"Assalamualaikum"
Dania masuk rumah, tetapi tidak ada yang menjawab mungkin mamanya sedang tidur. Ia langsung cuci tangan dan ganti baju, lalu tidur. Sudah berat rasanya untuk membuka mata.
Line... line...
Suara notif hp membuat Dania terbangun. Jam menunjukkan pukul 5 sore.Wildan
Dan
Gmn? Lu jadi ikut?
17.03Dania
Bentar Wil, gua baru bangun tidur, ntar gua kabarin lagi
17.12
Dania mengusap matanya yang sayup kemudian menuruni anak tangga. Ia berjalan ke dapur untuk menyomot sedikit makanan, perutnya terasa lapar, tetapi ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah selesai mandi, ia pun menuju meja makan. Ternyata mama juga ada di sana. Ia mengambil lauk kemudian duduk di sebelah mama.
"Mah, tadi Regan bilang kalo aku ditunjuk sama Pak Tjondro buat ikut olimpiade biologi, menurut mama gimana?" tanya Dania.
"Ya bagus toh sayang, itu tandanya kamu udah diberi kepercayaan sama guru buat mewakili sekolah. Ih keren banget kamu mah" ucap mama dengan bangganya.
"Tapi ma, aku tuh kadang males belajarnya" keluh Dania.
"Terserah kamu, kalau kamu merasa mampu ikut yauda silahkan, tapi kalau kamu keberatan ya coba jelasin dulu ke Pak Tjondro" jelas mamanya.
Selesai makan, Dania mencuci piring dan termenung, mencoba memikirkan keputusan yang tepat untuk dirinya.
"Oke deh ma, aku ke atas dulu ya" ucap Dania.
"Iya sayang"
Dania
Wildan, enaknya gue ikut ngga?
19.21Wildan
Ikut
19.54Dania
Tapi gue takut kurang maksimal Wil
20.00Wildan
Kan bisa belajar bareng
20.02Read
Wildan
Rafi bilang katanya dia mau
22.03Wildan
Yaudah bsk kita belajar bareng
23.17Sedari tadi Dania mencoba belajar membuka materi lama sampai ia lupa kalau ia belum menjawab pesan Wildan.
Dania
Okede
00.00_____
Hari ini pelajaran selesai lebih cepat karena akan ada kegiatan vogging. Namun beberapa menit saat pelajaran dimulai, Dania menundukkan kepala di atas meja."Dania, lo dipanggil bu Sita tuh woi" kata Iren sambil menggoyangkan bahu Dania. Jessie dan Alya pun juga ikut menoleh ke belakang kursi mereka.
Dania pun menegakkan kepalanya. Seketika mereka terkejut melihat wajah Dania yang begitu pucat. Bu Sita pun menyuruhnya untuk segera ke UKS.
Ketika menuju UKS, ia bertemu dengan Rafi dan temannya. Pandangan Dania semakin berputar, ia pun tak sadarkan diri.
Rafi yang kebetulan anak PMR langsung memanggil temannya dan mengambil drag bar yang akan digunakan untuk mengangkat Dania.
Dania belum sadar hingga pukul setengah sepuluh padahal habis ini semua siswa diwajibkan pulang dari sekolah.
Rafi menceritakan hal ini kepada Wildan dan mengajaknya sepulang sekolah untuk mampir ke UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold but Gold
Teen Fiction"Ngga capek apa, lo nungguin dia terus" protes Alya. "Ya gimana lagi Al, namanya juga sayang". Perkataan itu selalu berputar di pikiran Dania. Sampai kapan ia terus menunggu cowok berhati es yang mungkin saja akan pergi meninggalkannya. Bagaimana j...