Sekaleng soda itu kini menjadi teman Lisa yang sedang terduduk lesu di Cafeterian agensi. Meletakkan kepalanya ke atas meja dan berkali-kali menghembuskan napas kasar. Merasa hari ini adalah hari terburuknya selama hidup.
Tiga tahun bekerja di agensi itu, Lisa tak pernah mengecewakan siapa pun. Dia melakukannya dengan sempurna, maka dari itu hampir semua orang cukup segan padanya. Walaupun nyatanya Lisa tidak menakutkan sama sekali.
Tapi hari ini, dia melihat sorot kecewa itu dari mata Siwon. Karena Lisa harus melewatkan evaluasi bulanan para trainee karena lupa jika hari ini adalah hari penting.
Rasanya Lisa ingin tenggelam saja. Dia benar-benar tidak bisa melihat seseorang kecewa padanya. Hal itu bahkan terasa sangat buruk untuknya. Walau tidak merusak karirnya sama sekali, tetap saja Lisa akan merasa tak nyaman.
"Aku menghubungimu berkali-kali, tapi tak kau angkat." Seulgi muncul di hadapan Lisa. Duduk dan merebut kaleng soda milik Lisa dan meminumnya.
"Ponsel dan dompetku tertinggal di rumah. Untung saja ada trainee yang baik hati membelikanku makanan." Jawab Lisa sembari mengangkat kepalanya.
"Bagaimana bisa? Bukankah dua benda itu adalah yang terpenting di hidupmu?"
Seulgi masih sangat ingat, bagaimana Lisa tak akan bisa hidup tanpa dua benda itu. Bukan tanpa alasan. Tapi ponsel adalah benda wajib yang harus dia bawa karena perintah ketiga kakaknya. Sedangkan jika tak ada dompet, siapa orang yang akan tenang?
"Dimana Hoseok Oppa?" tanya Lisa yang enggan menjawab pertanyaan Seulgi. Karena nyatanya dia hanya lupa membawa kedua benda itu. Tak ada alasan khusus lainnya.
"Dia sedang membuat koreografi baru."
Lisa mengangguk paham. Memilih menopang dagunya dan memandang wajah Seulgi yang ada di hadapannya. Lisa begitu merasa bersyukur karena bekerja di agensi itu. Dia bisa memiliki teman setulus Seulgi dan Hoseok. Walau umurnya ada di atas Lisa, mereka benar-benar bisa menjelma menjadi teman yang selalu Lisa impikan. Karena selama hidup, Lisa tak pernah memiliki teman yang benar-benar tulus.
"Kenapa kau melihatku seperti itu? Kau masih waras kan?" tanya Seulgi ragu. Terlebih saat melihat senyum muncul di bibir Lisa, seketika Seulgi merinding dibuatnya.
"Gomawo, Unnie. Telah menjadi teman terbaikku bersama Hoseok Oppa."
..........
Ini adalah hari terakhir libur semester. Dan besok Rosé harus pasrah menjalani hari yang semakin berat. Berkuliah sambil bekerja. Padahal biasanya, mengerjakan tugas kuliah yang menumpuk saja Rosé rasanya ingin menangis. Apalagi di tambah dengan tugas sebagai pemimpin perusahaan.
Gadis blonde itu mendesah kesal. Meraih ponselnya yang berdering sekali. Pertanda jika ada pesan masuk. Dan ketika melihat siapa pengirimnya, kedua mata Rosé membulat kaget.
Chan Not Sinchan💕
OnlineAku ada di depan gedung kantormu. Kemarilah. - 12.34 KST
Cepat-cepat gadis blonde itu beranjak dari kursinya. Berjalan tergesa meninggalkan ruangan. Bahkan saat sudah berada di lift pun, Rosè tak bisa menghilangkan kegelisahannya.
"Sajang--" Jimin yang berpapasan dengan Rosé di lobby hanya bisa menganga melihat atasannya tampak tak melihat keberadaannya.
Rosé benar-benar seperti sedang dikejar oleh hantu. Ketakutan dan tergesa-gesa. Hingga akhirnya dia sampai di tempat Chanyeol berada. Melihat lelaki itu duduk di atas motor yang terparkir di depan halte bus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mémoire ✔
FanficTangis, canda, tawa, sepi, dan kebersamaan. Semua kenangan itu akan tersimpan di dalam kepala seseorang sampai dia mati. Tapi bagaimana, jika kenangan itu justru perlahan menghilang. Tak tersisa, bahkan satu detik pun. Terhapus oleh waktu yang begit...