"Kembalikan Yibo padaku!" Teriak Yang Zi tepat ketika Xiao zhan membawanya ke halaman depan rumahnya.
"Apa maksudmu?" Balas Xiao zhan yang sama sekali tak mengerti arah pembicaraan ini.
"Berhenti berpura-pura bodoh. Gara-gara kau, Yibo pergi meninggalkanku. Bahkan dia berniat memasukanku ke penjara hanya karena aku melakukan kesalahan kecil. Atau jangan-jangan kaulah yang menghasutnya agar dia memutuskanku, iyakan? JAWAB!!" Sergah Yang Zi sembari mengacak rambutnya yang semula rapi menjadi berantakan.
"Yang Zi tenanglah. Kau salah paham. Aku tak pernah menghasut siapapun. Terlebih itu Yibo. Aku sama sekali tak pernah menghasutnya. Jadi lebih baik sekarang kau pergi temui dia dan bicarakan masalah kalian baik-baik. Jangan membuat keributan di rumahku." Balas Xiao zhan yang kesal sekaligus malas meladeni wanita di depannya ini.
Namun bukannya pergi, Yang Zi malah menangis tersedu-sedu sembari menggenggam pergelangan tangan Xiao zhan dengan sangat erat.
"Hiks.. hiks.. maafkan aku Xiao zhan. Tapi aku sangat frustasi karena sikap Yibo yang tiba-tiba mengacuhkanku. Dia bahkan mengancam akan melaporkanku ke polisi jika aku tak mau memutuskan hubungan kami dengan tuduhan tentang pemalsuan identitas diri yang sudah dia ketahui 10 tahun lalu. Padahal hubungan kami sudah baik-baik saja. Yibo mau kembali menerimaku seperti dulu. Tapi semua berubah sejak berita kepulanganmu dari Amerika beberapa hari yang lalu tersebar di semua kalangan pengusaha. Yang mana hal itu pun membuat Yibo ikut berubah dan mulai mencampakkanku. Jadi aku pikir ini semua karenamu. Lalu tanpa pikir panjang, aku langsung datang ke rumahmu. Maafkan aku Xiao zhan. Aku hanya ingin bertemu dengan Yibo untuk mendapatkan kejelasan atas hubungan kami. Hanya itu saja. Maafkan aku. Hiks.. hiks.." jelas Yang Zi yang mana hal itu membuat Xiao zhan simpati pada wanita itu.
"Tak apa. Aku mengerti. Mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama jika aku berada di posisimu." Ucap Xiao zhan sembari mengusap bahu sempit Yang Zi mencoba menenangkan wanita itu. Tanpa tau apa yang sebenarnya ada di dalam hati wanita di hadapannya itu.
"Jika tau semudah ini, seharusnya aku memanfaatkannya sejak dulu. Dasar bodoh."_gumam hati Yang Zi menyeringai.
"Xiao zhan.. jika kau tak keberatan, bisakah kau temani aku menemui Yibo? Aku ingin segera menyelesaikan masalah kami. Tapi aku tak punya cukup keberanian untuk menemuinya sendiri." lanjut Yang Zi dengan wajah sembab yang terlihat begitu menyedihkan di mata Xiao zhan.
"Aku--"
"Kumohon Xiao zhan.." sela Yang Zi yang memohon dengan nada memelas hingga tanpa pikir panjang langsung diiyakan oleh pria bergigi kelinci itu.
"Baiklah. Aku akan meminta supir untuk mengantarkan kita ke rumahnya." Ucap Xiao zhan yang langsung disambut bahagia oleh Yang Zi.
Skip
Selama perjalanan menuju ke kediaman Wang Yibo, tak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara. Bahkan karena terlalu sibuk melamun, Xiao zhan pun tak sadar kalau mobil yang membawanya tidak berhenti di kediaman Wang. Melainkan terus berjalan hingga ke salah satu gedung apartemen mewah yang berada di pusat kota Beijing.
"Eoh? Kenapa kau membawa kami kesini? Bukankah aku memintamu untuk mengantarku ke rumah Yibo?" Tanya Xiao zhan begitu mobil yang ditumpanginya berhenti tepat di depan gedung mewah yang ada di depannya saat ini.
"Maaf tuan muda. Tapi tuan muda Wang sudah tinggal disini sejak anda pergi ke Amerika." Jawab pria paruh baya yang merupakan supir keluarga Xiao tersebut.
"Apa tuan mau saya temani kesana?" Lanjut supir tersebut yang dibalas dengan anggukkan oleh Xiao zhan.
Jika saat ini Xiao zhan kembali merasakan patah hati, maka berbeda halnya dengan Yang Zi yang terlihat begitu semangat hingga dirinya lupa kalau tengah berakting sedih di depan pria bergigi kelinci itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BFRIEND
FanfictionKetika rasa tidak suka menjadi rasa nyaman, apa yang bisa mereka lakukan? Ketika rasa cinta tersamarkan oleh status dan gender, apa yang bisa mereka lakukan? Dan ketika mereka harus dihadapkan antara cinta dan persahabatan, apa pula yang bisa mereka...