Perlahan Xiao zhan melepaskan tangan Wang Yibo yang melingkar di pinggangnya sebelum dia menggelengkan kepalanya pelan. Yang mana hal itu membuat Wang Yibo menatapnya bingung.
"Maafkan aku. Tapi aku tak bisa, Yibo." Ucap Xiao zhan tegas.
"Kenapa? Bukankah kau mencintaiku? Kita sama-sama mencintai, lalu kenapa kau tak bisa? Kenapa kau bersikeras ingin meninggalkanku? Jika ini karena Yang Zi, maka kau tak perlu memikirkannya. Aku dan dia.. kami sudah putus. Aku sudah memutuskannya sejak aku tau kalau dia ternyata transgender. Aku memutuskannya karena dia sudah berani membohongiku. Dan aku membencinya. Jadi kenapa kau masih bersikeras ingin pergi meninggalkanku? Apa ini ada hubungannya dengan teman priamu itu? Katakan." Sergah Wang Yibo dengan menggebu-gebu.
"Sudah kukatakan padamu, kalau ini sama sekali tak ada hubungannya dengan Yang Zi apalagi Song Weilong. Karena ini murni keinginanku. Dan aku takkan pernah mengubah keputusanku--"
"Bahkan jika aku yang memintanya?"
"Bahkan jika kau yang memintanya, keputusanku takkan pernah berubah. Lagipula apa yang kau rasakan padaku, itu bukan cinta tapi keputusasaan. Yang mana baru kau rasakan saat kau menemukan fakta bahwa Yang Zi menipumu. Karena jika tidak, kau takkan pernah merasakan apa-apa. Kau hanya akan menganggapku sebagai sahabatmu selamanya. Dan takkan pernah terlintas sedikitpun dalam benakmu, kalau kau mencintaiku. Karena apa yang kau rasakan padaku, memanglah bukan cinta. Melainkan keputusasaan." Balas Xiao zhan tegas hingga membuat Wang Yibo tak dapat berkata apa-apa.
"Jadi jangan pernah salah mengartikan perasaanmu, Yibo. Karena jika kau melakukannya, maka akan banyak orang yang tersakiti. Termasuk dirimu sendiri." Tandasnya sekali lagi. Yang mana hal itu semakin membuat Wang Yibo diam tak berkutik.
"Sekarang istirahatlah. Jangan terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak penting." Lanjut Xiao zhan yang hanya dibalas dengan tatapan kecewa oleh Wang Yibo.
"Ada apa lagi? Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Xiao zhan sekali lagi.
"Apa hanya karena itu, kau langsung menjudge kalau perasaan yang ku miliki padamu saat ini hanyalah keputusasaan? Apa kau ingin aku membuktikannya padamu?" Balas Wang Yibo dengan tatapan kecewanya.
"Kau tak perlu membuktikan apa-apa. Karena hal itu sudah jelas terlihat bahwa itu hanya sebuah keputusasaan yang kau salah artikan sebagai cinta. Kau hanya kecewa ketika kau mengetahui fakta yang selama ini Yang Zi sembunyikan darimu. Dan kau sama sekali tak bisa menerima kenyataan itu hingga berakhir kau menjadikanku pelarian. Tidak. Tidak Yibo. Ini salah. Kau tak pernah mencintaiku lebih dari sekedar sahabat. Dan aku tau hal itu dengan sangat jelas. Bahkan aku masih ingat saat pertama kali kau bercerita tentang pertemuan pertamamu dengan Yang Zi. Kau begitu bersemangat dan antusias. Belum lagi ketika dia menerimamu sebagai kekasihnya, kau begitu bahagia. Bahkan itu adalah pertama kalinya aku melihatmu sebahagia itu ketika bibirmu menyebut nama seseorang. Dan semua euforia yang kau dapatkan itu hanya berhubungan dengan satu orang, yaitu Yang Zi. Jadi berhenti bersikap egois dan menyalahkannya. Kau tak bisa mematahkan hati seseorang yang sangat mencintaimu hanya karena dia membuat satu kesalahan. Itu sama sekali tak adil baginya, Yibo."
"Jika itu tak adil baginya, bagaimana denganku? Dia menipuku. Dan aku paling benci dibohongi.
"Aku mengerti, Yibo. Sangat mengerti. Tapi sekarang coba pikirkan sekali lagi. Apa jika Yang Zi secara terang-terangan mengatakan kalau dia transgender, kau akan tetap menjadikannya kekasihmu? Tidak. Kau pasti akan menarik ucapanmu dan memutuskan untuk pergi tanpa mau menoleh lagi padanya. Bahkan kau juga takkan peduli apakah yang kau lakukan itu akan menyakiti perasaannya atau tidak. Karena orang keras kepala juga egois sepertimu hanya akan memikirkan dirimu sendiri tanpa mau peduli yang lain. Seperti yang kau lakukan saat ini, kau hanya memikirkan dirimu sendiri tanpa peduli bagaimana keadaan Yang Zi sekarang." Balas Xiao zhan yang mulai terbawa emosi atas sikap angkuh yang Wang Yibo miliki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BFRIEND
FanfictionKetika rasa tidak suka menjadi rasa nyaman, apa yang bisa mereka lakukan? Ketika rasa cinta tersamarkan oleh status dan gender, apa yang bisa mereka lakukan? Dan ketika mereka harus dihadapkan antara cinta dan persahabatan, apa pula yang bisa mereka...