Berlangganan dengan typo. Mohon di maklum karena mataku minus jadi kadang gak keliatan.
Doain aja mudah-mudahan gak makin parah biar bisa terus hibur kalian.✨Happy Reading✨
"Kakak!" Panggilan bernada ceria datang dari Ellain yang baru saja tiba. Gadis yang usianya lebih muda satu tahun darinya itu menggunakan gaun berwarna kuning, membuat sosoknya tampak cerah dan segar. Ia masuk tanpa meminta ijin seperti biasanya, menghampiri Elle dan bergelayut di lengannya dengan ekspresi manja.
"Nona kedua. Tolong hati-hati!"
Brina memperingatkan Ellain pasalnya gadis itu bergelayut di lengan Elle yang terluka. Kekesalan tampak jelas di wajah Ellain, bibir gadis itu cemberut namun hanya sesaat karena segera berganti dengan senyum cerianya.
"Ah, kakak maaf. Aku tidak sengaja. Aku dengar kemarin kau dan ibu terlibat kecelakaan. Apa lenganmu baik-baik saja?" Tanyanya perhatian.
Jika itu di masa lalu Elle pasti percaya dengan sandiwara yang di tunjukkan Ellain. Bukan karena ekting Elleain yang mengecewakan, jika bukan karena pengalaman di masa lalunya dulu Elle sendiri pun sulit menemukan kecacatan dalam sandiwaranya. Yah, lagi pula siapa yang akan mengira jika gadis muda yang tampak jinak di lengannya sebenarnya selalu iri terhadap apa yang di milikinya. Elle akan memberikan contoh sebagai buktinya.
"Lenganku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir. Ah, kau akan pergi? Penampilanmu cantik sekali."
Dari gaun yang Ellain kenakan menjelaskan jika gadis itu akan bepergian. Ellain mengangguk semangat, ia kembali bergelayut namun di lengan Elle satunya. "Ibu mengajakku pergi ke toko perhiasan. Kakak mau ikut? Sudah lama sekali kita tidak menghabiskan waktu bersama." Senyum di bibirnya sehangat musim semi.
Elle menggeleng dan menarik lengannya dari Ellain. "Aku tidak ikut. Selain masih lelah karena perjalanan kemarin, aku tak perlu lagi membeli perhiasan. Baru saja ayah mengirimiku banyak perhiasan. " Ia duduk kemudian memberi perintah pada Brina untuk membawakannya sarapan.
Ellain terkejut mendengarnya sebelum matanya menyadari keberadaan kotak-kotak perhiasan yang memang baru di sadarinya berjejer di meja rias Elle. Sebelumnya di meja itu tak ada apapun selain cermin perunggu, sisir dan beberapa jepit rambut yang telah usang. Matanya juga menatap banyaknya gaun-gaun indah di dalam peti yang terbuka di samping meja rias Elle, ayahnya bukan hanya mengirim banyak perhiasan untuk kakaknya tapi banyak gaun-gaun indah berkualitas tinggi yang tentunya berharga puluhan perak. Ia bahkan baru memiliki beberapa saja dan Elle kini memiliki banyak! Tanpa di sadarinya tangannya terkepal erat di sisi tubuh, senyum di wajahnya berubah kaku.
"Kalau begitu aku pergi dulu. Ibu pasti sudah menungguku." Ia berlalu tanpa menunggu tanggapan dari kakaknya.
Elle hanya menatap punggung berlalu Ellain dengan tatapan datar. Lihat bukan? Inilah bukti yang ia maksudkan. Di masa lalu bukan dirinya yang terlalu bodoh, tapi memang sulit menemukan kecacatan dalam sandiwara pasangan ibu dan anak itu. Elle menarik tatapannya dan kembali memasang wajah tenang.
Brina yang kebetulan berpapasan dengan Ellain di pintu segera menepi melihat wajah dingin dan ekspresi kaku di wajah cantik Ellain. Ini pertama kalinya ia melihat nona muda keduanya yang biasanya selalu ceria menampilkan ekspresi seperti itu. Memang hal yang wajar karena sebelumnya tak ada hal yang bisa Elle gunakan untuk menunjukkan pada orang-orang wajah asli Ellain, dan sekarang ia memiliki banyak cara.
"Nona, ada apa dengan nona kedua? Kenapa wajahnya terlihat seperti itu?" Saat mengingat ekspresi dingin Ellain, tanpa sadar tubuh Brina mengigil. Wajah Ellain benar-benar menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL - END
Fantasy++17 tahun ke atas. Maaf tulisan saya bukan bacaan anak. Terdapat kata-kata kasar dan beberapa adegan dawasa di dalamnya. Suka bisa lanjutkan tidak maka tolong tinggalkan, terimakasih. Di jebak, di bodohi, di manfaatkan, di khianati dan pada akhirny...