"Hey.. Xiao zhan.." panggil beberapa gadis yang baru saja datang di tempat bimbingan belajar dan langsung menghampiri Xiao zhan yang baru keluar dari mobilnya.
"Wah.. kami sangat iri denganmu." Ucap para gadis itu begitu mereka sampai di depan Xiao zhan.
"Iri? Kenapa tiba-tiba?" Balas Xiao zhan yang sama sekali tak mengerti dengan apa yang dibicarakan para gadis itu.
"Hhh.. apalagi alasan kuat yang membuat kami iri padamu selain satu hal, dan itu adalah Wang Yibo. Pemuda paling tampan dengan segala kesempurnaannya itu harus sekelas dengan pemuda bar-bar sekaligus idiot sepertimu." Ucap salah seorang dari teman gadis Xiao zhan.
"Ohoo.. tidakkah itu terlalu kejam untukku?" Balas Xiao zhan dengan ekpresi pura-pura tersakiti. Yang mana hal tersebut membuat teman-temannya tertawa karena ekspresi wajah Xiao zhan yang terlampau imut tersebut.
Ya.. teman-teman Xiao zhan kebanyakan adalah para murid gadis di sekolahnya. Bukan karena dia seorang playboy atau memiliki kelainan lainya. Hanya saja Xiao zhan lebih nyaman menghabiskan waktunya untuk hang out bersama para gadis daripada dengan teman-teman lelakinya. Yang mana menurutnya kegiatan teman-teman lelakinya itu terlalu banyak mengeluarkan keringat. Dan itulah yang membuat Xiao zhan malas untuk hang out dengan teman-teman lelakinya.
Di dalam kelas, Xiao zhan melihat Wang Yibo sudah duduk dan bercanda bersama teman-temannya dengan sangat bahagia di sana. Namun Xiao zhan sama sekali tak peduli dan memilih untuk mengambil tempat duduk di barisan pertama dengan tenang. Sembari menunggu guru datang, Xiao zhan menyempatkan diri untuk mengambil beberapa foto dirinya sendiri untuk dia post di akun IG-nya yang mana hal itu sama sekali tak luput dari penglihatan Wang Yibo. Bahkan pemuda berkulit pucat itu tak bisa mencegah dirinya untuk tidak tersenyum melihat tingkah Xiao zhan yang menurutnya lucu tersebut.
Menit demi menit terlewati dengan begiu cepat, hingga akhirnya jam belajar mereka pun berakhir. Semua murid bergegas meninggalkan kelas dan berhamburan keluar dari gedung lembaga bimbingan belajar tersebut untuk segera pulang ke rumah masing-masing. Begitu pula dengan Wang Yibo beserta teman-temannya yang juga ikut bergegas membereskan barang-barang mereka sebelum pergi meninggalkan kelas.
Namun ketika Wang Yibo berjalan melewati bangku Xiao zhan, pemuda berkulit pucat itu menghentikan langkahnya hanya untuk menyapa pemuda imut bergigi kelinci tersebut.
"Hey.. ayo pulang." Ucap Wang Yibo yang dibalas dengan anggukan serta dengungan oleh Xiao zhan.
"Hn." Balas Xiao zhan yang perlahan bangkit dari tempat duduknya sebelum dia berjalan keluar kelas bersama Wang Yibo.
"Bagaimana caramu pulang kemaren? Apa petugas parkir itu mengijinkanmu?" Tanya Wang Yibo yang mulai membuka obrolan agar tak ada rasa canggung yang berlebihan diantara mereka.
"Tentu saja. Tapi kalau bukan karena rekaman cctv, mungkin pak tua itu takkan pernah membiarkanku pulang membawa mobilku sendiri." Balas Xiao zhan dengan wajah cemberutnya setiap kali mengingat kejadian kemaren.
"Hehe.. baguslah kalau begitu. Lalu apa sekarang kau sudah menyimpan dengan baik kartu parkirmu?"
"Hn. Aku sudah menyimpannya dengan sangat baik. Bahkan kemarin aku sampai membeli dompet tambahan untuk kartu parkir dan beberapa kartu berhargaku yang lainnya." Ucap Xiao zhan sembari menunjukkan dompet barunya pada Wang Yibo dengan bangga.
"Bodoh. Kenapa kau menunjukkannya padaku? Aku bisa saja mencurinya darimu, kau tau?" Gertak Wang Yibo yang mana membuat Xiao zhan mengedipkan kedua matanya polos.
"Jangan ceroboh. Bisa saja kan kalau aku seorang penjahat yang akan mencuri semua barang berhargamu. Karena tak semua orang di dunia ini baik dan tulus. Jadi kau harus lebih berhati-hati, kau mengerti?" Lanjut Wang Yibo yang hanya dibalas dengan anggukan kecil oleh Xiao zhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BFRIEND
FanfictionKetika rasa tidak suka menjadi rasa nyaman, apa yang bisa mereka lakukan? Ketika rasa cinta tersamarkan oleh status dan gender, apa yang bisa mereka lakukan? Dan ketika mereka harus dihadapkan antara cinta dan persahabatan, apa pula yang bisa mereka...