Memangnya benar keduanya sama-sama tersakiti?
.
.
.
Bungou Stray Dogs by Kafka Asagiri and Sango Harukawa
Story by me
.
.
.
.
Bahkan disaat keduanya bertemu dan bertatap mata, mengapa yang terjadi hanyalah keheningan yang selalu Kunikida benci?
Bukan keinginan Kunikida jika dirinya di haruskan bekerja sama dengan Dazai, salahkan Chuuya yang ternyata mengatur semua misinya dengan hal aneh seperti ini.
"Bergandenglah tangan, kalian akan dicurigai."
Ucapan Chuuya yang berasal dari alat komunikasi yang mereka pakai pun terdengar, membuat Dazai menatap bocah kecil disampingnya dengan lekat.
Dengan kasar Dazai mengambil tangan kecil itu, membuat Kunikida yang masih terdiam terkaget dan menatap Dazai.
"Da-"
"Diam, aku memegang tanganmu karena terpaksa dan agar semua ini cepat selesai."
Kunikida menunduk, ia tahu ini semua hanya untuk penyamaran mereka yang berperan sebagai seorang keluarga. Dengan perlahan ia membalas genggaman itu, namun yang terasa hanyalah rasa dingin yang seakan menusuk seluruh tulangnya.
Seharusnya Kunikida sudah terbiasa dengan itu bukan, namun mengapa dadanya terasa begitu menyesakkan?
Berjam-jam Kunikida memegang tangan itu, menyembunyikan rasa takut dengan senyuman manis yang harus diukir di wajah. Berakting layaknya anak kecil yang senang diajak ke pesta natal.
Misi Kunikida hari ini tak muluk-muluk, ia hanya perlu menyamar masuk ke sebuah pesta natal lalu membunuh satu target dan pergi. Namun, entah mengapa Chuuya mengaturnya agar ia pergi menyamar dengan Dazai.
Yang lebih membingungkan, mengapa juga Dazai menerimanya?
Namun bukan hal itu yang harus Kunikida pikirkan, bagaimana bisa ia merasa takut saat harus membunuh target yang dirinya incar.
"D-Dazai-san." Panggil Kunikida sedikit canggung, yang mau tak mau membuat Dazai menoleh.
"Apa?" tanya Dazai dengan wajah datar.
Kunikida menghela napas pelan, lalu wajahnya mendekat ke arah telinga Dazai. Kunikida bisa mendekatinya karena Dazai sedang duduk di sebuah sofa.
"Targetku terlihat, aku harus menjalankan misi." Bisiknya dengan pelan namun masih bisa didengar oleh Dazai.
Kunikida pun melirik seorang pria yang tampak besar dan berwajah angkuh, rambut pirang yang jika semakin ke bagian bawah akan semakin menghitam.
Kunikida menatap Dazai lagi, dan Dazai langsung menatap minumannya yang di tangan lain.
"Kau belum boleh bergerak, jika bergerak sekarang, orang akan mencurigaimu." Ucap Dazai yang membuat Kunikida mengernyit heran.
"Tapi, jika aku-"
"Sudah kubilang diam, sialan." Bisik Dazai dengan nada dingin dan wajah penuh ekspresi benci.
Kunikida sedikit tersentak, tangannya yang tak digenggam Dazai tanpa sadar gemetar walau sudah ia kepal dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anime Book
FanfictionFirst, Follow me TAT Oke, Just ganti Cover dan Name Book. Isinya sama kok:v. Jadi ni book tempat tertampungnya ide Derai. Derai males setiap punya ide buat book baru.. *kena gampol* Jadi klo cerita dari kepala saia, saia tampung disini:). Bold : KAL...