Langganan typo. Maaf mata saya minus kadang kurang ke periksa 🙏. Tolong di maklum.
Happy Reading
Kamar yang Elle tempati cukup bagus dan besar. Tak semua orang bisa menikmati kamar-kamar seperti ini, dengan posisi ayahnya cukup untuk memberi mereka semua kenyamanan meski mereka keluar dari kediaman. Meski begitu tetap saja yang namanya di kuil tak semua tersedia seperti di rumah. Pelayan pun mereka harus membawa sendiri untuk melayani keperluan mereka.
"Nona. Pelayan ini mendengar kamar ini adalah salah satu kamar terbaik di kuil ini. Sungguh hebat!"
Dari wajah penuh kekaguman di wajah Brina, Elle yakin gadis pelayan itu mulai menebak-nebak seberapa berpengaruh posisi ayahnya di kerajaan. Saat Brina dan pelayan lainnya akan membereskan barang-barangnya ia mencegahnya. "Tidak perlu. Biarkan saja di sudut." Para pelayan saling menatap sebelum menghentikan kegiatan mereka dan menuruti perintah Elle.
"Kenapa nona?" Brina bertanya tak mengerti.
"Kita tidak akan tinggal di sini." Semua orang terkejut dengan jawaban Elle.
Dari arah luar terdengar keributan yang cukup keras. Brina yang penasaran mencoba mengintip, terlihat seorang gadis bangsawan yang tak Brina ketahui identitasnya tengah memarahi semua pelayannya yang hanya bisa bersujud meminta pengampunan.
"Kalian benar-benar tidak berguna. Bagaimana mungkin putri sepertiku hanya mendapatkan kamar sempit dan kumuh! Aku tidak mau tau, pokoknya cari kamar di blok ini yang bisa aku tempati!!"
Elle ikut menonton pertunjukan sama seperti yang lainnya. Ia menggeleng melihat seorang gadis tengah memarahi semua pelayannya di hadapan semua orang tanpa memikirkan statusnya.
Wanita bergaun merah dengan sulaman emas itu adalah putri Luela, satu-satunya keponakan Raja, putri mendiang pengeran Arneus dan istrinya putri Veronica yang meninggal lima belas tahun silam dalam peristiwa penyerangan yang juga menewaskan mendiang Ratu Clara.
Kemudian suara retakan cambuk yang menyentuh kulit terdengar bersamaan ratapan para pelayan di telinga semua orang. Brina dan yang lainnya menyusut ke belakang Elle dengan tatapan ngeri. Pemandangan pelayan yang di hukum bukanlah hal baru bagi mereka semua, namun tak ada yang seperti putri Luela yang berani menghukum pelayannya di hadapan semua orang.
Nafas putri Luela memburu setelah ia mengayukan dua puluh ayunan cambuk pada para pelayannya. Dengan kasar ia melemparkan cambuk di tangannya ke lantai, kemudian melotot pada semua orang yang tengah menonton.
"Apa yang kalian lihat?!" Serunya menatap semua orang tajam.
Orang-orang menunduk termasuk Elle membuat dengusan menghina keluar dari bibir putri Luela.
"Kau!"
Elle mendongak saat telunjuk putri Luela mengarah padanya.
"Aku akan memakai kamar itu. Jadi kau keluarlah!"
Brina dan pelayan yang di bawa Elle terkejut mendengarnya, namun berbeda dengan Elle, gadis itu membungkuk sambil menjawab, "Ya, yang mulia."
Dan di sinilah Elle dan para pelayannya sekarang, di kamar yang ukurannya lebih kecil dari kamar sebelumnya. Kamar yang awalnya di peruntukan untuk putri Luela.
"Nona, kenapa anda tidak menolaknya?!" Brina cemburut melihat kondisi dan ukuran kamar yang memang lebih kecil dan sederhana dari kamar sebelumnya.
Wajah Elle tetap tenang seperti sebelumnya, ia membantu para pelayannya membereskan barang-barangnya. "Tidak apa-apa, kamar ini masih cukup untuk kita semua." Ia menjawab santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL - END
Fantasy++17 tahun ke atas. Maaf tulisan saya bukan bacaan anak. Terdapat kata-kata kasar dan beberapa adegan dawasa di dalamnya. Suka bisa lanjutkan tidak maka tolong tinggalkan, terimakasih. Di jebak, di bodohi, di manfaatkan, di khianati dan pada akhirny...