4

2.3K 328 22
                                    

Sale masih berlaku sampai tgl 2 Januari nanti ya say.
Yuk yang pengen cerita ini up tiap hari ikutan, biar aku bisa beli pulsa, hehe.. Selain dapat harga murah untuk ceritaku kalian juga secera tak langsung isi dompet aku buat beli pulsa 😂.
(Authornya lagi kere guys, wkwk)
Abaikan aja kalo gak minat ya 😅.

❤Happy Reading❤

Sepanjang perjalanan Elle ngalihkan perhatiannya menikmati pemandangan yang mereka lewati. Dalam kehidupan sebelumnya perjalanan seperti ini bukanlah hal baru, namun dalam kehidupan ini mungkin ini perjalanan panjang terakhirnya. Ia telah memutuskan selain membalas dendam ia juga akan menetap di ibu kota, hidup sederhana dengan Brina selama hidupnya tampaknya tak terlalu buruk. Ia mungkin tak akan mendapatkan kesempatan melakukan hal ini lagi nanti.

Tatapan pelayan senior yang duduk berseberangan dengan Elle terlihat rumit. Sebelum bekerja di kediaman jenderal ia pernah bekerja sebagai pelayan di istana, melihat bagaimana ketenangan sifat dan sikap yang di miliki nona muda sulung kediaman jendral ini benar-benar tak biasa. Apalagi tatapan matanya yang dalam dan tak terukur, siapa pun pasti setuju jika tak ada yang mampu menebak apa yang tengah gadis muda ini pikirkan. Ia pernah melihat tatapan jenis sama seperti gadis ini, yaitu dari mendiang sang ratu yang meninggal  lima belas tahun silam. Di masa depan gadis ini akan menjadi sesuatu yang besar, ia sangat yakin itu. Senyum lebar pun terukir dibibirnya saat ia berbicara dengan nada yang sangat ramah pada Elle.

"Nona, apa anda lapar? Aku akan menyiapkan makan siang untuk anda."

"Aku belum lapar." Elle menjawab tanpa mengalihkan pandangannya.

"Baiklah. Jika anda membutuhkan sesuatu anda tak perlu sungkan untuk memberitahu saya." Pelayan tua itu kembali bersuara.

"Mm," Elle bergumam sebagai jawaban.

Sikap ramah pelayan tua itu tak hanya di tunjukan pada Elle namun juga pada Brina. Sebagai pelayan setia Elle gadis pelayan itu juga akan mendapat posisi penting di masa depan. Pelayan tua itu percaya dengan pepatah 'Genggamlah burung itu selagi masih kecil karena jika si burung telah melebarkan sayap dan terbang tinggi terlalu terlambat jika kau ingin meraihnya.' Pelayan tersebut percaya dengan instingnya jika di masa depan Elle akan menjadi sesuatu yang besar, dan ia tak akan melepaskan kesempatan ini untuk meraih kaki Elle sebagai sandarannya.

(Note : Abaiakan pepatah di atas. Itu karangan Author saja, mau kalian cari di kamus pun gak bakal ketemu 😂.)

Elle bukannya tak menyadari sikap pelayan tua di depannya. Sebagai orang yang telah mengalami dua masa kehidupan dan menjumpai berbagai jenis orang dan sifat ia tau dengan jelas pemikiran yang di miliki pelayan tersebut.

Hal itu bukan masalah baginya, lagi pula untuk membalas dendam ia memang membutuhkan seseorang yang rela melakukan apapun perintahnya. Memiliki pelayan cerdas seperti wanita tua di depannya sangat ia butuhkan. Dan lagi-lagi langit membantunya, tanpa ia bersusah payah mencari langit sendiri yang mengirimkannya untuknya.

Malam hampir tiba, kereta yang membawa Elle dan rombongannya berhenti di sebuah penginapan untuk beristirahat dan kembali melanjutkan perjalanan esok hari.

Pada hari ke tujuh mereka pun melewati kota ke empat yang di sebut 'Benteng Tebing Batu'. Sesuai namanya kota ini di kelilingi tebing tinggi yang tampak seperti sebuah benteng kokoh yang melindungi. Terlihat semakin dekat jarak dengan ibu kota maka kota-kota itu semakin ramai dan luas. Arus lalu lalang kesibukan orang-orang di jalan-jalan begitu padat membuat kereta yang di naiki Elle harus berjalan perlahan jika tak ingin menimbulkan kecelakaan pada orang lain yang juga pengguna jalan.

ETHEREAL - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang