dengan cepat shua menekan tombol darurat. Tidak lama setelahnya dokter datang dengan beberapa suster sambil berlari, dan Shua dengan segera menyingkir untuk memberi tempat dokter.

"Silahkan keluar dulu mas, dokter yang akan menangani"

"Enggak sus, saya mau nemenin Fabi"

"Tolong mas keluar, agar dokter cepat menangani" Shua hanya bisa pasrah dan berdoa semoga Fabi baik baik saja

Sepuluh menit berlalu, Shua hanya bisa menangis dan berdoa.

"Shua"

"Kalian ngapain kesini"

"Kenapa kamu nggak bilang kalau kamu di rumah sakit?" Mendengar itu Shua langsung memeluk sang ibu dan menumpahkan tangisnya

"Mah... Fabi mah, Fabi..."ucap shua disertai air mata

"Kenapa, Fabi kenapa bang. Cerita sama kita" Shua menghela nafas panjang, menghapus air mata dan akhirnya menceritakan bagaimana ia bertemu fabi dan penjelasan dokter.

Tidak lama setelah Shua selesai bercerita, dokter keluar dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Dok gimana keadaan putri saya?" Tanya Satrio kawatir

"Ada kabar buruk dan baik yang akan saya sampaikan, kabar baiknya adalah pasien berhasil melewati masa kritis. Dan..Untuk kabar buruknya Fabi dinyatakan koma, kami akan terus mengontrol keadaan pasien selama 24 jam, permisi" mendengar itu semuanya menangis, kenapa harus putri kecil mereka yang mengalami ini.

Penyesalan mulai merangkak masuk menyerang ulu hati, sekarang mereka hanya bisa berdoa yang terbaik untuk fabi.

******

Iya tau kok kalo pendek

Don't forget to vote and coment

👇

🍌🍌

BoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang