09 ; Papa, don't leave us

356 77 22
                                    

Tebakan Hyunjae benar.

Si kembar sakit.

Berawal dari Hyunjoon yang demam duluan, dan kedua adiknya yang ikut demam.

Hyunjae meminta ijin cuti pada bos-nya. Ia tidak mungkin bekerja disaat ketiga anaknya sakit.

"Pahit"

"Makan sedikit aja ya? Nanti perutnya kosong"

Hyunjoon menggeleng, dia mendorong piringnya, membuat Hyunjae menghela napas.

Hyunjoon yang biasanya susah makan, semakin tidak mau makan. Sedangkan Sunwoo dan Eric, kehilangan selera makannya. Mereka hanya mau makan sedikit saja.

Hyunjae harus bergantian menyuapi mereka. Ketiga bocah yang biasanya tidak kenal lelah, sekarang lemas tidak bertenaga.

"Satu lagi. Habis itu minum obat"

"Sakit. Muter muter"

"Apanya yang sakit? Kepalanya pusing?"

"Huum"

Hyunjae mencium kening Sunwoo, "Habis minum obat, tidur. Biar ga pusing lagi"

"Avin mau cium juga"

Waktu minum obat tiba. Ketiganya sudah bersiap menutup mulut.

"Ayo dong, habis itu minum air putih biar pahitnya hilang"

"Pesawat datang masuk garasi"

"Ayo minum obatnya biar sembuh"

Dia menyerah. Tidak ada yang mau membuka mulut. Untuk kesekian kalinya, Hyunjae menghela napas.

"Kalau kalian ga sembuh, papa sedih"

Dia tidak bisa melihat anaknya sakit. Mereka adalah kelemahan Hyunjae. Sungguh, rasanya dia ingin menangis. Laki laki macam apa yang menangis?

"Papa, don't cry"

Eric mengusap air mata Hyunjae. Sedangkan Hyunjoon sudah menangis saat melihat sang ayah menangis.

"Sorry"

"Avin mau minum obat. Papa don't cry"

Dia tersenyum, memeluk si kembar. Tangannya bergerak untuk mengusap air mata Hyunjoon yang sudah mulai keluar.

"Minum obat dulu ya?"

Setelah berhasil menyuapi obat ke si kembar, Hyunjae mengukur suhu badan mereka.

Masih demam.

Sama seperti tadi pagi. Demam-nya tidak turun. Astaga, ini salahnya. Bodohnya dia mengajak mereka bermain hujan.

"Papa, ngantuk"

"Iya sayang, ayo tidur"

Seperti efek samping obat mulai bekerja. Hyunjae menemani mereka saat tidur. Menjaga kompresan dahi agar tidak jatuh.

Sepertinya nanti malam dia harus terjaga semalaman. Mereka mungkin akan rewel seharian ini.

"Papa tinggal sebentar ya" Ucapnya pelan. Tentu saja tidak ada yang akan menjawab.

Papa muda itu berjalan pelan, berusaha tidak menimbulkan suara. Agar si kembar tidak bangun.

Dia beranjak ke dapur, membuka kulkas dua pintu yang ada disana. Dia melihat ke dalam kulkas. Tidak banyak yang ada disana.

Hyunjae mengambil kotak selai dan selembar roti. Sedikit camilan untuk mengisi energi-nya.

"Capek ya"

"Gapapa Hyunjae. Nanti kamu bakalan rindu sama momen ngasuh anak"

"Duh, kamu mulai tua aja"

Sebaiknya biarkan pemuda 26 tahun yang mengaku tua itu menikmati waktu istirahatnya sendiri.

°•°•°•°•°


Bocah yang baru saja berusia lima tahun itu membuka matanya perlahan lahan.

Dia mulai melihat bulan–

Ah, bukan. Itu lampu bulan yang dipasang ayahnya.

Bocah kecil itu mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Menoleh ke kiri untuk melihat adik adiknya.

Sunwoo dan Eric masih tertidur. Saling memeluk satu sama lain. Padahal jika sudah bangun, mereka akan bertengkar.

"Papa?"

"Papa mana?"

"Papa hilang"

Hyunjoon melangkah kecil keluar kamar. Hyunjae memang menunggunakan kasur busa yang langsung di lantai.

Mencegah si kembar jatuh.

Kaki kecilnya melangkah dengan hati hati melalui tangga. Tangannya berpegangan erat.

"Delapan, sembilan, sepuluh!"

"Satu, dua–"

Hyunjoon hanya bisa berhitung satu sampai sepuluh. Karena itu setiap angka sepuluh, dia mengulang ke angka satu lagi.

"Hap, sampai!"

Dia melihat ke sekelilingnya, mencari sang ayah. "Papa mana?"

"Papa!"

Hyunjoon menutup mulutnya sendiri ketika melihat Hyunjae sedang tidur di sofa. Dia berjalan tanpa suara.

"Eh? Arky? Kok tidur disini nak?"

Hyunjae langsung terbangun ketika Hyunjoon duduk di pangkuannya. Memeluknya sambil memejamkan mata.

"Peluk papa"

"Yaudah sini"

Hyunjae mengusap usap rambut sang anak. Setidaknya energi Hyunjoon kembali pulih.

"Papa jangan pergi"

"Papa ga pergi. Ini disini"

"Promise?"

Hyunjae menautkan kelingkingnya ke jari kecil anak sulungnya.

"Arky sayang papa. Papa ndak boleh pergi"

Pemuda itu tersenyum tipis. Memeluk sang anak lebih erat.

"Papa gak akan pergi. Gak akan"

"Papa juga sayang kalian"

✤ k e m b a r ✤

Holaa!
How's your day?

Untuk chapter selanjutnya,
aku bakal nambah tokoh baru nih.
Bukan tokoh utama sih.
Kira kira siapa?

Aku pengen tambahin konflik.
Biar seru, soalnya aku suka keributan.
Tapi gatau konflik apa.
Mungkin nanti dulu lah ya.

Oke, Happy Reading!

—zee

Kembar | Tbz 00L + HyunjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang