17

2K 255 9
                                    

Jeff, tangan kanan Allezio baru saja kembali. "Putra Mahkota, saya gagal menjalankan tugas dari anda. Saya tak dapat menemukan gadis yang anda perintahkan untuk saya cari." Jeff berlutut dengan menyesal.

Sejak Jeff tak dapat menemukan Elle di balik semak-semak seperti yang Allezio katakan, Allezio kemudian memerintahkan Jeff untuk menyelidiki identitas Elle dan menemukannya.

Allezio menepuk pundak tangan kanan sekaligus sahabatnya itu, meminta Jeff untuk bangkit. "Tak masalah, lagi pula aku sudah menemukannya." Ia berlalu meninggalkan Jeff yang terkejut mendengarnya.

"Benarkah, Yang Mulia? Syukurlah, jika seperti itu. Itu artinya saya tak perlu mengintip kamar para gadis bangsawan lagi seperti perintah anda. Saya benar-benar merasa tenang."

Ucapan Jeff membuat langkah Allezio terhenti dan menatapnya kesal.

"Kapan aku memerintahkanmu mengintip kamar para gadis?!"

Jeff menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Ia meringis melihat mata Allezio yang melotot. "Bukankah anda memerintahkan agar saya mencarinya tanpa di ketahui siapa pun? Tidak ada cara lain lagi selain mengintip satu persatu kediaman bagsawan mana yang memiliki gadis seperti yang ada gambar ini." Jeff kemudian mengeluarkan lukisan Elle dari balik bajunya.

Allezio meraih cepat lukisan Elle yang memang ia buat kemudian memasukannya ke dalam saku jubahnya. Alisnya saling bertaut, ia merasa kesal namun juga ingin tertawa pada kelakuan Jeff. Astaga, gagasan ajaib dari mana tangan kanannya itu mencari cara untuk menemukan seorang gadis dengan mengintip satu persatu kamar gadis-gadis?

Ia tiba-tiba teringat ucapan Elle yang mengatakan jika ia pun memiliki hobby menginti orang lain. Dengan kesal Allezio menyikut perut Jeff sebagai hukuman sampai pria itu mengaduh.

Alasan Jeff tak dapat menamukan Elle sederhana. Kediaman Jenderal di jaga ketat oleh para pengawal yang berjaga siang dan malam. Ia sudah mengintai dan mencari di seluruh kediaman bangsawan, satu-satunya kediaman yang tak dapat ia tembus penjagaannya hanya kediaman Jenderal. Jadi ia tak dapat menemukan Elle.

**

Seorang pria berwajah bulat dan bertubuh gemuk tengah menatap salah satu pelayan tak jauh darinya dengan tatapan cabul. Ayahnya, yang merupakan pejabat yang bekerja di kantor biro hukum memukul kepalanya cukup keras membuat pria itu mengaduh.

"Jangan membuat masalah! Ingat ini istana. Aku tidak akan bisa menolongmu jika kau membuat masalah seperti biasanya!"

Pejabat penyelidik itu memelototi putranya sebelum kembali untuk bergabung bersama teman-temannya. Jika saja ia memiliki anak lain selain pemuda tadi maka ia tidak akan pernah takut garis keturunannya putus saat anak tidak berguna dan pembuat masalah itu mati. Ia bahkan akan membunuhnya dengan tangannya sendiri karena sudah terlalu muak.

Pria itu mengalihkan pandangannya pada Ibunya yang selalu membelanya tak peduli kesalahan apapun yang diperbuatnya.

"Turuti saja kata-kata Ayahmu. Ingat untuk lebih menjaga sikapmu karena ini istana." Ucap ibunya membuat wajahnya semakin masam.

Pria itu bernama Brandy. Ia merupakan putra satu-satunya yang selalu di manjakan, terbiasa melakukan apapun yang ia suka, karena ayahnya akan selalu membereskan masalah dan kekacauan yang ia buat.

Brandy tak mempedulikan peringatan sang Ayah, ia mengikuti pelayan cantik yang sejak tadi membuatnya sangat bergairah, pelayan itu berjalan keluar dari ruang perjamuan ke tempat yang sepi seolah memeng sengaja memancingnya.

Dugaan Brandy ternyata benar, saat si cantik itu berhenti dan berbalik menatapnya ia tak bisa lagi menahan kegembiraannya. Segara ia menghampiri pelayan itu dan memojokannya ke dinding kemudian menciumnya.

ETHEREAL - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang