Mémoire : 49. Them

14.6K 1.7K 276
                                        

Ini adalah hal tergila yang sudah mereka lakukan seumur hidup. Berdiam di Swiss selama satu bulan, meninggalkan aktivitas memuakkan di Korea Selatan. Bahkan mengabaikan Yejin dan Hyunbin yang selalu menginginkan kepulangan mereka.

Sebenarnya Yejin dan Hyunbin ingin menyusul, tapi Jisoo tak mau memberikan alamat dimana rumah yang mereka tinggali berada. Katakan saja dia dan kedua adiknya egois untuk memiliki Lisa tanpa gangguan siapa pun.

Setidaknya satu bulan ini mereka sudah mengumpulkan banyak momen manis yang akan selalu ketiganya ingat. Tentu saja karena Lisa tak akan mengingatnya nanti.

"Ya! Berhenti kejar-kejaran seperti anak kecil! Kembali kesini!" Teriakan Jisoo seakan tak didengar oleh Lisa mau pun Rosé. Mereka berdua masih asik berkejar-kejaran hanya karena perkara Rosé yang merebut bunga dandelion milik Lisa dan meniupnya.

"Rosé-ya! Jatah makananmu akan kuberikan untuk kucing tetangga kita!"

Rosé berhenti saat mendengar Jennie berseru. Membiarkan Lisa mencekiknya dengan lengan. Tidak keras, maka dari itu Rosé merasa tak terganggu.

"Ya! Ayo kembali? Makanan kita akan lenyap nanti," bujuk Rosé pada adiknya. Tentu ancaman Jennie cukup menggotahkan batinnya.

"Kau saja. Aku ingin memetik bunga dandelion lagi karena kau membuangnya." Lisa mendorong bahu Rosé untuk menjauh. Sedikit jengkel pada kakak ketiganya itu karena telah menyia-nyiakan puluhan tangkai dandelion yang sudah Lisa kumpulkan sedari tiba di padang bunga itu.

"Ya! Aku tidak membuangnya! Aku membuat mereka terbang!" Seru Rosé ikut kesal. Hari ini dia kedatangan tamu bulanan, dan Lisa sudah paham karena kakaknya sedari tadi marah-marah tak jelas.

"Arraseo! Pergi sana!"

Rosé mendesis kesal pada adiknya. Lalu melangkah cepat menuju tempat dimana Jisoo dan Jennie kini sedang menata berbagai makanan di atas karpet.

Setelah kakaknya berjalan cukup jauh darinya, Lisa meringis merasakan sakit kepala yang sudah dia tahan sedari tadi. Jika dia mengeluarkan ringisan itu di depan Rosé, maka gadis blonde itu pasti akan sangat khawatir dan membatalkan piknik mereka hari ini.

Menghembuskan napas kasar, Lisa melangkah mendekati sebuah pohon yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri. Kembali mengabaikan rasa sakit kepalanya.

Sesampainya di pohon itu, Lisa melirik ketiga kakaknya sejenak. Disana, mereka sibuk berdebat entah mengenai apa. Lisa tak mendengar dengan jelas karena jarak mereka cukup jauh.

Sambil memaparkan senyum tipis, Lisa meraih sebuah kamera yang sengaja dia sembunyikan disana sejak tadi untuk merekam aktivitas Rosé dan dirinya yang memetik bunga. Namun justru yang terekam adalah pertengkaran kecil mereka setelah Rosé berulah.

Diam-diam, Lisa memotret bagaimana sengitnya Jisoo, Jennie, dan Rosé berdebat. Hanya satu foto, lalu dia terburu-buru memasukkan kamera itu ke dalam tas selempangannya.

Lisa hanya berpikir, dia ingin mengabadikan momen yang tidak terduga. Tanpa sepengetahuan ketiga kakaknya. Karena momen seperti inilah yang akan ia rindukan nanti. Momen tanpa rencana.

"Ya! Jika kau masih ingin berdiri disana, aku tak akan memberimu makan hingga besok!" Jennie berteriak dengan seluruh tenaganya.

Lisa tertawa. Berlari riang melewati bunga-bunga dandelion yang ada disana. Menatap ketiga kakaknya dengan teduh. Mereka, sungguh seperti rumah baginya. Tempat dimana Lisa harus pulang ketika lelah.

Gadis berponi itu langsung menghujam Jennie dengan pelukan. Hingga tubuhnya yang terkejut harus terbaring di karpet dengan Lisa di atasnya. Masih tertawa, dan jennie merasa damai saat melihatnya.

Mémoire ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang