A w a l M u l a ( 2 )

532 85 40
                                    

Heeseung perlahan terbangun begitu merasakan sentuhan dingin namun perih di pipinya, kepalanya pun terasa semakin berdenyut.

"Sudah bangun rupanya, maaf kalau aku lancang mengobati luka-luka di wajahmu. Tadi pengawas UKS yang menyuruhku melakukan ini supaya lukamu tidak iritasi" Geonu meletakkan obat-obatan dan plester yang telah ia gunakan untuk mengobati luka dan lebam yang ada pada Heeseung.

"Kenapa lukamu tidak segera kau obat---"

"Aku tidak apa-apa... tak usah khawatir padaku apalagi menatapku dengan pandangan seolah aku adalah orang yang kau kasihani" Heeseung berucap dengan ketus.

"Oh?" Geonu tersenyum tipis ketika Heeseung menjawabnya.

"Tak usah khawatir, lagipula ini hanya kecelakaan" gumam Heeseung.

"Kecelakaan seperti apa yang bisa membuat luka yang mirip dengan hantaman benda tumpul?" Geonu semakin mendekat ke arah Heeseung yang kini nampak gelisah.

"......"

"Loh? Kok diam? Oh, jangan-jangan kau hidup sebatang kara jadi tidak ada yang mengoba---"

Ucapan Geonu terhenti begitu merasakan tarikan pada kerah seragamnya tak lupa tatapan penuh amarah yang ditujukan pada Geonu seorang. Jujur saja Geonu sudah agak gemetar dan merinding ditatap seperti itu, tapi Geonu tetaplah Geonu,

"Jangan berkata macam-macam tentang keluargaku, Sialan!" Ancam Heeseung.

"Masih punya keluarga rupanya, apa mereka masih utuh?"

"Bukan urusanmu!"

"Yasudah, jadi kuanggap saja kau anak sebatang kara atau keluargamu sudah hanc---"

"DIAM!" Heeseung membentak Geonu dengan sangat keras.

"KAU TAU APA TENTANG KELUARGAKU, HAH?! AYAH DAN IBUKU MASIH HIDUP WALAUPUN BARU BERCERAI! AKU HIDUP BERSAMA IBUKU MESKIPUN SEKARANG IA SUDAH MENJADI ORANG YANG GILA KERJA DAN SUKA MEMUKULKU JIKA AKU MEMBAHAS TENTANG AYAH DAN JUGA ADIKKU! TAU APA KAU, BEDEBAH?! APA KAU TAU BAGAIMANA RASANYA INGIN MELAWAN TAPI KAU TAK BISA KARENA DIA ADALAH ORANG YANG MELAHIRKAN DAN MEMBESARKANMU?! JAWAB AKU, SIALAN!"

Heeseung berteriak penuh amarah namun sarat akan rasa sakit. Geonu sendiri hanya bisa terkejut karena teriakan Heeseung. Perlahan cengkraman pada kerah seragamnya melemah dan dapat Geonu lihat Heeseung terduduk dengan nafas terengah,

"Bagaimana? Sudah merasa lebih baik setelah melepaskan segala beban pikiran dan hatimu?" Geonu bertanya sambil tersenyum lembut.

"Apa....maksudmu?" Yang ditanya hanya bisa menatap tak percaya pada pemuda dengan pipi menggemaskan di hadapannya ini, bagaimana mungkin ia masih tersenyum setelah diteriaki dan diumpati oleh Heeseung? Belum lagi pertanyaan Geonu seperti menghantam kepalanya dengan keras.

"Kau.... merasa sulit untuk bercerita, bukan? Kau juga kelihatan tidak suka membebani orang lain. Tapi jangan lupa kalau kau itu manusia, jika kau menanggung semuanya sendiri maka kau akan mendapat tekanan yang besar."

"Kau..."

"Perihal kau yang dipukuli, maaf aku tidak tau akan hal itu. Aku hanya mencoba untuk membuatmu bisa mengeluarkan semua emosimu. Mungkin kau bisa untuk mencoba bicara baik-baik dengan ibumu? Jangan bertanya langsung to the point karena kemungkinan juga ibumu pasti masih trauma dengan perceraian, berikan dia waktu, ya?"

"......."

"Nah, sekarang jangan menutup matamu pada orang sekitarmu untuk berbagi cerita. Utamanya sahabatmu"

"Tapi... aku tidak mau merepotkan mereka"

"Justru mereka akan merasa gagal dan kecewa menjadi sahabatmu jika kau menutup dirimu terlalu rapat.... dan mereka pasti juga ingin dipercaya olehmu sebagai sahabat dengan kau mau berbagi suka maupun duka"

Ketua Kelas [ HeeGeon ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang