Kepercayaan

86 9 0
                                    

Terkadang Kunikida bertanya, adakah saatnya ia menjadi lebih berarti dan berguna?

.
.
.
.
.

Kepercayaan

By Raizel_Frank

Bungou Stray Dogs by Kafka Asagiri and Sango Harukawa
.
.
.
.
.

Hal yang selalu dipercaya Kunikida itu ada beberapa hal.

Pertama, Kunikida percaya bahwa, suatu hari ia akan menggapai cita-cita idealismenya. Kunikida tak peduli jika ia akan merangkak agar idealismenya tercapai, ia tetap akan terus berusaha. Walaupun ada banyak rintangan yang menghalangi dan membuatnya 'hancur', Kunikida yakin ia bisa melewatinya.

Karena buktinya, setelah melihat begitu banyak kematian. Sampai sekarang Kunikida masih ada dan mengejar cita-citanya.

Kedua, Kunikida percaya ia mampu bertahan jika memegang idealismenya. Idealismenya itu agung, indah, dan kokoh-itu menurutnya. Tapi, pria berkacamata itu tahu. Idealismenya itu juga rapuh.

Masih terngiang ucapan Dazai, idealismenya akan membakar dirinya dan orang sekitarnya. Tapi, dengan lantang Kunikida berkata jangan meremehkan idealismenya.

Kunikida bukan seperti Dazai yang mencari alasan untuk hidup, ia sudah punya, idealisme dan cita-citanya lah alasan pria itu. Jika Kunikida membuang dan melepaskannya, apakah Kunikida akan mendapatkan alasan untuk bertahan lagi?

Alasan dan sebab untuk hidup tak bisa dicari dengan semudah itu.

Ketiga, Kunikida percaya ia melakukan hal benar. Tentu saja, apakah menolong orang lain dan melindungi semuanya adalah hal yang salah? Tidak, sama sekali tidak. Kunikida tau menolong orang lain itu hal yang benar dan terpuji.

Keempat dan yang terakhir, Kunikida percaya ... idealismenya akan membimbingnya ke dunia yang lebih baik. Sekali lagi, idealismenya itu indah. Dunia dimana tak ada seorang pun mati(dengan terbunuh) itu indah.

"Pemikiran naif macam apa itu?"

Kunikida hanya bisa diam saat melihat dirinya sendiri merobek notebooknya secara brutal.

Ya, dirinya sendiri.

Kunikida tak tahu ia dimana, yang ia ingat hanya semua tiba-tiba menjadi gelap dan ia berada disini. Ruang kosong dan warna hitam mendominasi, hanya ada satu pemandangan yang tersaji.

Dirinya yang membacakan apa yang Kunikida percaya lalu merobek buku itu.

Lembaran kertas itu beterbangan, sudah seperti menghujani Kunikida. Ia hanya diam, membiarkan pantulan dirinya itu terus merobek-robek buku halamannya.

Sekitarnya tiba-tiba berubah, ia berada di depan rumah sakit tua yang tak terpakai. Kunikida tahu betul tempat ini, tempat dimana Azure King akan meledakkan dirinya.

Kakinya berlari hendak masuk, tangannya seakan ingin menggapai, tapi semuanya sia-sia.

"TID-"

DUAR!

Ledakan yang terjadi membuatnya terhempas begitu saja. Mata pun refleks terpejam, tangan melindungi wajah. Ledakan itu seakan berhasil membuat Kunikida tuli dnegan suara-suaranya.

Saat mata itu terbuka, tak ada lagi ledakan. Kunikida sekarang berada di sebuah gedung, Rokuzou yang terbaring dipangkuan Dazai, Sasaki yang menodongkan pistol ke arahnya.

Anime BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang