BF-12

1.5K 192 18
                                    

Pening.

Satu kata yang bisa mewakilkan kondisi kepala Wang Yibo saat ini. Sejenak Wang Yibo mengernyitkan keningnya mencoba untuk menahan rasa nyeri yang menghantam kepalanya. Perlahan Wang Yibo mencoba menggerakkan salah satu tangannya bermaksud untuk memijit kepalanya. Namun, tangannya terasa mati rasa.

Dengan sedikit memaksakan diri untuk membuka mata, Wang Yibo langsung terkejut begitu mengetahui kondisi dirinya yang terlentang di atas ranjang dengan mulut, tangan, serta kakinya terikat.

"Mmmmhh.. mmmmmhhh.." racau Wang Yibo yang hanya terdengar seperti gumaman tak berarti sembari terus menggerakkan seluruh tubuhnya berusaha untuk melepas ikatan tali yang mengikat dirinya.

"Kau sudah bangun?" Celetuk Yang Zi yang membuat Wang Yibo seketika menghentikan gerakannya dan menatap tajam ke arah 'wanita' itu.

"Mmmmhhh.. mmmhhh.. mmmhhhh" racau Wang Yibo yang hanya ditatap datar oleh Yang Zi.

Sejenak Yang Zi terdiam sebelum akhirnya dia berjalan menghampiri Wang Yibo dan melepas ikatan yang ada di mulut pria berkulit pucat tersebut.

"Lepaskan aku!!" Geram Wang Yibo begitu kain yang membungkam mulutnya dilepas oleh Yang Zi.

"Maafkan aku Yibo. Tapi aku tak bisa melepaskanmu. Kau kekasihku. Kau milikku. Dan aku mencintaimu. Bahkan jika kau mau memakiku atau membenciku sekalipun, aku tak peduli." Ucap Yang Zi gelisah yang mana membuat Wang Yibo semakin merasa tak nyaman berada di dekat 'wanita' itu.

"Itu bukan cinta, Yang Zi. Kau tak mencintaiku. Kau hanya terobsesi padaku. Pikirkan itu baik-baik." Sergah Wang Yibo yang masih mencoba untuk bersabar menghadapi Yang Zi yang terlihat frustasi.

"Lalu bagaimana denganmu? Apa hanya karena aku membuat kesalahan, lalu perasaanmu hilang begitu saja? Tanpa kau tau alasan yang sebenarnya dibalik semua kebohonganku, kau langsung memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita?"

"Entah apa itu alasanmu, tapi bagiku sebuah kebohongan adalah kebohongan. Dan aku membenci seorang pembohong."

"Pembohong. Sejak kau tau kalau aku seorang transgender, kau selalu mengatakan hal itu berulang kali. Tapi bagaimana denganmu? Bukankah dulu kau menolakku dengan mengatakan kalau kau hanya menyukai gadis cantik? Lalu apalagi masalahnya sekarang? Bukankan aku sudah menjadi gadis cantik seperti yang kau inginkan?"

"Apa maksudmu?"

"Kau tak mengingatku? Dulu waktu kau masih berada di tahun keduamu di Junior Highschool, kau pernah menolong seorang bocah laki-laki yang nyaris dilecehkan oleh kelompok berandalan sekolah. Kau menolongnya dengan sangat berani tanpa takut kau akan ikut diserang oleh mereka. Dan bocah laki-laki yang kau selamatkan itu adalah aku. Aku yang kau selamatkan waktu itu. Aku yang kau lindungi waktu itu. Aku yang menyatakan cinta padamu 6 tahun yang lalu. Aku, Lin Yi. Apa kau ingat?"

"Lin Yi?"

"Hn. Lin Yi adalah aku. Demi membuat agar dirimu mau menerima cintaku, aku memutuskan merubah diriku hanya untukmu. Dan aku sangat bahagia karena akhirnya kau mulai melihatku, kau mulai mengejarku, bahkan kau juga menyatakan cintamu padaku. Tapi apa? Setelah aku berpikir kalau aku berhasil mendapatkanmu, aku tak pernah merasakan cinta darimu. Kau bahkan tak pernah memiliki waktu untukku. Kau hanya sibuk dan fokus pada Xiao zhan. Setiap hari hanya Xiao zhan, Xiao zhan, dan Xiao zhan saja. Kau tak pernah memperlakukanku sebagai kekasihmu. Kau tak pernah menatapku seperti kau menatap Xiao zhan dengan penuh cinta. Apa kau pikir ini adil untukku? Lalu siapa yang pembohong disini? Kau mengatakan kalau kau hanya menyukai gadis cantik, tapi apa sekarang? Kau hanya terpaku pada pria berdada rata seperti Xiao zhan yang memiliki fisik yang sama denganku 6 tahun yang lalu. Tapi kenapa harus Xiao zhan? Kenapa bukan aku? Aku sudah melakukan semua untukmu. Tapi kenapa kau tak pernah menatapku? Kenapa sampai sekarang kau tak pernah memberi kesempatan untukku? Ini tak adil Yibo. Aku yang lebih dulu mengenalmu. Tapi kenapa kau tak bisa sedikit saja membuka hatimu untukku? Belajar untuk benar-benar mencintaiku. Kenapa Yibo? Kenapa? Hiks.." Teriak Yang Zi yang semakin terbawa emosi hingga isakan tangisnya pun ikut lolos seakan-akan dirinya tengah menunjukkan betapa sakitnya dia saat ini.

BFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang